White Swan Online Store

Rabu, 04 Februari 2009

Kesalahan Membawa ”Nikmat”

Kesalahan Membawa “Nikmat”? Benar sekali. Anda memang tidak salah baca. Judul artikel ini memang bukan “Kesuksesan Membawa Nikmat” melainkan “Kesalahan Membawa Nikmat”. Apa mungkin kesalahan membawa nikmat? Ternyata, bukan sukses saja yang membawa nikmat. Banyak “nikmat” (baca: manfaat) yang bisa kita peroleh dari kesalahan yang kita lakukan, maupun dari kesalahan yang dilakukan orang lain. Simak yang berikut untuk menyingkap nikmat yang menyertai kesalahan.

Kesalahan dan Masa Depan
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “To Err is Human” (berbuat kesalahan adalah manusiawi). Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Pada umumnya orang-orang yang sukses pasti pernah juga melakukan kesalahan. Namun, mereka tidak menyia-nyiakan kesalahan yang mereka lakukan. Mereka menggunakan kesalahan-kesalahan sebagai batu loncatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, bisa kita tambahkan bahwa “Dengan belajar dari kesalahan kita menabur benih sukses.” Henry Mintzberg, pakar manajemen kelas dunia, guru besar di McGill University di Montreal Canada mengatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh banyak orang saat ini adalah perhatian yang terlalu besar pada kesalahan masa kini, bukan pada perbaikan kesalahan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, kita seharusnya bisa keluar dari jebakan kesalahan saat ini untuk kemudian bisa melihat apa yang bisa diperbaiki guna menciptakan sukses di masa depan. Untuk itu, kesalahan masa lalu dan masa kini perlu dianalisis untuk dicarikan penyelesaiannya yang bisa membawa perubahan bagi masa depan yang lebih baik.

Kesalahan dan Persiapan
Kesalahan bisa terjadi karena kurang persiapan: terlalu tergesa-gesa sehingga kurang waktu, tenaga dan pikiran untuk persiapan, dan kurang tajam dalam mempertimbangkan detail yang perlu diperhatikan. Jika memang ini yang terjadi, kita bisa memperbaiki kesalahan dengan melakukan persiapan dan perencanaan yang lebih matang di masa depan. Dengan persiapan dan perencanaan yang lebih akurat, kesempatan kita untuk meraih keberhasilan pun bisa ditingkatkan. Melalui persiapan yang lebih matang, kita juga bisa mengantisipasi kesalahan yang mungkin akan terjadi; kita bisa menyiapkan skenario yang lebih tepat untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi ataupun meminimalkan risiko yang muncul karena melakukan kesalahan di masa depan.

Kesalahan dan Percaya Diri
Ketika kita melakukan kesalahan, kita dituntut untuk menelusuri kembali apa yang telah kita lakukan yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut. Pada “perjalanan” kali yang kedua ini, kita tentunya akan melakukan berbagai persiapan dan melengkapi diri dengan pengetahuan yang lebih banyak dan keterampilan yang lebih baik (yang kita peroleh dari pengalaman melakukan kesalahan tersebut). Semua ini membuat kita menjadi lebih siap ketika harus menghadapi kondisi, situasi ataupun masalah yang serupa. Kesiapan kita menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih tinggi, dan keyakinan untuk berhasil yang lebih besar.
Misalnya: belajar dari pengalaman melakukan kesalahan ketika sedang di-interview untuk mendapatkan pekerjaan, Sinta bertekat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia kemudian menganalisis semua jawaban yang ia berikan pada saat interview tersebut. Ia juga melakukan riset (melalui internet dan dengan bertanya kepada yang sudah lebih berpengalaman) mengenai strategi yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan. Bekal yang diperolehnya dari “riset” kecil yang dilaksanakannya ini menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih tinggi ketika di-interview untuk pekerjaan berikutnya. Rasa percaya diri ini telah membantu Sinta untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Kesalahan dan Komunikasi
Karena umumnya pekerjaan kita saling terkait dengan orang lain, kesalahan yang kita lakukan ataupun yang kita temui seringkali juga berdampak pada mereka. Untuk itu, ketika kita sadar telah melakukan ataupun menemukan kesalahan, kita perlu mengkomunikasikannya dengan pihak-pihak terkait (atasan, bawahan, rekan sekerja, ataupun pelanggan kita), agar dampak kesalahan tidak meluas. Ini menuntut keberanian kita untuk mengakui kesalahan, mendengarkan dan menerima kritik, serta nasihat dari orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi. Kritik dan nasihat dari orang lain bisa kita jadikan masukan yang berharga untuk memperbaiki kesalahan. Mungkin saja masukan ini tidak terpikirkan oleh kita, karena kita terlalu terpaku pada kesalahan yang telah terjadi. Jika kita berani mengakui kesalahan, orang lain juga akan menghargai keberanian kita tersebut.

Kesalahan dan Kreativitas
Ketika kita melakukan kesalahan pasti kita mengalami ketidaknyamanan: marah, sedih, malu, kecewa, ataupun kombinasi dari semua perasaan negatif tersebut. Tentunya kita tidak mau membiarkan perasaan-perasaan negatif ini melumpuhkan kreativitas kita. Sebaliknya, kita seharusnya terpacu untuk mencari cara baru ataupun cara yang lebih baik untuk menghindari ketidaknyamanan yang muncul dari kesalahan yang pernah kita buat tersebut. Kondisi seperti inilah yang merupakan sumber motivasi yang besar untuk memacu kreativitas kita mengeksplorasi berbagai alternatif lain untuk mencapai kesuksesan.

Kesalahan dan Pembelajaran
Kesalahan bisa muncul karena kurang pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu kita perlu mencari tahu keterampilan atau pengetahuan apa yang masih perlu kita pelajari untuk kita kembangkan agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
Dari kesalahan, kita juga bisa belajar cara-cara yang lain kali tidak boleh kita lakukan (agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali). Selain dari kesalahan yang kita lakukan sendiri, pembelajaran juga bisa kita peroleh dari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain (dengan demikian kita tidak perlu melakukan kesalahan dulu sebelum mendapatkan manfaat pembelajarannya).
Cara ini bisa kita terapkan dengan mengamati dan menganalisis kesalahan yang dilakukan orang lain. Misalnya, seorang olah ragawan yang sedang berlatih untuk menghadapi kejuaraan dunia, bisa menganalisis strategi bertanding para pesaingnya: apa kesalahan yang mereka lakukan, bagaimana agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Kesalahan dan Perbaikan
Kesalahan membawa perbaikan, karena melalui kesalahan kita bisa mengetahui hal-hal apa yang harus kita perbaiki. Misalnya saja, ketika pesawat ulang alik milik Amerika Serikat yang membawa beberapa kru meledak di angkasa beberapa saat setelah lepas landas, pemerintah negara adidaya ini segera melakukan pengecekan menyeluruh untuk mengidentifikasi kesalahan yang telah terjadi untuk kemudian dilakukan berbagai perbaikan. Demikian pula halnya dengan dua bersaudara Wright yang berupaya membuktikan bahwa manusia bisa “terbang” dengan menggunakan pesawat terbang. Ketika pertama kali melakukan penerbangan, banyak kesalahan yang dilakukan oleh Wilbur dan Orville Wright. Namun mereka tidak putus asa. Dengan kerja keras dan upaya perbaikan berkelanjutan, kedua kakak beradik ini melakukan berbagai perbaikan dari tiap kesalahan mereka, sampai akhirnya pesawat terbang ciptaan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa layak terbang.

Kesalahan dan Perubahan
Seringkali kesalahan memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perubahan. Misalnya saja, ketika kita harus belajar berjalan ataupun naik sepeda untuk pertama kalinya. Sebelum kita menjadi mahir berjalan atau naik sepeda, kita pasti harus melewati tahap melakukan kesalahan: salah kendali, salah arah, salah perkiraan, dan salah mengambil posisi yang tepat.
Demikian pula dengan mencoba sesuatu yang baru: mencoba mengendarai kendaraan baru, mencoba telepon seluler baru, melakukan pekerjaan yang baru, belajar bahasa yang baru, mencoba peralatan elektronik yang baru, memulai bisnis baru, memasuki pasar yang baru, ataupun memasuki wilayah baru. Kita perlu bereksperimen untuk mencoba hal yang baru. Bereksperimen berarti mengambil risiko untuk melakukan kesalahan. Kesalahan memang tidak menyenangkan (kita bisa merasa malu, takut, kesal, dan sedih), tetapi risiko harus diambil karena hanya dengan demikian perubahan bisa bergulir.

Kesalahan memang menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi bukan berarti kesalahan tidak ada gunanya. Melalui kesalahan, kita bisa memetik berbagai “kenikmatan”. Orang yang tidak mau belajar dari kesalahan (baik kesalahan yang dilakukan sendiri ataupun kesalahan yang dilakukan orang lain), tidak akan pernah menikmati manfaat dari kesalahan tersebut yang seringkali jauh lebih berharga dari kesalahan itu sendiri. Bahkan, seringkali kesalahan merupakan bagian dari perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Jadi, ketika kita melakukan kesalahan, kita jangan berlama-lama menangisi kesalahan tersebut. Kita perlu sigap untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari kesalahan yang terjadi.

Petuah Sang Guru tentang Bahasa Hati

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya; "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak? "Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak. "Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?" Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar. Menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan. mereka menggunakan BAHASA HATI ."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, TAK banyak mengucapkan kata-kata adalah merupakan cara yang BIJAKSANA. Sebaliknya bila seseorang tahu maksud bahasa hatimu, sekeras apapun ucapanmu akan membuat orang tetap dikuatkan dan didukung, bukan sakit hati.

Mari berbicara dengan BAHASA HATI.

Tak Menangis Jika Kalah

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri,sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.

"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan... Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya.

"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?"

Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah."

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata.

Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah.

Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut.

Senin, 02 Februari 2009

Persiapan Dana Pensiun

Siapkan Kebutuhan Masa Pensiun Sekarang

Sebagian besar dari kita memahami pentingnya menabung untuk membeli barang-barang atau sesuatu yang mahal yang ingin kita miliki, seperti mobil, tv baru, dan rumah. Akan tetapi, kita semua lupa bahwa satu hal yang paling mahal harganya yang harus Anda beli selama perjalanan hidup kita adalah “masa pensiun”.

Banyak dari kita yang lupa akan kebutuhan keuangan jangka panjang ini. kebutuhan ini semakin hari semakin mahal saja, diakibatkan dua hal. Pertama adalah kita hidup semakin panjang, di mana kita mungkin akan menghabiskan waktu 20-25 tahun setelah kita memasuki masa pensiun (usia 55) dan kita juga semakin lebih aktif.

Kedua, dan ini yang mengakibatkan kita warga Indonesia harus menyiapkannya karena tidak semua perusahaan memberikan benefit pensiun (bagi yang bekerja di perusahaan swasta). Bagi Anda yang bekerja di perusahaan pemerintah, pernahkah Anda menghitung berapa yang akan Anda dapat di masa pensiun nanti? Dari beberapa informasi yang pernah kami dapat, nilainya sangat kecil sehingga kita sebagai individu harus menyiapkannya secara mandiri.

Permasalahan kembali timbul karena sebagai besar masyarakat Indonesia kurang memahami persoalan investasi. Kami merasa berkewajiban untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar kehidupan keuangan di masa pensiun yang akan kita jalani terbebas dari masalah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menyiapkan kebutuhan masa pensiun yang kita idam-idamkan adalah tanggung jawab kita masing-masing. Kita harus melakukan sesuatu. Anda semua adalah arsitek bagi keuangan masa depan Anda masing-masing.

Menetapkan Tujuan Pensiun
Perencanaan pensiun yang efektif dimulai dengan mengidentifikasikan dan memprioritaskan tujuan pensiun. Kebutuhan masa pensiun sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang diinginkan. Misalkan, selama masa pensiun Anda ingin melakukan berbagai perjalanan wisata, membeli rumah untuk masa pensiun di luar negeri, atau bahkan memulai karir kedua atau memulai bisnis wiraswasta.
Secara umum bagi mereka yang sudah mendekati masa pensiun, 70-90% dari gaji akhir sebelum memasuki masa pensiun merupakan tujuan keuangan yang sebaiknya Anda miliki selama masa pensiun. Misalkan, gaji Anda adalah Rp 80 juta setiap tahunnya, paling tidak penghasilan yang seharusnya Anda miliki setiap tahunnya selama masa pensiun adalah sebesar Rp 56 juta–Rp 72 juta.

Tapi, bagi mereka yang masih berusia muda, misalkan 20 tahun atau 25 tahun akan sulit untuk bisa memperkirakan hal ini. Sebagai acuan awal, minimal alokasikan 10-15% dari pendapatan kotor Anda setiap bulannya untuk kebutuhan masa pensiun ini. Ingat, monitor perkembangannnya secara berkala dan revisi bila memang dibutuhkan.

Bagi Anda yang masih muda, kami sangat menyarankan agar Anda memprioritaskan kebutuhan masa pensiun ini. Beberapa kebutuhan keuangan mungkin masih dapat Anda pinjam, seperti membeli rumah atau mobil. Kalau kebutuhan, pensiun Anda tidak bisa meminjamnya. Anda harus menyiapkannya sendiri.

Kebutuhan Menabung Regular
Sekarang Anda sudah mendapatkan gambaran jelas mengenai kebutuhan masa pensiun Anda. Langkah selanjutnya merupakan langkah terpenting dalam mencapai kebutuhan tersebut, yaitu menabung secara regular untuk mencapainya. Tapi, dengan berbagai kebutuhan lain, mulai dari yang jangka panjang sampai jangka pendek harus juga kita pertimbangkan, bagaimana kita dapat menyisihkan untuk kebutuhan yang masih jauh di sana?

Berapa besar yang harus ditabung secara berkala untuk jangka waktu tertentu haruslah diperhitungkan terlebih dahulu. Banyak software atau tools yang bisa Anda pakai untuk menghitung kebutuhan ini. Atau Anda dapat berkonsultasi pada perencanaan keuangan mengenai hal ini.

Dalam menghitung kebutuhan menabung ini juga harus dipertimbangkan beberapa hal, seperti adanya pemasukan lain yang bisa menjadi sumber pendapatan lain selain dari yang akan Anda sisihkan. Misalkan, Anda memiliki rumah yang sebenarnya bisa Anda kontrakkan. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan tambahan pemasukan dari hasil sewa rumah tersebut, atau Anda memiliki benefit pensiun dari perusahaan. Hal ini juga harus masuk dalam pertimbangan kita.

Pertimbangan lain adalah inflasi. Inflasi menggerogoti nilai uang kita, semakin hari semakin kecil nilai tukar uang yang kita miliki karenanya. Kebutuhan masa pensiun yang masih relatif panjang, membutuhkan pertimbangan inflasi dalam perhitungannya. Dalam menghitung akibat inflasi, lebih baik menggunakan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai yang lebih rendah.

Berapa lama lagi Anda ingin pensiun, juga harus dipertimbangkan. Hal ini berkaitan dengan jangka waktu yang masih dimiliki untuk melakukan strategi menabung secara regular.

Pertimbangan terakhir adalah berkaitan dengan investasi, berapa tingkat pengembalian yang Anda harapkan? Ingat nilai uang Anda tergerus dengan inflasi sehingga Anda harus melawannya dengan menginvestasikan dana tersebut dalam investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih baik dari inflasi.

Pentingnya “Spending Plan”
Perencanaan pengeluaran atau “spending plan” merupakan proyeksi pendapatan dan pengeluaran keluarga untuk satu masa, misalkan per tahun. Pembuatan perencanaan pengeluaran merupakan pengumpulan semua ekspektasi pemasukan setiap bulannya selama satu tahun kedepan dan ekspektasi semua pengeluaran dalam bentuk tabular.

Ekspektasi pengeluaran sebaiknya dipisahkan antara yang tetap dan tidak tetap. Dari catatan kedua hal tersebut, hitunglah apakah Anda surplus atau defisit setiap bulannya.

Dengan informasi ini, Anda dapat memahami pola pengeluaran yang Anda lakukan setiap bulannya. Dan dengan informasi ini, Anda dapat belajar untuk mengontrol pengeluaran yang dilakukan setiap bulannya.

Dalam hal ini, perlu kiranya Anda memonitor pengeluaran yang Anda lakukan karena Anda harus juga menganggarkan untuk kebutuhan keuangan yang Anda inginkan di masa depan, yaitu kebutuhan masa pensiun. Masukkan tabungan untuk kebutuhan ini secara regular dalam pengeluaran Anda. Lakukan alokasi di awal bulan setiap pendapatan diterima. Jangan di akhir bulan karena seringkali sudah habis untuk kebutuhan-kebutuhan jangka pendek lainnya.

“Pay yourself first” itulah yang sering kita dengar dari para perencana keuangan di luar negeri. Kalimat ini dapat diartikan bahwa Anda harus menyisihkan untuk diri Anda sendiri (yaitu kebutuhan jangka panjang misalkan pensiun) sebelum Anda membayar untuk orang lain, kartu kredit misalnya.

Itulah program menabung untuk kebutuhan pensiun. Dan sebaiknya, Anda juga mengalokasikan pendapatan seperti bonus dan lain-lain (tidak regular) ke dalam tabungan tujuan pensiun. Karena hal ini akan sangat membantu pencapaian yang Anda inginkan.

Strategi Investasi

Setelah Anda membuat alokasi tabungan regular dari pendapatan bulanan Anda, sekarang waktunya Anda menginvestasikannya. Perlu kiranya kita memahami beberapa jenis instrument investasi yang ada. Beberapa alternatif instrumen investasi yang secara hukum sudah diatur oleh pemerintah, bisa Anda dapatkan sekarang ini, seperti deposito (instrumen perbankan), obligasi, saham, reksadana.

Secara singkat, deposito adalah merupakan instrumen investasi dengan tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah. Investasi awal yang dibutuhkan sekitar 1 juta rupiah. Jangka waktu penempatan deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

Obligasi pada dasarnya adalah surat utang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau institusi kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh tempo. Obligasi bisa menjadi alternatif investasi jangka panjang dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Untuk berinvestasi di obligasi, investor harus memiliki dana yang cukup besar umumnya transaksi obligasi satu perusahaan dilakukan dalam kelipatan Rp 1 miliar.

Saham adalah surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang telah go public. Saham dapat diperoleh pada saat IPO (Initial Public Offering) atau di pasar sekunder. Investasi awal yang harus dikeluarkan relatif beragam, hampir berlain di setiap perusahaan sekuritas, misal Rp. 25 juta. Investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari laba perusahaan dalam bentuk dividen dan capital gain dari kenaikan harga saham di kemudian hari.

Reksadana adalah suatu wadah yang digunakan oleh perusahaan sekuritas untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk diinvestasikan di dalam berbagai instrumen investasi dalam suatu portofolio investasi oleh manager investasi. Reksadana merupakan instrumen investasi yang memiliki resiko yang terbatas dengan tingkat pengembalian yang relatif cukup besar. Investasi awal dari reksadana cukup murah di mana dengan hanya Rp 500.000 Anda sudah dapat membeli produk reksadana dengan membeli unit penyertaan dari produk reksadana tersebut. Reksadana merupakan instrumen investasi alternatif yang relatif bagus karena memberikan beberapa manfaat bagi investor antara lain adalah akses kepada instrumen investasi seperti saham atau obligasi, pengelolaan oleh profesional manager investasi, diversifikasi investasi dengan dana relatif kecil, hasil investasi dari reksadana bukan merupakan objek pajak dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
Struktur Portofolio atau Diversifikan

Tentunya kita pernah mendengar satu kalimat “don’t put your eggs in one basket”. Apa arti dari kalimat tersebut? Bahwa kita jangan menempatkan semua dana yang kita miliki hanya dalam satu jenis aset saja. Karena bila terjadi kerugian, kita mengalami kerugian besar. Dari sudut pandang alokasi aset, kalimat di atas berarti mengurangi risiko portofolio dengan menambahkan jenis aset lain yang berprilaku berbeda dengan aset yang Anda miliki dalam portofolio. Hal ini biasa disebut sebagai diversifikasi portofolio.

Teori diversifikasi didasari oleh kenyataan bahwa nilai beberapa aset akan naik dan turun secara bersamaan dan beberapa aset lain nilainya bergerak ke arah yang berbeda. Faktor-faktor independen di luar dari karakteristik dari sebuah investasi, seperti keadaan ekonomi, politik dan kejadian sosial bisa mempengaruhi nilai investasi tersebut.

Risiko portofolio tidak dapat dihilangkan secara tuntas, tapi bisa dikurangi dengan membuat sebuah portoflio yang terdiversifikasi dimana didalamnya terdiri dari jenis aset yang berbeda-beda dimana nilainya secara historis bergerak kearah yang berbeda atau bergerak kearah yang sama tapi dengan perbedaan besar dan kecilnya perubahan yang terjadi.

Konsep inilah sebaiknya Anda gunakan untuk kebutuhan pensiun Anda. jangan tempatkan hanya pada satu instrumen, tapi alokasikan kepada beberapa instrument investasi yang memiliki karakteristik yang berbeda. Satu hal lagi, karena kebutuhan masa pensiun umumnya jangka panjang, maka tempatkan lebih besar pada instrument yang memberikan potensi pengembalian yang lebih besar dalam jangka panjang.

Demikianlah ulasan mengenai pentingnya perencanaan pensiun, semoga bermanfaat bagi kita semua. Rencanakan hidup Anda, hidupkan rencana Anda.

Uang vs Waktu

(Klik untuk Memperbesar)


Beberapa waktu lalu saya ingat kembali dengan sebuah buku yang sudah lama saya baca, judulnya “The Millionaire in You” yang ditulis oleh Michael LeBoeuf, Ph.D. Libur panjang akhir pekan ini saya habiskan dengan membaca ulang buku tersebut. Dari hasil baca ulang akhir minggu kemarin, saya mencoba untuk sedikit berbagai beberapa hal penting yang bisa menjadi bahan pemikiran bagi Anda bila ingin memiliki waktu untuk menikmati apa yang sudah Anda lakukan terhadap uang Anda selama ini.

Dalam setiap jiwa seseorang tersembunyi kehidupan yang mengagumkan yang penuh dengan kebebasan. Kunci untuk menemukan hal tersebut adalah dengan melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan dan mengambil keputusan yang tepat dari pilihan-pilihan yang ada.
Hanya ada empat hal penting berkaitan dengan uang yang harus Anda ketahui :
• Bagaimana Anda menghasilkannya
• Bagaimana Anda menyimpannya
• Bagaimana Anda menginvestasikannya
• Bagaimana Anda menikmatinya

Saya yakin, semua Anda sudah melakukan dan mengetahui hal tersebut di atas. Anda sudah memiliki penghasilan bulanan dari kerja Anda. Dan setiap bulan Anda menabung. Dari kumpulan simpanan tersebut Anda menginvestasikannya agar memberikan hasil yang lebih baik di jangka waktu yang lebih panjang. Dan tentunya Anda juga menikmati apa yang telah Anda peroleh dari penghasilan bulanan Anda. Tapi mengapa banyak orang yang merasa bahwa keuangannya masih saja sulit? Bukan kebebasan keuangan yang diperoleh malah pertumbuhan utang yang semakin hari semakin melilit.

Yang menarik dari diagram di atas adalah masing-masing kita terwakili pada satu titik tertentu di dalam diagram diatas, terkait dengan besarnya kekayaan dan waktu yang bisa digunakan secara bebas.

Waktu yang bisa digunakan secara bebas terlihat pada garis horizontal dengan skala 1 sampai 10. dan penghasilan bersih digambarkan pada garis vertical dengan skala sama mulai dari 1 sampai 10. Orang seperti apakah yang paling mirip dengan Anda? Dimanakah Anda akan menempatkan diri Anda dalam diagram tersebut?

(1,1) : Budak, dari sisi harta sedikit atau tidak memiliki harta sama sekali dan tak punya waktu bebas untuk dipakai. Dalam kehidupan kita sekarang ini, mungkin saja orang tua tunggal yang harus bekerja ekstra waktu dengan gaji yang rendah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya atau untuk membayar hutang-hutang rentinir yang terus saja membumbung.
(10,1) : Belalang, memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki atau sedikit memiliki kekayaan. Kiasan belalang ini seperti cerita dongeng di mana semut selalu bekerja keras untuk mengumpulkan makanan di waktu sulit sedangkan belalang menjalani hidup tanpa mengumpulkan untuk masa sulit.
(5,5) : Karyawan. Titik tengah ini mewakili sebagai besar masyarakat. mereka bekerja setiap hari selama berjanm-jam untuk dapat hidup layak guna membayar sewa rumah, menyediakan makanan untuk keluarga dan kebutuhan lainnya. Mereka menukarkan waktu mereka dengan uang dan menfokuskan untuk mencari uang untuk dapat dibelanjakan. Jika sikap ini terus dipertahankan, mereka akan terus menukar waktu mereka untuk mendapatkan uang, memasuki masa mereka tetap harus bekerja keras atau hidup dengan uang pensiun yang sangat minim.
(1,10) : Pemilik, yang memiliki kekayaan yang melimpah namun hanya sedikit waktu yang bisa digunakan secara bebas. Biasanya para wiraswasta, eksekutif perusahaan atau professional yang bekerja secara mandiri, merupakan kelompok di mana mereka disibukkan dengan bekerja setiap harinya. Mereka mengira mereka memiliki bisnis, tetapi pada kenyataannya bisnis tersebut yang memiliki mereka. Mereka mengira mereka memiliki karier, tapi sebenarnya karier yang mengikat mereka. Mereka memiliki banyak barang-barang berharga yang mereka bilang mereka miliki padahal barang-barang tersebut memiliki mereka. Kelompok ini harus terus bekerja untuk dapat mempertahankan gaya hidup atau hal-hal yang mereka miliki sekarang atau lebih banyak lagi.
(10,10) : Pemenang. Sang pemenang, mereka kaya karena mereka memiliki uang untuk dinikmati dan waktu yang bebas. Sang pemenang adalah mereka yang tidak harus bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk mereka dan menghasilkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Atau bisa disejajarkan sebagai investor dalam bukunya Kiyosaki. Nah sebenarnya apa sih yang bisa dilakukan agar kita termasuk dalam lingkaran atau titik koordinat (10,10) dalam kehidupan kita?

Uang dan Kesejahteraan Finansial
Di dunia materialistis seperti sekarang ini, adalah “normal” memakai baju yang Anda beli dengan kartu kredit yang belum lunas cicilannya untuk bekerja, meluncur menerobos kemacetan lalu lintas Jakarta dengan mobil yang masih diangsur, untuk mendapatkan penghasilan agar mampu membayar baju, mobil dan rumah yang hampir sepanjang hari kosong karena Anda harus pergi bekerja seharian.

Inilah contoh kehidupan modern saat ini, jika Anda memiliki uang, Anda tidak memiliki waktu untuk menikmatinya. Jika Anda memiliki waktu, Anda tidak memiliki uang untuk dapat menikmatinya. Inilah yang disebut oleh LeBoeuf mengenai perangkap waktu-uang. Bila ditelaah, pengaruh uang terhadap kehidupan bukan hanya dikarenakan tampilan iklan di berbagai media, tapi juga dipengaruhi oleh naluri alamiah manusia. Mungkin bila Anda memperhatikan anak berumur 3 tahun, tanpa diajari anak tersebut sudah berkeinginan untuk memiliki dan merebut sesuatu. Secara alami setiap manusia berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih yang secara langsung ini berkaitan dengan uang.

Dengan perkembangan teknologi dan perekonomian yang semakin pesat, naluri alamiah manusiapun berubah. Dalam transaksi perekonomian tunai, uang digunakan untuk memuaskan banyak keinginan, keinginan untuk hidup nyaman dan terjamin, keinginan untuk memiliki pekerjaan yang memberikan gaji besar dan lain-lain. Tetapi semua ini tidak berhenti disitu, semua itu akan terus berkembang, sehingga kita lupa akan kebutuhan riil yang sebenarnya kita butuhkan. Yang pada akhirnya malah menyalurkan energi untuk berburu uang sebanyak-banyaknya.

Walau pengaruh naluri alamiah manusia yang ingin lebih atau serakah, kita sebagai manusia tetap memiliki kebebasan dalam memilih dan menentukan nilai-nilai yang kita inginkan. Yang kita dapati sekarang adalah kecenderungan bukannya kendali. Dalam setiap pikiran manusia pasti ada sisi yang menginginkan semua yang lebih. Dengan hal ini memberikan motivasi tersendiri bagi Anda untuk melakukannya dengan baik dan mencapainya dengan cepat. Dorongan untuk hidup berlebih dapat dikendalikan dengan tetap berjalan di rel kehidupan yang telah Anda dan keluarga gariskan sebelumnya.

Inilah sisi positif dari keputusan yang diambil. Celakanya, banyak orang tua yang lupa diri, dengan bekerja membanting tulang, lupa akan waktu dan visi mengenai keluarga yang sejahtera. Di satu sisi, mereka memiliki banyak uang tapi di sisi lain waktu untuk keluarga terlupakan. Mereka membiarkan uang memimpin mereka.

Keluar dari Perangkap Waktu-Uang
Bagaimana kita bisa keluar dari perangkap waktu-uang dan menuju koordinat (10,10) dalam diagram LeBouef? Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami bagaimana Anda sampai di sana untuk pertama kalinya.

Kita terperangkap dalam pemikiran tersebut karena kita selalu berpikir bahwa pemecah masalah keuangan kita adalah gaji atau penghasilan yang kita terima. Semakin banyak uang yang kita hasilkan tentunya akan memecahkan semua masalah keuangan, betul begitu? Tidak seluruhnya benar.

Untuk itu dibutuhkan sebuah pandangan baru mengenai keuangan yang bisa memberikan rasa kesejahteraan yang lebih besar. Gagasannya adalah dengan menciptakan kehidupan keuangan mendasar yang sederhana dan tidak banyak memakan waktu dalam penanganannya.

Satu kata yang menurut hemat saya memberikan makna dalam keuangan keluarga, yaitu kesederhanaan. Kesederhanaan adalah kesadaran untuk berusaha membatasi kebutuhan pokok kehidupan berkeluarga. Kesederhanaan sama halnya dengan seni. Kesederhanaan memerlukan tidak hanya dengan membuang kemewahan hidup, tapi dibutuhkan perubahan cara pandang dari dalam yang tulus.

Ada orang yang mengartikan sederhana dengan kecenderungan mengawasi pengeluarannya dengan sangat ketat seperti halnya pengembara di gurun pasir yang mengawasi air minumnya. Hal ini tidak memecahkan permasalahan, yaitu kesejahteraan lahir batin. Pembatasan berlebihan malah merusak kepuasan kehidupan berkeluarga.

Intisari dari kesederhanaan—yaitu membedakan antara kebutuhan dan keinginan—menjadi sangat penting dalam menumbuhkan hubungan yang selaras dan lebih sehat berkenaan dengan uang. Dalam hal ini, tidak ada rumus yang dapat memenuhi standar semua orang. Kita pastinya pernah mengenal orang yang kikir dan materialistik, padahal ia hanya memiliki sedikit harta dan di lain pihak Anda juga menjumpai orang yang menyenangkan dan relatif mandiri yang memiliki kebendaan melimpah.

Dari ulasan singkat ini dapat disimpulkan, untuk mencapai koordinat (10,10) atau sebagai pemenang Anda harus menjalani kehidupan ini dengan lebih bijak, dimana Anda sebagai individu yang mengontrol semua keinginan dan kebutuhan Anda.

White Swan Online Store