Kesalahan Membawa “Nikmat”? Benar sekali. Anda memang tidak salah baca. Judul artikel ini memang bukan “Kesuksesan Membawa Nikmat” melainkan “Kesalahan Membawa Nikmat”. Apa mungkin kesalahan membawa nikmat? Ternyata, bukan sukses saja yang membawa nikmat. Banyak “nikmat” (baca: manfaat) yang bisa kita peroleh dari kesalahan yang kita lakukan, maupun dari kesalahan yang dilakukan orang lain. Simak yang berikut untuk menyingkap nikmat yang menyertai kesalahan.
Kesalahan dan Masa Depan
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “To Err is Human” (berbuat kesalahan adalah manusiawi). Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Pada umumnya orang-orang yang sukses pasti pernah juga melakukan kesalahan. Namun, mereka tidak menyia-nyiakan kesalahan yang mereka lakukan. Mereka menggunakan kesalahan-kesalahan sebagai batu loncatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, bisa kita tambahkan bahwa “Dengan belajar dari kesalahan kita menabur benih sukses.” Henry Mintzberg, pakar manajemen kelas dunia, guru besar di McGill University di Montreal Canada mengatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh banyak orang saat ini adalah perhatian yang terlalu besar pada kesalahan masa kini, bukan pada perbaikan kesalahan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, kita seharusnya bisa keluar dari jebakan kesalahan saat ini untuk kemudian bisa melihat apa yang bisa diperbaiki guna menciptakan sukses di masa depan. Untuk itu, kesalahan masa lalu dan masa kini perlu dianalisis untuk dicarikan penyelesaiannya yang bisa membawa perubahan bagi masa depan yang lebih baik.
Kesalahan dan Persiapan
Kesalahan bisa terjadi karena kurang persiapan: terlalu tergesa-gesa sehingga kurang waktu, tenaga dan pikiran untuk persiapan, dan kurang tajam dalam mempertimbangkan detail yang perlu diperhatikan. Jika memang ini yang terjadi, kita bisa memperbaiki kesalahan dengan melakukan persiapan dan perencanaan yang lebih matang di masa depan. Dengan persiapan dan perencanaan yang lebih akurat, kesempatan kita untuk meraih keberhasilan pun bisa ditingkatkan. Melalui persiapan yang lebih matang, kita juga bisa mengantisipasi kesalahan yang mungkin akan terjadi; kita bisa menyiapkan skenario yang lebih tepat untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi ataupun meminimalkan risiko yang muncul karena melakukan kesalahan di masa depan.
Kesalahan dan Percaya Diri
Ketika kita melakukan kesalahan, kita dituntut untuk menelusuri kembali apa yang telah kita lakukan yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut. Pada “perjalanan” kali yang kedua ini, kita tentunya akan melakukan berbagai persiapan dan melengkapi diri dengan pengetahuan yang lebih banyak dan keterampilan yang lebih baik (yang kita peroleh dari pengalaman melakukan kesalahan tersebut). Semua ini membuat kita menjadi lebih siap ketika harus menghadapi kondisi, situasi ataupun masalah yang serupa. Kesiapan kita menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih tinggi, dan keyakinan untuk berhasil yang lebih besar.
Misalnya: belajar dari pengalaman melakukan kesalahan ketika sedang di-interview untuk mendapatkan pekerjaan, Sinta bertekat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia kemudian menganalisis semua jawaban yang ia berikan pada saat interview tersebut. Ia juga melakukan riset (melalui internet dan dengan bertanya kepada yang sudah lebih berpengalaman) mengenai strategi yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan. Bekal yang diperolehnya dari “riset” kecil yang dilaksanakannya ini menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih tinggi ketika di-interview untuk pekerjaan berikutnya. Rasa percaya diri ini telah membantu Sinta untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Kesalahan dan Komunikasi
Karena umumnya pekerjaan kita saling terkait dengan orang lain, kesalahan yang kita lakukan ataupun yang kita temui seringkali juga berdampak pada mereka. Untuk itu, ketika kita sadar telah melakukan ataupun menemukan kesalahan, kita perlu mengkomunikasikannya dengan pihak-pihak terkait (atasan, bawahan, rekan sekerja, ataupun pelanggan kita), agar dampak kesalahan tidak meluas. Ini menuntut keberanian kita untuk mengakui kesalahan, mendengarkan dan menerima kritik, serta nasihat dari orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi. Kritik dan nasihat dari orang lain bisa kita jadikan masukan yang berharga untuk memperbaiki kesalahan. Mungkin saja masukan ini tidak terpikirkan oleh kita, karena kita terlalu terpaku pada kesalahan yang telah terjadi. Jika kita berani mengakui kesalahan, orang lain juga akan menghargai keberanian kita tersebut.
Kesalahan dan Kreativitas
Ketika kita melakukan kesalahan pasti kita mengalami ketidaknyamanan: marah, sedih, malu, kecewa, ataupun kombinasi dari semua perasaan negatif tersebut. Tentunya kita tidak mau membiarkan perasaan-perasaan negatif ini melumpuhkan kreativitas kita. Sebaliknya, kita seharusnya terpacu untuk mencari cara baru ataupun cara yang lebih baik untuk menghindari ketidaknyamanan yang muncul dari kesalahan yang pernah kita buat tersebut. Kondisi seperti inilah yang merupakan sumber motivasi yang besar untuk memacu kreativitas kita mengeksplorasi berbagai alternatif lain untuk mencapai kesuksesan.
Kesalahan dan Pembelajaran
Kesalahan bisa muncul karena kurang pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu kita perlu mencari tahu keterampilan atau pengetahuan apa yang masih perlu kita pelajari untuk kita kembangkan agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
Dari kesalahan, kita juga bisa belajar cara-cara yang lain kali tidak boleh kita lakukan (agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali). Selain dari kesalahan yang kita lakukan sendiri, pembelajaran juga bisa kita peroleh dari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain (dengan demikian kita tidak perlu melakukan kesalahan dulu sebelum mendapatkan manfaat pembelajarannya).
Cara ini bisa kita terapkan dengan mengamati dan menganalisis kesalahan yang dilakukan orang lain. Misalnya, seorang olah ragawan yang sedang berlatih untuk menghadapi kejuaraan dunia, bisa menganalisis strategi bertanding para pesaingnya: apa kesalahan yang mereka lakukan, bagaimana agar tidak melakukan kesalahan yang sama.
Kesalahan dan Perbaikan
Kesalahan membawa perbaikan, karena melalui kesalahan kita bisa mengetahui hal-hal apa yang harus kita perbaiki. Misalnya saja, ketika pesawat ulang alik milik Amerika Serikat yang membawa beberapa kru meledak di angkasa beberapa saat setelah lepas landas, pemerintah negara adidaya ini segera melakukan pengecekan menyeluruh untuk mengidentifikasi kesalahan yang telah terjadi untuk kemudian dilakukan berbagai perbaikan. Demikian pula halnya dengan dua bersaudara Wright yang berupaya membuktikan bahwa manusia bisa “terbang” dengan menggunakan pesawat terbang. Ketika pertama kali melakukan penerbangan, banyak kesalahan yang dilakukan oleh Wilbur dan Orville Wright. Namun mereka tidak putus asa. Dengan kerja keras dan upaya perbaikan berkelanjutan, kedua kakak beradik ini melakukan berbagai perbaikan dari tiap kesalahan mereka, sampai akhirnya pesawat terbang ciptaan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa layak terbang.
Kesalahan dan Perubahan
Seringkali kesalahan memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perubahan. Misalnya saja, ketika kita harus belajar berjalan ataupun naik sepeda untuk pertama kalinya. Sebelum kita menjadi mahir berjalan atau naik sepeda, kita pasti harus melewati tahap melakukan kesalahan: salah kendali, salah arah, salah perkiraan, dan salah mengambil posisi yang tepat.
Demikian pula dengan mencoba sesuatu yang baru: mencoba mengendarai kendaraan baru, mencoba telepon seluler baru, melakukan pekerjaan yang baru, belajar bahasa yang baru, mencoba peralatan elektronik yang baru, memulai bisnis baru, memasuki pasar yang baru, ataupun memasuki wilayah baru. Kita perlu bereksperimen untuk mencoba hal yang baru. Bereksperimen berarti mengambil risiko untuk melakukan kesalahan. Kesalahan memang tidak menyenangkan (kita bisa merasa malu, takut, kesal, dan sedih), tetapi risiko harus diambil karena hanya dengan demikian perubahan bisa bergulir.
Kesalahan memang menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi bukan berarti kesalahan tidak ada gunanya. Melalui kesalahan, kita bisa memetik berbagai “kenikmatan”. Orang yang tidak mau belajar dari kesalahan (baik kesalahan yang dilakukan sendiri ataupun kesalahan yang dilakukan orang lain), tidak akan pernah menikmati manfaat dari kesalahan tersebut yang seringkali jauh lebih berharga dari kesalahan itu sendiri. Bahkan, seringkali kesalahan merupakan bagian dari perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Jadi, ketika kita melakukan kesalahan, kita jangan berlama-lama menangisi kesalahan tersebut. Kita perlu sigap untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari kesalahan yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar