White Swan Online Store

Sabtu, 28 Februari 2009

Entrepreneurial Intelligence (Entre Q)

Sungguh suatu ironi, bahwa sebagian besar kelompok masyarakat kelas menengah atas dan berpendidikan tinggi ini tidak mampu mengkapitalisasi pendapatan yang mereka peroleh secara kreatif sehingga menjadi aset yang bisa memberikan jaminan bagi hari tua dan masa depan anak-anaknya. Kelompok ini tidak hanya terdiri dari para profesional saja tetapi juga mencakup para pengusaha muda dan pemilik bisnis yang notabene selama ini termasuk dalam kategori “wirausaha” atau “entrepreneur” yang sukses.
Mereka mampu memperoleh pendapatan yang besar (rich) tetapi tidak mampu mengelolanya dengan baik, sehingga dengan gaya hidup yang berlebihan akhirnya mereka menjadi konsumtif dan tidak memiliki kemapanan secara finansial (wealthy).

Berdasarkan survei Citibank bekerja sama dengan AC Nielsen, tergambar bahwa 80% professional, manager, executive & businessman usia 30 – 45 tahun, yang bergaji Rp 15,2 – 20,7 juta/bulan terancam miskin di hari tua. Mereka konsumtif, besar pasak daripada tiang, investasi kacau dan tak siap di hari tua. Inilah salah satu hal yang mendorong untuk menyebarkan topik mengenai kecerdasan kewirausahaan (entrepreneurial intelligence atau Entre-Q) sebagai bagian dari manajemen diri, yaitu bagaimana kita dapat mengendalikan kehidupan kita, secara finansial, emosional, sosial dan spiritual baik di masa kini maupun di masa depan.

Tulisan ini bukan mengenai bagaimana menjadi pengusaha sukses, bukan pula tentang bagaimana memulai bisnis Anda sendiri. Tetapi melalui tulisan ini saya mencoba mengubah pola pikir dan pola tindak kita dalam membangun sikap dan perilaku entrepreneur dalam diri kita.

Entre-Q kami definisikan dalam bahasa Inggris sebagai “the spirit and ability to create added value from the implementation of creativity and personal strengths into a sustainable and profitable business venture,” yaitu dorongan hati dan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan kreativitas dan kekuatan pribadinya menjadi sebuah usaha atau bisnis yang bisa memberi nilai tambah bagi dirinya.
Dengan kata lain, Kecerdasan berwirausaha (Entrepreneurial Intelligence) adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan.

Seperti yang diuraikan dalam artikel di atas, untuk mencegah kemungkinan kesulitan keuangan di hari tua, kita harus mengubah paradigma untuk mulai berorientasi ke arah kemapanan finansial dibanding kekayaan semata, diikuti dengan melakukan perencanaan keuangan dan investasi. Salah satunya antara lain adalah dengan memulai dan membangun bisnis yang dapat memberikan passive income (pendapatan yang terus kita peroleh meskipun kita sudah tidak bekerja lagi) yang dapat menjamin hari tua kita.

Kecerdasan wirausaha (Entrepreneurial Intelligence) bukan sekedar keterampilan membangun bisnis semata, tetapi lebih dari itu adalah sebuah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk senantiasa memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang kita miliki.

Setiap kita dapat menjadi entrepreneur yang sukses dan mencapai kemapanan finansial untuk meraih semua impian-impian kita. Setiap kita diciptakan Tuhan untuk memiliki kehidupan terbaik serta memberi manfaat bagi dunia di sekitar kita. Tuhan telah memberikan anugerah yang luar biasa kepada manusia, yaitu: kesadaran diri, imajinasi, hati kecil (conscience), dan kehendak bebas untuk menyadari keberadaan dan misi hidup kita, serta mengambil keputusan untuk menjadi (to be) apa pun yang kita impikan.

Jika kita memilih untuk menjadi entrepreneur yang sukses, hal pertama yang perlu kita miliki adalah keyakinan dan keberanian untuk memulai langkah pertama kita, keluar dari zona kenyamanan kita dan mulai mengubah diri (transformasi) melalui serangkaian kebiasaan-kebiasaan baru menjadi seorang entrepreneur. Karena kita tidak bisa mengharapkan hasil yang berbeda dengan melakukan hal-hal yang sama berulang-ulang.
Untuk menjadi entrepreneur sukses kita harus berubah. Kita harus memiliki keberanian untuk mengambil langkah pertama dan senantiasa fokus kepada impian kita. Untuk berubah menjadi seorang entrepreneur yang sukses, ada sepuluh kebiasaan yang perlu kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu:

Kebiasaan #1 : Find Your Purpose and Dream All the Time
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat kita mencapai target, goal atau impian kita, maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu kita dan memberi semangat serta antusiasme untuk mencapainya. Biasakanlah untuk memiliki target, baik harian, bulanan maupun tahunan. Apakah itu berupa peningkatan omset usaha, tingkat keuntungan, mobil idaman, rumah baru, kantor baru, dan sebagainya. Apa pun impian atau target kita, ingat kata kunci SMART (Specific, Measurable, Achieveable, Reality-based, Time frame): harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini dan memiliki jangka waktu tertentu.

Kebiasaan #2: Never-ending Innovation
Kebiasaan kedua adalah inovasi tiada henti. Seorang entrepreneur harus segera menerjemahkan impian-impiannya menjadi inovasi untuk pengembangan bisnisnya. Jika impian dan tujuan hidup kita merupakan fondasi bangunan bisnis kita, inovasi dapat diibaratkan pilar-pilar yang menunjang kokohnya bisnis kita. Impian saja tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan bisnis kita menjadi kokoh dalam badai kesulitan dan tantangan. Setiap fondasi baru yang kita buat, harus diikuti oleh pilar-pilar bangunan sebagai kerangka bangunan keseluruhan. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian barulah diikuti dengan product management, customer management, cashflow management, systems, dan sebagainya. Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Jadi untuk senantiasa dapat berinovasi kita memerlukan kecerdasan kreatif (creative intelligence). Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa menurunkan gelombang otak sedemikian sehingga kita dapat mencapai conscience kita sebagai sumber kreativitas dan intuisi bisnis kita.

Kebiasaan #3: Learn – Change and Grow
Kebiasaan ketiga yang sangat penting bagi seorang entrepreneur adalah senantiasa belajar, belajar dan belajar. Kehidupan ini penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk kemajuan, penyempurnaan dan pertumbuhan. Banyak sekali rahasia kehidupan yang harus dipecahkan dan hal-hal baru yang diciptakan oleh umat manusia untuk memenuhi impian dan membangun kenyamanan hidup. Oleh karenanya senantiasa tersedia ruang bagi munculnya gagasan ataupun ide-ide baru, perubahan dan penyempurnaan dalam setiap aspek kehidupan manusia, sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang.
Berarti bahwa sesungguhnya kehidupan ini masih banyak sekali rahasia yang harus dipecahkan oleh umat manusia, melalui pengalaman dan pencarian yang tiada henti akan kebenaran. Makna lain dari pernyataan ini adalah bahwa apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita adalah bagian dari sebuah proses alami untuk membantu kita dalam belajar, berubah dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Manakala seorang entrepreneur berhenti untuk belajar dan memperbaiki diri, saat itulah berarti dia mengambil keputusan untuk berhenti menjadi seorang entrepreneur. Belajar bagi seorang entrepreneur sejati adalah proses yang dilakukan seumur hidup, seperti halnya perubahan itu senantiasa terjadi sepanjang perjalanan hidupnya.

Kebiasaan #4: Accumulate Your Assets
Tujuan akhir menjadi seorang entrepreneur bukanlah menjadi business owner maupun investor. Tujuan akhirnya adalah mencapai kebebasan finansial serta dapat meraih impian-impian kita. Ingat bahwa entrepreneur bukanlah profesi ataupun pekerjaan. Entrepreneurship adalah sebuah cara kita menjalani kehidupan kita. Seorang pemilik sebuah usaha yang sibuk bekerja untuk perusahaan miliknya belumlah menjadi seorang entrepreneur sejati (true entrepreneur). Ketika dia belum mampu meninggalkan pekerjaan tersebut dan bebas menggunakan waktu dan uang yang dimilikinya untuk mencapai impian atau menjalani kehidupan yang luar biasa (great life). Satu-satunya cara mencapai kebebasan finansial adalah dengan memiliki kebiasaan untuk mengakumulasikan atau menambah aset bagus kita di balance sheet sehingga menambah pemasukan ke dalam income statement kita.
Cara yang paling mudah bagi kita untuk mulai memiliki kebiasaan ini adalah dengan menabung. Karena yang penting bukan berapa jumlah yang kita tabung, melainkan kesadaran bahwa setiap bulan kita menjadi lebih kaya. Balance sheet pribadi maupun usaha yang kita miliki harus senantiasa menunjukkan penambahan aset kita. Inilah satu-satunya indikator bahwa kita telah mengakumulasi kapital yang kita miliki.

Kebiasaan #5: Use Leverage Concept to Build Your Business
Seorang entrepreneur yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya. Sebagai ilustrasi, tahukah Anda bahwa setiap beberapa jam, restoran waralaba hamburger MacDonalds membuka satu gerai baru di seluruh dunia. Bagaimana mereka dapat melakukan hal tersebut. Bayangkan betapa efisien dan canggihnya para eksekutif dan karyawan MacDonalds sehingga mampu membangun satu outlet restoran setiap beberapa jam saja. Inilah contoh kekuatan dari leverage (pengungkit).
Contoh lain yang menarik adalah konsep pemasaran dengan sistem jaringan (network marketing). Bayangkan bahwa kita rata-rata bekerja 8 jam seminggu. Jika waktu produktif kita adalah 40 tahun, maka seumur hidup kita memiliki 80.000 jam kerja. Jika dalam jaringan kerja kita memiliki 1.000 anggota yang rata-rata bekerja satu jam sehari untuk bisnis network marketing kita, maka kita bisa menggantikan produktivitas seumur hidup kita hanya dalam 80 hari!!! Inilah kekuatan konsep leverage.

Kebiasaan #6: Nurture-Equip-Develop Your People
Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan bisnis kita, seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan dan passion untuk mengembangkan orang-orang di sekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik tidak diukur dari berapa banyak pengikutnya atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin-pemimpin baru di sekelilingnya.
Biasanya tidak lebih dari 20% dari total orang-orang kita yang berpotensi untuk dikembangkan terus. Dari 20% orang-orang inilah kita memilih sekitar 20% dari mereka untuk kita kembangkan menjadi pemimpin-pemimpin yang kelak akan mengembangkan dan menggantikan kita. Inilah proses yang disebut dengan developing, yang tidak sekedar meningkatkan keterampilan tetapi lebih penting adalah mengembangkan karakter dan kemampuan intra maupun inter-personal sebagai pemimpin bisnis. Jadi seorang entrepreneur yang cerdas harus senantiasa mengembangkan orang-orang di sekelilingnya agar pada gilirannya dapat menggunakan konsep leverage untuk mengembangkan bisnisnya.

Kebiasaan #7: Systemize Your Business
Sebuah usaha baru dapat dikatakan established ketika sudah dapat membangun sistem bisnis yang efektif dan efisien. Seperti halnya tubuh manusia adalah sebuah sistem yang terdiri atas beberapa sistem, perusahaan adalah sebuah sistem juga yang terdiri dari beberapa sistem. Jika tubuh manusia terdiri atas antara lain: sistem aliran darah, sistem pernapasan, sistem pencernaan dan sebagainya, perusahaan juga terdiri atas sejumlah sistem antara lain: sistem operasional harian, sistem pengembangan produk, sistem inventori, sistem administrasi penjualan, sistem pengelolaan piutang, sistem pemasaran, dan sebagainya. Sebagai entrepreneur atau pemimpin bisnis, salah satu tugas utama kita adalah menyiapkan dan menyempurnakan sistem-sistem tersebut sehingga pada akhirnya organisasi tidak tergantung pada orang semata, tetapi sistem yang dijalankan oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Kebiasaan # 8: Build Network & Alliances
Saya mengenal tiga orang teman yang pernah mengalami kejatuhan dalam bisnis sehingga mereka harus memulai segala sesuatunya dari nol (bahkan negatif, karena saat itu mereka terbelit utang). Sekarang ketiganya telah berhasil mengatasi kesulitannya, namun dengan kondisi yang sangat berbeda.
Dalam suatu kesempatan, saya bertanya kepada teman saya yang paling berhasil dari ketiga orang teman saya tersebut, apa yang menjadi rahasia keberhasilan dia. Pada awalnya ia menjelaskan kiat-kiat bisnis dan bisnis apa yang menurutnya sangat baik. Namun, jawaban dari pertanyaan mendasar saya apa yang paling penting untuk memulai segalanya dari nol adalah karena ia dibantu oleh jaringannya. Ia memiliki jaringan yang cukup kuat untuk membantunya, baik dari segi peluang bisnis, modal, maupun akses pada pemerintah.
Memang, memiliki jaringan yang baik saja tidak cukup. Jaringan merupakan prasyarat penting bagi kita untuk memulai segala sesuatunya ketika kita tidak memiliki apa pun. Jangan meremehkan apa yang bisa dilakukan oleh jaringan kita. Sekali lagi bahwa no man is an island. Sekecil apa pun jaringan yang kita miliki sekarang, mulailah membangunnya serta merawat dan memeliharanya. Kita tidak pernah tahu kapan kita membutuhkan jaringan tersebut. Keberhasilan kita menjadi entrepreneur sejati sangatlah tergantung pada jaringan dan mitra bisnis kita. Oleh karena itu membangun jaringan dan mengembangkan aliansi dan kemitraan bisnis merupakan kebiasaan yang harus senantiasa kita kembangkan.

Kebiasaan #9: Be A Smart Investor
Salah satu kekuatan entrepreneur yang cerdas dan sukses adalah kemampuannya dalam mengelola portofolio asetnya sehingga senantiasa berkembang dan bertambah banyak. Kemampuan mengelola portofolio aset adalah kemampuan yang terbentuk karena kebiasaan dan pengalaman yang panjang. Oleh karena itu, kita harus memiliki kebiasaan untuk selalu belajar dan melakukan investasi bisnis yang tepat dalam pengelolaan portofolio aset kita. Menjadi entrepreneur yang sukses bukanlah sekedar memiliki usaha sendiri namun juga mampu mengelola portofolio aset kita dan mengembangkan bisnis secara vertikal dan horisontal.

Kebiasaan #10: The Power of Giving: Give and Be Grateful
Kebiasaan kesepuluh seorang entrepreneur sejati adalah beramal dan mengucap syukur. Tuhan telah menciptakan alam semesta dengan segala kelimpahannya untuk kita syukuri dan nikmati. Kita diberikan kuasa untuk menjadi co-creator, rekan sekerja Tuhan, untuk menciptakan realitas kehidupan yang kita inginkan. Inilah yang menjadi rahasia mengapa orang-orang sukses seperti Warren Buffet, Andrew Carnegie, Bill Gates, John Rockefeller, Alfred Nobel, dan sebagainya adalah philanthropist (dermawan) sejati. Mereka memahami benar makna memberi dan mengucap syukur (charity and gratitude).Proses penciptaan realitas kehidupan kita diawali dengan keyakinan. Cara menunjukkan keyakinan atau iman tersebut adalah dengan mengucap syukur atas kelimpahan berkat yang diberikan Tuhan (thankfulness in advance – to be grateful before the creation). Jadi mengucap syukur merupakan keharusan yang tidak bisa kita hindari jika kita ingin menciptakan atau memimpikan sesuatu. Seringkali kita justru berdoa dalam kerangka berpikir kekurangan (statement of lack), padahal justru sebaliknya kita harus berdoa dengan penuh rasa syukur atas segala berkat kelimpahanNya dalam kehidupan kita (statement of gratitude).
Beramal (charity) adalah pengungkapan syukur (gratitude) kita atas anugerah kelimpahan dari Tuhan, sehingga bawah sadar kita berpikir bahwa kita berkecukupan bahkan berkelimpahan (prosperity consciousness). Pesan inilah yang ditangkap alam pikiran bawah sadar kita, menjadi sebuah afirmasi yang jika berulang-ulang dilakukan, maka bawah sadar kita akan mencari jalan untuk mewujudkan kehidupan berkelimpahan itu bagi kita.
Semoga tulisan ini dapat membantu para profesional, eksekutif dan bahkan para pengusaha muda untuk menjadi lebih cerdas dalam mengelola aset dan sumber daya yang mereka miliki secara kreatif dan inovatif sehingga terhindar dari kesulitan finansial di masa depan.

Orang Bodoh vs. Orang Pintar

Artikel menarik dari Mario Teguh.

Ada sesuatu yang menarik, ketika berdiskusi dengan mereka-mereka pelaku bisnis di Marketing Leadership Club, tentang orang bodoh dan orang pinter. Kira-kira anda termasuk kategori yang mana ya? Coba kita telaah beberapa statemen ringan ini:

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dibisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka disuruh orang pintar untuk membuatnya.


Orang Bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH) oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu orang pintar percaya. Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada diatas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu di dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja. Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang pintar meratap-ratap" kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford), Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group). Adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN :
Mendingan jadi orang pinter atau orang bodoh??
Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
Mana yang lebih mulia antara orang pinter atau orang bodoh??
Mana yang lebih susah, orang pinter atau orang bodoh??


KESIMPULA N :
Jangan lama-lama jadi orang pinter,
lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.

Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
Kata kunci nya adalah ' resiko ' dan ' berusaha ' ,
karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil,
selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk
selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut.
Dan mengabdi pada orang bodoh...

Diamanakah posisi anda saat ini...
Berhentilah meratapi keadaan anda yang sekarang...

Ini hanya sebuah Refleksi dari semua Retorika dan Dinamika kehidupan.
Semua Pilihan dan Keputusan ada ditangan anda untuk merubahnya,
Lalu perhatikan apa yang terjadi...


NB : Tetaplah menjadi orang pintar, namun melakukan tindakan seperti orang bodoh di atas.

Hey Problem, I Have a Big God

Seorang walikota mengundang para penduduk di kotanya untuk menghadiri acara tahunan di pusat kota. Kota ini merupakan salah satu penghasil anggur terkemuka di seantero negeri. Karena itu, semua orang yang datang diwajibkan menyumbangkan sebotol anggur untuk dana sosial. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Di depan gedung pertemuan telah disediakan sebuah gentong besar. Semua tamu datang membawa sebotol anggur dan menuangkan isi botol tersebut ke dalam gentong yang tersedia. Beberapa saat setelah pesta dimulai, panitia kota segera membuka gentong itu. Betapa terkejutnya mereka karena gentong itu ternyata hanya berisi air.
Apa yang menarik dari cerita di atas? Ternyata semua penduduk melakukan hal yang sama. Mereka hanya membawa air, bukan anggur. Mereka pikir apa yang mereka lakukan tak akan mempengaruhi keadaan. Apalah artinya sebotol air dibandingkan segentong anggur?

Cerita di atas dapat mencerminkan perilaku kita sehari-hari. Tak usah jauh-jauh. Lihatlah pemilu legislatif lalu. Berapa banyak yang memilih golput? Lebih dari 30 juta orang. Bahkan pemenang Pemilu 2004 sebetulnya adalah ''Partai Golput''. Mereka mungkin mungkin kecewa karena era reformasi belum juga menghasilkan pemerintahan yang bersih. Yang terjadi justru sebaliknya, kehidupan rakyat jadi bertambah sulit.
Orang-orang apatis macam ini senantiasa melihat diri mereka sebagai korban yang tak berdaya. Mereka melihat diri mereka ''sangat kecil'' dan melihat masalah mereka ''sangat besar.'' Pikiran semacam ini sangat berbahaya, karena membuat mereka ''semakin kecil.'' Sebaliknya masalah yang dihadapi tak berubah bahkan bertambah besar.

Ada dua cara berpikir dalam menghadapi masalah. Pendekatan pertama melihat masalah sebagai ''sesuatu yang besar.'' Orang yang berpikir begini biasanya cukup puas dengan hanya membicarakan masalah tersebut. Dalam berbagai diskusi orang tipe ini hanya mengatakan, ''Sesuatu harus dilakukan...'' Mereka tidak menempatkan diri mereka dalam situasi dimana mereka dapat melakukan suatu tindakan sendiri. Nah, kalau untuk masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan diri kita saja kita sudah merasa tak berdaya apalagi untuk masalah-masalah yang ruang lingkupnya lebih besar seperti yang berkaitan dengan bangsa dan negara.

Padahal disinilah letak masalahnya. Seorang pengarang, Karl Heinz Pickle, mengatakan, ''Adalah munafik bila seseorang berkata kasihan, tapi tak berbuat apapun.'' Berkata kasihan saja tak pernah akan menyelesaikan masalah.

Pendekatan kedua melihat masalah sebagai ''sesuatu yang kecil.'' Masalah adalah sesuatu yang jauh lebih kecil dari pada hidup itu sendiri. Masalah justru akan membuat kita ''benar-benar hidup.'' Orang yang seperti tidak hanya mengeluh dan memikirkan masalahnya tapi senantiasa berorientasi pada solusi. Pertanyaan mereka sederhana saja, ''Apa yang bisa saya lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?''

Inilah sebuah pertanyaan sederhana yang perlu Anda tanyakan setiap Anda mulai mengeluh terhadap masalah apa pun, sebesar apa pun. Mia Schmallenbach adalah salah satu contoh yang patut saya sebutkan di sini. Gadis berusia 15 tahun berkebangsaan Kanada dan Jerman yang pernah tinggal di Jakarta ini mempunyai cita-cita yang mulia yaitu 'menyelamatkan dunia.' Ini sebuah ide besar, tapi bagaimana caranya? Mia tidak berbicara dalam seminar-seminar yang muluk. Ia hanya mengumpulkan ide-ide praktis dan sederhana yang dapat kita mulai sekarang juga dalam bukunya 101 Ideas to Save Our World, Starting at Home.

Dengan berpikir bahwa setiap masalah kecil Anda akan makin kreatif. Terus terang saat ini saya ''agak terganggu'' dengan sebuah lembaga survei pemilu yang sering mempublikasikan penelitiannya di berbagai media cetak dan elektronik. Berdasarkan informasi yang saya miliki, saya menduga keras bahwa survei-survei yang mereka publikasikan adalah ''survei pesanan'' yang dibuat untuk memenangkan kandidat presiden yang menjadi klien mereka. Survei-survei ini muncul setiap hari di banyak stasiun TV dan dibahas oleh banyak pengamat.

Terus terang, bukan hanya akal sehat saya yang merasa dilecehkan dengan survei ini. Nurani saya pun terusik. Tapi apa yang bisa saya lakukan padahal saya bukanlah seorang pengamat politik? Setelah berpikir keras, saya kemudian memutuskan untuk mengirim surat pembaca ke berbagai media cetak terkemuka. Lepas dari berhasil tidaknya usaha ini meng-counter opini publik, paling tidak saya sudah melakukan sesuatu yang bisa saya lakukan. Dan, ini membuat saya sangat berbahagia.

Kalau Anda berpikir bahwa setiap masalah itu kecil, Anda akan semakin besar dan berdaya. Dan, Anda pun dapat membuat perbedaan. You Make the Difference ! Saya teringat sebuah pesan SMS yang pernah dikirimkan adik saya. Bunyinya begini, ''Dalam situasi yang sulit jangan pernah mengatakan, ''God, I have a big problem'' tetapi katakanlah ''Hey problem, I have a Big God'', dan semua masalah tersebut akan selesai dengan baik.

Jumat, 06 Februari 2009

Ciri-ciri Orang yang Mencintaimu

  1. Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa, ia mencintaimu. Dia hanya tahu, di mata dia, kamulah satu satunya…
  2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah, gila, jengkel, stress. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu…
  3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu…
  4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu...
  5. Seseorang yang mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. . Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untuk kamu…
  6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya....
  7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya…
  8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bias mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini…
  9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata "I LOVE YOU" pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu…
  10. Seseorang yang benar - benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia dan tersenyum…
  11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu saying seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : “Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari?” Dengan hatinya yang tulus…
  12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar - benar bekerja dan berguna...
  13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda - benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan 'I LOVE YOU' ada didalam dompetnya...
  14. Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata - kata manis. Tapi kamu tahu, 'kecupannya' sudah menyalurkan semua...
  15. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuatmu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu. ..
  16. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri…
  17. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain.

Rabu, 04 Februari 2009

Sales Territory & Time Management Bagian IV –Sales Territory & Distributor Company

Hubungan antara Sales Territory dan Fokus kerja Distributor Company

Lalu apakah hubungannya antara Sales Territory dan Fokus kerja Distributor company ?

Fokus kerja Distributor :
  • Mengembangkan outlet pareto (20%).
  • Distribusi/spreading produk/jaga kerapatan distribusi.
Fokus Sales Territory :
  • Pembuatan rute yang efektif dan efisien.

Sehingga hubungannya adalah jika sales territory dibuat secara efektif dan efisien maka akan berpengaruh dalam kecepatan operasional distributor tersebut dalam menyebarkan produk-produknya, dan akan mempermudah distributor tersebut dalam memanage atau mengelola customer-customernya baik itu dalam aspek penjualan, aspek penagihan, aspek pengiriman, penambahan customer, atau review terhadap efektifitas bisnis dengan customer tersebut.

Sales Territory & Time Management Bagian III – Routing Sales Territory

Petunjuk Routing (Membuat Rute)
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam Routing agar perjalanan dalam
mencover area menjadi lebih pendek dengan waktu sesingkat mungkin :
  • Perjalanan keliling harus berbentuk melingkar.
  • Perjalanan keliling tidak boleh menyilang (cross).
  • Rute yang sama tidak boleh digunakan untuk pergi ke dan dari suatu
    pelanggan (Harus cari jalur yang berbeda yang lebih dekat untuk kembali
    ke home base).
  • Pelanggan pada area yang berdekatan harus dikunjungi secara berurutan.

Pola Routing

Rute yang efisien biasanya mengikuti salah satu pola dibawah ini :

1. Hopscotch


2. Cloverleaf



Metode untuk mendevelop rute yang efisien :
1. Largest Angle Heuristic



Contoh :
Sales telah menempuh perjalanan dari Titik A ke B. harusnya sales melanjutkan ke titik C atau D? Jika menggunakan metode Sudut heuristik yang paling besar, sales harus memilih untuk menuju D. Karena Ketika memilih suatu rute yang menggunakan Sudut heuristik yang paling besar, sales harus selalu menuju ke suatu titik yang menghasilkan penjuru/sudut yang paling besar untuk titik akhir yang dikunjungi. Heuristik ini akan membantu memastikan bahwa rute berbentuk lingkar dan menuju ke untuk menghasilkan rute yang efisien.

2. Closest Next Heuristic



Contoh :
Sales telah menempuh perjalanan dari Titik A ke B. harusnya sales melanjutkan ke titik C atau D? Jika menggunakan metode Closest Next Heuristic, Sales harus memilih untuk menuju D. Karena jika design route menggunakan metode Heuristik berikutnya yang terdekat, maka sales harus selalu menuju ke titik yang terdekat dari posisi sales terakhir.

Ilustrasi Rute Sales :

Sales Territory & Time Management Bagian II – Dasar Perancangan Sales Territory

Faktor-faktor Dasar dalam Merancang Sales Territory :

1. Potensi Wilayah

Potensi wilayah sangat berpengaruh terhadap pembagian terutama dalam hal kontribusi omset dan penghasilan Sales :
  • Kapasitas suatu teritori yang diproyeksikan dapat mempengaruhi nilai penjualan.
  • Parameter yang dijadikan patokan adalah Batasan Geografis, Jumlah Penduduk, Sumber daya ekonomi dan Sosial Budaya, Jumlah outlet (Customer dan Calon customer), Internal data (omzet per Customer, omzet per Sales, omzet per Area, District, Effective Call).
2. Beban Kerja Sales
  • Beban kerja sales adalah seluruh kegiatan yang harus dilakukan Sales untuk mencapai potensi permintaan penjualan di daerah teritorial yang dipercayakan padanya.
  • Ukurannya adalah jumlah kunjungan yang harus dilakukan Sales dalam satu tahun, Siklus kunjungan yang dilakukan serta Jumlah kunjungan max yang dapat dilakukan Sales dalam 1 hari dengan memperhitungkan waktu perjalanan, Jarak tempuh, pembuatan laporan, menungu pelanggan dan lain-lain.
  • Kemampuan Pengcoveran area (Jumlah customer yang dikunjungi)apakah sales mampu melayani semua customernya pada hari itu dan mampu mencari customer baru ?
3. Jarak Tempuh

  • Bagaimanakah Sales mengatur waktunya apakah waktu sales hanya dihabiskan untuk perjalanan atau membuat sales call.
4. Kondisi Geografis
  • Meminimumkan halangan/hambatan kondisi geografis.

  • Design pembagian wilayah harus memperhatikan sungai, pegunungan, lintasan kereta api, dan lain lain agar pengcoveran territory dapat dilakukan secara optimum.

5. Cara Monitoring dan Kontrol Territory

  • Kontrol territory dilakukan secara berjenjang agar proses control dapat berjalan dengan baik dengan berdasar pada parameter Call, Effektif Call, Aktifitas transaksi, Langganan Transaksi, Omset dan Tagihan.
  • Join visit secara rutin ke wilayah kerja Sales dengan acuan parameter diatas dan standar yang ditetapkan perusahaan.

Ilustrasi Sales Activity

(Klik untuk Memperbesar Gambar)

Hal-hal yang Harus Ditentukan dalam Design Territory

Menentukan batas coverage dan titik fokus (Home Base) berdasar :

  • Batasan-batasan politis/administratif (status, kota, daerah/provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Kelurahan).
  • Wilayah perdagangan.
  • Batasan-batasan alam : pegunungan, sungai, jalan kereta api, dan lain lain.

Menentukan bentuk territory agar Waktu dan Routing dapat dilakukan secara efektif dan effisien :

  • Wedge (irisan dengan bentuk pastel)
  • Circle (lingkaran)

Ilustrasi Design Territory Management :


(Klik untuk Memperbesar Gambar)

Sales Territory & Time Management Bagian I - Pengertian

Kita yang berkecimpung dalam dunia distribusi tentunya akan sangat berhubungan dengan Sales Territory atau wilayah kerja penjualan karena territory sales adalah suatu bagian yang sangat vital dalam menentukan sukses tidaknya penjualan kita sehingga diperlukan suatu strategy yang terencana dalam menempatkan sales force kita dalam suatu wilayah sehingga kita dapat benar-benar berhasil dalam menguasai pasar wilayah tersebut. Kesalahan dalam menempatkan sales force dan pembagian wilayah kerjanya akan berdampak pada membengkaknya cost per sales dan efektifitas kerja harian sales, yang akhirnya berdampak pada peyebaran dan penjualan produk yang kita pasarkan.

Sales Territory (Wilayah Penjualan) menurut William J Stanton :
Sales Territory adalah suatu daerah geografis tertentu yang dipercayakan pada seorang Sales atau Distributor dengan mempertimbangkan Jumlah customer atau
calon customer di tiap daerah geografis.

Philosopy Territory Management menurut Sun Tzu, The Art of War :

  1. Kalau anda mengenal musuh dan diri sendiri, anda tidak perlu takut terhadap 100 pertempuran.
  2. Kalau anda mengenal diri sendiri tetapi tidak mengenal musuh, untuk setiap kemenangan yang anda raih , anda juga akan menderita kekalahan.
  3. Kalau anda tidak mengenal diri sendiri ataupun musuh, anda akan kalah dalam setiap pertempuran.

Pertimbangan Perlunya Membentuk Wilayah Penjualan :

  • Pengcoveran yang lebih baik.
  • Mengurangi biaya penjualan.
  • Meningkatkan pelayanan terhadap customer.
  • Penilaian prestasi dan kinerja yang lebih akurat.

Resolusi Baru di Tahun Baru

Tahun yang baru saja kita lewati telah menorehkan banyak pengalaman berharga. Kemenangan, kelulusan, prestasi, kenaikan pangkat, dan berbagai kesuksesan lain bersanding dengan kepedihan, kegagalan, kekecewaan, musibah, dan krisis. Semuanya ini memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk memulai tahun yang baru dengan membuka lembaran baru: resolusi baru untuk meraih sukses.

Resolusi 1: Belajar
Don Miller, dalam artikelnya ”Ten Career Resolutions” menganalogikan tempat kerja sebagai ruang kelas. Dengan analogi ini, kita diajak untuk memetik pelajaran dari hari-hari ”belajar” di tempat kerja. Pelajaran ini penting untuk meningkatkan diri (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Lalu bagaimana caranya belajar di tempat kerja? Yang pertama adalah ”Ask, Listen, Learn” (bertanya, mendengar, dan belajar). Jika kita menemukan hal-hal yang membingungkan, meragukan, ataupun yang membangkitkan rasa ingin tahu kita, jangan ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan (pada teman sekerja, atasan, bawahan, sesama rekan kerja, pelanggan, dan supplier).
Setelah pertanyaan kita ajukan, kita perlu mendengarkan dengan penuh perhatian, penjelasan ataupun contoh-contoh yang diberikan kepada kita. Dengan mendengarkan penjelasan dan contoh-contoh tersebut, kita bisa mendapatkan berbagai pelajaran berharga untuk kemajuan kita.
Kita juga bisa belajar dengan menengok ke masa lalu, yaitu belajar dari pengalaman masa lalu, baik pengalaman sukses (agar kita bisa mengulang sukses atau meraih sukses yang lebih tinggi), maupun pengalaman gagal (agar kita tidak perlu mengalaminya lagi dan bisa mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kesalahan ataupun kerugian yang telah terjadi).

Resolusi 2: Bergerak Maju
Tidak ada seorangpun yang ingin kariernya ataupun kesuksesannya berjalan di tempat. Kita semua ingin maju. Jika kemajuan yang kita inginkan, kitapun harus bergerak maju.
Caranya? Menurut John E Anderson, konsultan bagi para atlet yang dikirim ke Olimpiade, untuk bergerak maju, kita harus mau menerima tanggung jawab yang lebih besar dari apa yang kita telah jalankan saat ini. Jika seorang atlet ingin maju, ia harus bersedia menerima tantangan untuk menerima target baru (misalnya: memecahkan rekornya sendiri). Jika seorang pegawai ingin maju, ia harus bersedia menerima tanggung jawab yang lebih tinggi dari jabatannya saat ini. Mungkin untuk beberapa saat, tanggung jawab belum disertai dengan kenaikan jabatan ataupun gaji.
Namun, jika orang tersebut telah mampu membuktikan kemampuannya untuk menjalankan tanggung jawab yang lebih besar, ketika lowongan terbuka, kemungkinan besar ialah yang akan mendapatkan kesempatan promosi tersebut.
Untuk maju, kita jangan hanya menunggu sampai tanggung jawab lebih besar diberikan ataupun datang pada kita. Kita harus proaktif untuk menunjukkan bahwa kita telah siap menjalankan tanggung jawab yang lebih tinggi (misalnya: dengan menawarkan bantuan, solusi, kesediaan untuk menjalankan tanggung jawab yang lebih besar).

Resolusi 3: Komunikasi
Semua masalah dalam hubungan antarpribadi berakar dari masalah komunikasi. Jadi, kuasailah keterampilan komunikasi yang efektif. Perhatikan mereka yang Anda anggap efektif dalam berkomunikasi dan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Bergurulah kepada mereka, baik dengan bertanya langsung maupun dengan mengamati dan meneladani apa yang mereka lakukan. Apa yang harus kita komunikasikan? Kita bisa mengomunikasikan target yang ingin kita raih kepada rekan dalam satu tim, dan rekan dalam tim-tim lain yang terkait. Dengan demikian mereka bisa mendukung kita (dan sebaliknya kita bisa membantu mereka) untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kita juga bias mengkomunikasikan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan kepada atasan, kepada karyawan, ataupun kepada pelanggan, sehingga mereka sadar bahwa kita telah melakukan sesuatu yang lebih baik untuk kepentingan mereka ataupun kepentingan bersama. Kita bisa mengomunikasikan standar kualitas pada para supplier, sehingga mereka bisa menyediakan barang-barang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan. Komunikasi ini harus dilakukan terus-menerus dengan monitoring dan pengecekkan di beberapa tingkatan untuk memastikan agar apa yang kita komunikasikan dapat ditangkap dengan benar.

Resolusi 4: Identifikasi Keunikan
Agar kita ataupun perusahaan kita bisa tampil menonjol dibandingkan dengan yang lain, kita perlu memiliki keunikan (yang tidak dimiliki pihak lain). Tanpa keunikan, kita tidak akan ”terlihat” dan ”dipilih” oleh orang lain.
Jika kita belum menemukan keunikan kita di tahun yang lalu, tahun ini kita perlu memiliki tekad dan upaya untuk menemukan keunikan tersebut. Jika keunikan telah berhasil kita temukan, kita perlu memperlihatkan dan mempromosikan keunikan tersebut kepada orang lain. Untuk itu kita bisa belajar dari sinetron Bajaj Bajuri. Ketika sinetron lain menawarkan hal-hal yang serupa (kemewahan, perseteruan bisnis, perselingkuhan, cerita mistik), Bajaj Bajuri berani melawan arus dengan menawarkan kesederhanaan hidup rakyat banyak yang dibumbui humor segar.
Keunikan inilah yang membuat Bajaj Bajuri ”dilirik” banyak pemirsa dan pemasang iklan. Keunikan yang telah berhasil kita temukan perlu senantiasa kita perbaharui dengan variasi dan inovasi baru, karena begitu keunikan kita ditiru oleh orang lain, maka keunikan tersebut, menjadi hal yang biasa.

Resolusi 5: Lakukanlah yang Terbaik
Selain memiliki keunikan, kita juga perlu melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik pada bidang yang kita tekuni. Jika kita tidak bisa menjadi yang terbaik, kita juga tidak akan terlihat unggul.
Keunggulan inilah yang akan membentuk reputasi kita. Kualitas diri (reputasi) akan selalu diingat orang. Jika kita tidak senantiasa berusaha melakukan yang terbaik, maka orang tidak akan menaruh kepercayaan pada kita. Sebaliknya, dengan senantiasa berusaha melakukan yang terbaik, orang akan melihat keseriusan kita dan kualitas kita yang sebenarnya, dan orangpun akan percaya untuk berbisnis dengan kita. Jadi, janganlah pernah mau melakukan hal-hal yang kualitasnya berada di bawah kemampuan kita. Jangan juga mengorbankan kualitas terbaik kita hanya karena uang ataupun keterbatasan waktu. Dengan menawarkan ataupun menunjukkan kualitas yang rendah, orang akan percaya bahwa itulah kualitas terbaik kita (padahal kita bisa melakukan yang lebih baik dari itu). Intinya: Lakukan yang terbaik sesuai dengan kualitas diri kita sebenarnya, karena kualitas diri merupakan modal kita untuk berbisnis ataupun beraktivitas dalam masyarakat di bidang apapun yang kita tekuni.

Resolusi 6: Kendalikan Kelemahan
Selain keunggulan ataupun keunikan, setiap orang pasti punya kelemahan. Tugas kita tidak berhenti pada upaya meningkatkan keunggulan saja, tetapi juga mengendalikan kelemahan, karena kelemahan ini bisa menjadi batu sandungan untuk kejatuhan kita jika tidak dikendalikan dengan baik. Apa yang bisa kita lakukan dengan kelemahan ini? Paling tidak ada dua hal yang bisa kita lakukan. Yang pertama adalah mengubah kelemahan menjadi kekuatan seperti yang dilakukan oleh Charlie Chaplin. Chaplin mengubah kelemahan fisik dan sifatnya yang pemalu menjadi ciri-ciri khasnya dalam film-film komedi yang dibintanginya.
Yang kedua adalah ”mengalahkan” kelemahan sehingga kelemahan bukan menjadi penghalang untuk sukses, seperti yang dilakukan oleh Hellen Keller. Dengan ”mengalahkan” kelemahan fisiknya dengan tidak menyerah untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain, Hellen berhasil meraih sukses dalam menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, bahkan meraih sukses pula dalam karirnya sebagai pembicara yang memberikan motivasi dan inspirasi pada banyak orang, terutama penderita cacat ganda untuk tidak putus asa dalam meraih sukses.

Resolusi 7: Berikan Penghargaan
Semangat juang kita untuk melakukan yang terbaik dalam meraih sukses bisa saja mengalami pasang surut. Untuk terus memompakan semangat, kita perlu juga memberikan penghargaan pada kesuksesan-kesuksesan ”kecil” yang berhasil kita raih dalam perjalanan menuju kesuksesan besar. Banyak hal bisa kita lakukan untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri. Ketika kita berhasil menyelesaikan sebuah artikel, kita bisa memberikan penghargaan berupa kesempatan untuk memainkan computer game yang kita senangi untuk beberapa ronde.
Setelah berhasil menyelesaikan sebuah tugas, kita bisa memberikan penghargan ”segelas es krim” atau ”sepotong coklat” untuk kita nikmati. Setelah kita berhasil menyelesaikan sebuah tugas besar yang terus menerus dilakukan secara maraton dalam tiga bulan, kita bisa mengambil ”cuti” untuk beristirahat di rumah atau berakhir pekan ke luar kota.
Jadi, penghargaan tidak harus selalu berupa uang atau barang berharga. Penghargaan ini bisa kita tentukan terlebih dahulu, sebelum memulai suatu tugas atau pekerjaan. Dengan demikian, kita memilki semangat tinggi untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan harapan dapat menikmati ”penghargaan” di akhir tugas.

Kepedihan dari kegagalan, masalah, dan musibah yang kita alami di tahun yang lalu tidak perlu kita ingat lagi. Yang perlu kita ingat adalah pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman-pengalaman tersebut. Tahun ini, dengan semangat baru, kita bisa membuka lembaran baru untuk bangkit kembali meraih kemenangan. Sukses untuk kita semua. Selamat Tahun Baru.

Kesalahan Membawa ”Nikmat”

Kesalahan Membawa “Nikmat”? Benar sekali. Anda memang tidak salah baca. Judul artikel ini memang bukan “Kesuksesan Membawa Nikmat” melainkan “Kesalahan Membawa Nikmat”. Apa mungkin kesalahan membawa nikmat? Ternyata, bukan sukses saja yang membawa nikmat. Banyak “nikmat” (baca: manfaat) yang bisa kita peroleh dari kesalahan yang kita lakukan, maupun dari kesalahan yang dilakukan orang lain. Simak yang berikut untuk menyingkap nikmat yang menyertai kesalahan.

Kesalahan dan Masa Depan
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “To Err is Human” (berbuat kesalahan adalah manusiawi). Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Pada umumnya orang-orang yang sukses pasti pernah juga melakukan kesalahan. Namun, mereka tidak menyia-nyiakan kesalahan yang mereka lakukan. Mereka menggunakan kesalahan-kesalahan sebagai batu loncatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, bisa kita tambahkan bahwa “Dengan belajar dari kesalahan kita menabur benih sukses.” Henry Mintzberg, pakar manajemen kelas dunia, guru besar di McGill University di Montreal Canada mengatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh banyak orang saat ini adalah perhatian yang terlalu besar pada kesalahan masa kini, bukan pada perbaikan kesalahan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jadi, kita seharusnya bisa keluar dari jebakan kesalahan saat ini untuk kemudian bisa melihat apa yang bisa diperbaiki guna menciptakan sukses di masa depan. Untuk itu, kesalahan masa lalu dan masa kini perlu dianalisis untuk dicarikan penyelesaiannya yang bisa membawa perubahan bagi masa depan yang lebih baik.

Kesalahan dan Persiapan
Kesalahan bisa terjadi karena kurang persiapan: terlalu tergesa-gesa sehingga kurang waktu, tenaga dan pikiran untuk persiapan, dan kurang tajam dalam mempertimbangkan detail yang perlu diperhatikan. Jika memang ini yang terjadi, kita bisa memperbaiki kesalahan dengan melakukan persiapan dan perencanaan yang lebih matang di masa depan. Dengan persiapan dan perencanaan yang lebih akurat, kesempatan kita untuk meraih keberhasilan pun bisa ditingkatkan. Melalui persiapan yang lebih matang, kita juga bisa mengantisipasi kesalahan yang mungkin akan terjadi; kita bisa menyiapkan skenario yang lebih tepat untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi ataupun meminimalkan risiko yang muncul karena melakukan kesalahan di masa depan.

Kesalahan dan Percaya Diri
Ketika kita melakukan kesalahan, kita dituntut untuk menelusuri kembali apa yang telah kita lakukan yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut. Pada “perjalanan” kali yang kedua ini, kita tentunya akan melakukan berbagai persiapan dan melengkapi diri dengan pengetahuan yang lebih banyak dan keterampilan yang lebih baik (yang kita peroleh dari pengalaman melakukan kesalahan tersebut). Semua ini membuat kita menjadi lebih siap ketika harus menghadapi kondisi, situasi ataupun masalah yang serupa. Kesiapan kita menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih tinggi, dan keyakinan untuk berhasil yang lebih besar.
Misalnya: belajar dari pengalaman melakukan kesalahan ketika sedang di-interview untuk mendapatkan pekerjaan, Sinta bertekat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia kemudian menganalisis semua jawaban yang ia berikan pada saat interview tersebut. Ia juga melakukan riset (melalui internet dan dengan bertanya kepada yang sudah lebih berpengalaman) mengenai strategi yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan. Bekal yang diperolehnya dari “riset” kecil yang dilaksanakannya ini menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih tinggi ketika di-interview untuk pekerjaan berikutnya. Rasa percaya diri ini telah membantu Sinta untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Kesalahan dan Komunikasi
Karena umumnya pekerjaan kita saling terkait dengan orang lain, kesalahan yang kita lakukan ataupun yang kita temui seringkali juga berdampak pada mereka. Untuk itu, ketika kita sadar telah melakukan ataupun menemukan kesalahan, kita perlu mengkomunikasikannya dengan pihak-pihak terkait (atasan, bawahan, rekan sekerja, ataupun pelanggan kita), agar dampak kesalahan tidak meluas. Ini menuntut keberanian kita untuk mengakui kesalahan, mendengarkan dan menerima kritik, serta nasihat dari orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi. Kritik dan nasihat dari orang lain bisa kita jadikan masukan yang berharga untuk memperbaiki kesalahan. Mungkin saja masukan ini tidak terpikirkan oleh kita, karena kita terlalu terpaku pada kesalahan yang telah terjadi. Jika kita berani mengakui kesalahan, orang lain juga akan menghargai keberanian kita tersebut.

Kesalahan dan Kreativitas
Ketika kita melakukan kesalahan pasti kita mengalami ketidaknyamanan: marah, sedih, malu, kecewa, ataupun kombinasi dari semua perasaan negatif tersebut. Tentunya kita tidak mau membiarkan perasaan-perasaan negatif ini melumpuhkan kreativitas kita. Sebaliknya, kita seharusnya terpacu untuk mencari cara baru ataupun cara yang lebih baik untuk menghindari ketidaknyamanan yang muncul dari kesalahan yang pernah kita buat tersebut. Kondisi seperti inilah yang merupakan sumber motivasi yang besar untuk memacu kreativitas kita mengeksplorasi berbagai alternatif lain untuk mencapai kesuksesan.

Kesalahan dan Pembelajaran
Kesalahan bisa muncul karena kurang pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu kita perlu mencari tahu keterampilan atau pengetahuan apa yang masih perlu kita pelajari untuk kita kembangkan agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
Dari kesalahan, kita juga bisa belajar cara-cara yang lain kali tidak boleh kita lakukan (agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali). Selain dari kesalahan yang kita lakukan sendiri, pembelajaran juga bisa kita peroleh dari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain (dengan demikian kita tidak perlu melakukan kesalahan dulu sebelum mendapatkan manfaat pembelajarannya).
Cara ini bisa kita terapkan dengan mengamati dan menganalisis kesalahan yang dilakukan orang lain. Misalnya, seorang olah ragawan yang sedang berlatih untuk menghadapi kejuaraan dunia, bisa menganalisis strategi bertanding para pesaingnya: apa kesalahan yang mereka lakukan, bagaimana agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Kesalahan dan Perbaikan
Kesalahan membawa perbaikan, karena melalui kesalahan kita bisa mengetahui hal-hal apa yang harus kita perbaiki. Misalnya saja, ketika pesawat ulang alik milik Amerika Serikat yang membawa beberapa kru meledak di angkasa beberapa saat setelah lepas landas, pemerintah negara adidaya ini segera melakukan pengecekan menyeluruh untuk mengidentifikasi kesalahan yang telah terjadi untuk kemudian dilakukan berbagai perbaikan. Demikian pula halnya dengan dua bersaudara Wright yang berupaya membuktikan bahwa manusia bisa “terbang” dengan menggunakan pesawat terbang. Ketika pertama kali melakukan penerbangan, banyak kesalahan yang dilakukan oleh Wilbur dan Orville Wright. Namun mereka tidak putus asa. Dengan kerja keras dan upaya perbaikan berkelanjutan, kedua kakak beradik ini melakukan berbagai perbaikan dari tiap kesalahan mereka, sampai akhirnya pesawat terbang ciptaan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa layak terbang.

Kesalahan dan Perubahan
Seringkali kesalahan memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perubahan. Misalnya saja, ketika kita harus belajar berjalan ataupun naik sepeda untuk pertama kalinya. Sebelum kita menjadi mahir berjalan atau naik sepeda, kita pasti harus melewati tahap melakukan kesalahan: salah kendali, salah arah, salah perkiraan, dan salah mengambil posisi yang tepat.
Demikian pula dengan mencoba sesuatu yang baru: mencoba mengendarai kendaraan baru, mencoba telepon seluler baru, melakukan pekerjaan yang baru, belajar bahasa yang baru, mencoba peralatan elektronik yang baru, memulai bisnis baru, memasuki pasar yang baru, ataupun memasuki wilayah baru. Kita perlu bereksperimen untuk mencoba hal yang baru. Bereksperimen berarti mengambil risiko untuk melakukan kesalahan. Kesalahan memang tidak menyenangkan (kita bisa merasa malu, takut, kesal, dan sedih), tetapi risiko harus diambil karena hanya dengan demikian perubahan bisa bergulir.

Kesalahan memang menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi bukan berarti kesalahan tidak ada gunanya. Melalui kesalahan, kita bisa memetik berbagai “kenikmatan”. Orang yang tidak mau belajar dari kesalahan (baik kesalahan yang dilakukan sendiri ataupun kesalahan yang dilakukan orang lain), tidak akan pernah menikmati manfaat dari kesalahan tersebut yang seringkali jauh lebih berharga dari kesalahan itu sendiri. Bahkan, seringkali kesalahan merupakan bagian dari perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Jadi, ketika kita melakukan kesalahan, kita jangan berlama-lama menangisi kesalahan tersebut. Kita perlu sigap untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari kesalahan yang terjadi.

Petuah Sang Guru tentang Bahasa Hati

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya; "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak? "Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak. "Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?" Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar. Menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan. mereka menggunakan BAHASA HATI ."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, TAK banyak mengucapkan kata-kata adalah merupakan cara yang BIJAKSANA. Sebaliknya bila seseorang tahu maksud bahasa hatimu, sekeras apapun ucapanmu akan membuat orang tetap dikuatkan dan didukung, bukan sakit hati.

Mari berbicara dengan BAHASA HATI.

Tak Menangis Jika Kalah

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri,sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.

"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan... Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya.

"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?"

Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah."

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata.

Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah.

Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut.

Senin, 02 Februari 2009

Persiapan Dana Pensiun

Siapkan Kebutuhan Masa Pensiun Sekarang

Sebagian besar dari kita memahami pentingnya menabung untuk membeli barang-barang atau sesuatu yang mahal yang ingin kita miliki, seperti mobil, tv baru, dan rumah. Akan tetapi, kita semua lupa bahwa satu hal yang paling mahal harganya yang harus Anda beli selama perjalanan hidup kita adalah “masa pensiun”.

Banyak dari kita yang lupa akan kebutuhan keuangan jangka panjang ini. kebutuhan ini semakin hari semakin mahal saja, diakibatkan dua hal. Pertama adalah kita hidup semakin panjang, di mana kita mungkin akan menghabiskan waktu 20-25 tahun setelah kita memasuki masa pensiun (usia 55) dan kita juga semakin lebih aktif.

Kedua, dan ini yang mengakibatkan kita warga Indonesia harus menyiapkannya karena tidak semua perusahaan memberikan benefit pensiun (bagi yang bekerja di perusahaan swasta). Bagi Anda yang bekerja di perusahaan pemerintah, pernahkah Anda menghitung berapa yang akan Anda dapat di masa pensiun nanti? Dari beberapa informasi yang pernah kami dapat, nilainya sangat kecil sehingga kita sebagai individu harus menyiapkannya secara mandiri.

Permasalahan kembali timbul karena sebagai besar masyarakat Indonesia kurang memahami persoalan investasi. Kami merasa berkewajiban untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar kehidupan keuangan di masa pensiun yang akan kita jalani terbebas dari masalah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menyiapkan kebutuhan masa pensiun yang kita idam-idamkan adalah tanggung jawab kita masing-masing. Kita harus melakukan sesuatu. Anda semua adalah arsitek bagi keuangan masa depan Anda masing-masing.

Menetapkan Tujuan Pensiun
Perencanaan pensiun yang efektif dimulai dengan mengidentifikasikan dan memprioritaskan tujuan pensiun. Kebutuhan masa pensiun sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang diinginkan. Misalkan, selama masa pensiun Anda ingin melakukan berbagai perjalanan wisata, membeli rumah untuk masa pensiun di luar negeri, atau bahkan memulai karir kedua atau memulai bisnis wiraswasta.
Secara umum bagi mereka yang sudah mendekati masa pensiun, 70-90% dari gaji akhir sebelum memasuki masa pensiun merupakan tujuan keuangan yang sebaiknya Anda miliki selama masa pensiun. Misalkan, gaji Anda adalah Rp 80 juta setiap tahunnya, paling tidak penghasilan yang seharusnya Anda miliki setiap tahunnya selama masa pensiun adalah sebesar Rp 56 juta–Rp 72 juta.

Tapi, bagi mereka yang masih berusia muda, misalkan 20 tahun atau 25 tahun akan sulit untuk bisa memperkirakan hal ini. Sebagai acuan awal, minimal alokasikan 10-15% dari pendapatan kotor Anda setiap bulannya untuk kebutuhan masa pensiun ini. Ingat, monitor perkembangannnya secara berkala dan revisi bila memang dibutuhkan.

Bagi Anda yang masih muda, kami sangat menyarankan agar Anda memprioritaskan kebutuhan masa pensiun ini. Beberapa kebutuhan keuangan mungkin masih dapat Anda pinjam, seperti membeli rumah atau mobil. Kalau kebutuhan, pensiun Anda tidak bisa meminjamnya. Anda harus menyiapkannya sendiri.

Kebutuhan Menabung Regular
Sekarang Anda sudah mendapatkan gambaran jelas mengenai kebutuhan masa pensiun Anda. Langkah selanjutnya merupakan langkah terpenting dalam mencapai kebutuhan tersebut, yaitu menabung secara regular untuk mencapainya. Tapi, dengan berbagai kebutuhan lain, mulai dari yang jangka panjang sampai jangka pendek harus juga kita pertimbangkan, bagaimana kita dapat menyisihkan untuk kebutuhan yang masih jauh di sana?

Berapa besar yang harus ditabung secara berkala untuk jangka waktu tertentu haruslah diperhitungkan terlebih dahulu. Banyak software atau tools yang bisa Anda pakai untuk menghitung kebutuhan ini. Atau Anda dapat berkonsultasi pada perencanaan keuangan mengenai hal ini.

Dalam menghitung kebutuhan menabung ini juga harus dipertimbangkan beberapa hal, seperti adanya pemasukan lain yang bisa menjadi sumber pendapatan lain selain dari yang akan Anda sisihkan. Misalkan, Anda memiliki rumah yang sebenarnya bisa Anda kontrakkan. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan tambahan pemasukan dari hasil sewa rumah tersebut, atau Anda memiliki benefit pensiun dari perusahaan. Hal ini juga harus masuk dalam pertimbangan kita.

Pertimbangan lain adalah inflasi. Inflasi menggerogoti nilai uang kita, semakin hari semakin kecil nilai tukar uang yang kita miliki karenanya. Kebutuhan masa pensiun yang masih relatif panjang, membutuhkan pertimbangan inflasi dalam perhitungannya. Dalam menghitung akibat inflasi, lebih baik menggunakan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai yang lebih rendah.

Berapa lama lagi Anda ingin pensiun, juga harus dipertimbangkan. Hal ini berkaitan dengan jangka waktu yang masih dimiliki untuk melakukan strategi menabung secara regular.

Pertimbangan terakhir adalah berkaitan dengan investasi, berapa tingkat pengembalian yang Anda harapkan? Ingat nilai uang Anda tergerus dengan inflasi sehingga Anda harus melawannya dengan menginvestasikan dana tersebut dalam investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih baik dari inflasi.

Pentingnya “Spending Plan”
Perencanaan pengeluaran atau “spending plan” merupakan proyeksi pendapatan dan pengeluaran keluarga untuk satu masa, misalkan per tahun. Pembuatan perencanaan pengeluaran merupakan pengumpulan semua ekspektasi pemasukan setiap bulannya selama satu tahun kedepan dan ekspektasi semua pengeluaran dalam bentuk tabular.

Ekspektasi pengeluaran sebaiknya dipisahkan antara yang tetap dan tidak tetap. Dari catatan kedua hal tersebut, hitunglah apakah Anda surplus atau defisit setiap bulannya.

Dengan informasi ini, Anda dapat memahami pola pengeluaran yang Anda lakukan setiap bulannya. Dan dengan informasi ini, Anda dapat belajar untuk mengontrol pengeluaran yang dilakukan setiap bulannya.

Dalam hal ini, perlu kiranya Anda memonitor pengeluaran yang Anda lakukan karena Anda harus juga menganggarkan untuk kebutuhan keuangan yang Anda inginkan di masa depan, yaitu kebutuhan masa pensiun. Masukkan tabungan untuk kebutuhan ini secara regular dalam pengeluaran Anda. Lakukan alokasi di awal bulan setiap pendapatan diterima. Jangan di akhir bulan karena seringkali sudah habis untuk kebutuhan-kebutuhan jangka pendek lainnya.

“Pay yourself first” itulah yang sering kita dengar dari para perencana keuangan di luar negeri. Kalimat ini dapat diartikan bahwa Anda harus menyisihkan untuk diri Anda sendiri (yaitu kebutuhan jangka panjang misalkan pensiun) sebelum Anda membayar untuk orang lain, kartu kredit misalnya.

Itulah program menabung untuk kebutuhan pensiun. Dan sebaiknya, Anda juga mengalokasikan pendapatan seperti bonus dan lain-lain (tidak regular) ke dalam tabungan tujuan pensiun. Karena hal ini akan sangat membantu pencapaian yang Anda inginkan.

Strategi Investasi

Setelah Anda membuat alokasi tabungan regular dari pendapatan bulanan Anda, sekarang waktunya Anda menginvestasikannya. Perlu kiranya kita memahami beberapa jenis instrument investasi yang ada. Beberapa alternatif instrumen investasi yang secara hukum sudah diatur oleh pemerintah, bisa Anda dapatkan sekarang ini, seperti deposito (instrumen perbankan), obligasi, saham, reksadana.

Secara singkat, deposito adalah merupakan instrumen investasi dengan tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah. Investasi awal yang dibutuhkan sekitar 1 juta rupiah. Jangka waktu penempatan deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

Obligasi pada dasarnya adalah surat utang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau institusi kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh tempo. Obligasi bisa menjadi alternatif investasi jangka panjang dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Untuk berinvestasi di obligasi, investor harus memiliki dana yang cukup besar umumnya transaksi obligasi satu perusahaan dilakukan dalam kelipatan Rp 1 miliar.

Saham adalah surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang telah go public. Saham dapat diperoleh pada saat IPO (Initial Public Offering) atau di pasar sekunder. Investasi awal yang harus dikeluarkan relatif beragam, hampir berlain di setiap perusahaan sekuritas, misal Rp. 25 juta. Investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari laba perusahaan dalam bentuk dividen dan capital gain dari kenaikan harga saham di kemudian hari.

Reksadana adalah suatu wadah yang digunakan oleh perusahaan sekuritas untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk diinvestasikan di dalam berbagai instrumen investasi dalam suatu portofolio investasi oleh manager investasi. Reksadana merupakan instrumen investasi yang memiliki resiko yang terbatas dengan tingkat pengembalian yang relatif cukup besar. Investasi awal dari reksadana cukup murah di mana dengan hanya Rp 500.000 Anda sudah dapat membeli produk reksadana dengan membeli unit penyertaan dari produk reksadana tersebut. Reksadana merupakan instrumen investasi alternatif yang relatif bagus karena memberikan beberapa manfaat bagi investor antara lain adalah akses kepada instrumen investasi seperti saham atau obligasi, pengelolaan oleh profesional manager investasi, diversifikasi investasi dengan dana relatif kecil, hasil investasi dari reksadana bukan merupakan objek pajak dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
Struktur Portofolio atau Diversifikan

Tentunya kita pernah mendengar satu kalimat “don’t put your eggs in one basket”. Apa arti dari kalimat tersebut? Bahwa kita jangan menempatkan semua dana yang kita miliki hanya dalam satu jenis aset saja. Karena bila terjadi kerugian, kita mengalami kerugian besar. Dari sudut pandang alokasi aset, kalimat di atas berarti mengurangi risiko portofolio dengan menambahkan jenis aset lain yang berprilaku berbeda dengan aset yang Anda miliki dalam portofolio. Hal ini biasa disebut sebagai diversifikasi portofolio.

Teori diversifikasi didasari oleh kenyataan bahwa nilai beberapa aset akan naik dan turun secara bersamaan dan beberapa aset lain nilainya bergerak ke arah yang berbeda. Faktor-faktor independen di luar dari karakteristik dari sebuah investasi, seperti keadaan ekonomi, politik dan kejadian sosial bisa mempengaruhi nilai investasi tersebut.

Risiko portofolio tidak dapat dihilangkan secara tuntas, tapi bisa dikurangi dengan membuat sebuah portoflio yang terdiversifikasi dimana didalamnya terdiri dari jenis aset yang berbeda-beda dimana nilainya secara historis bergerak kearah yang berbeda atau bergerak kearah yang sama tapi dengan perbedaan besar dan kecilnya perubahan yang terjadi.

Konsep inilah sebaiknya Anda gunakan untuk kebutuhan pensiun Anda. jangan tempatkan hanya pada satu instrumen, tapi alokasikan kepada beberapa instrument investasi yang memiliki karakteristik yang berbeda. Satu hal lagi, karena kebutuhan masa pensiun umumnya jangka panjang, maka tempatkan lebih besar pada instrument yang memberikan potensi pengembalian yang lebih besar dalam jangka panjang.

Demikianlah ulasan mengenai pentingnya perencanaan pensiun, semoga bermanfaat bagi kita semua. Rencanakan hidup Anda, hidupkan rencana Anda.

Uang vs Waktu

(Klik untuk Memperbesar)


Beberapa waktu lalu saya ingat kembali dengan sebuah buku yang sudah lama saya baca, judulnya “The Millionaire in You” yang ditulis oleh Michael LeBoeuf, Ph.D. Libur panjang akhir pekan ini saya habiskan dengan membaca ulang buku tersebut. Dari hasil baca ulang akhir minggu kemarin, saya mencoba untuk sedikit berbagai beberapa hal penting yang bisa menjadi bahan pemikiran bagi Anda bila ingin memiliki waktu untuk menikmati apa yang sudah Anda lakukan terhadap uang Anda selama ini.

Dalam setiap jiwa seseorang tersembunyi kehidupan yang mengagumkan yang penuh dengan kebebasan. Kunci untuk menemukan hal tersebut adalah dengan melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan dan mengambil keputusan yang tepat dari pilihan-pilihan yang ada.
Hanya ada empat hal penting berkaitan dengan uang yang harus Anda ketahui :
• Bagaimana Anda menghasilkannya
• Bagaimana Anda menyimpannya
• Bagaimana Anda menginvestasikannya
• Bagaimana Anda menikmatinya

Saya yakin, semua Anda sudah melakukan dan mengetahui hal tersebut di atas. Anda sudah memiliki penghasilan bulanan dari kerja Anda. Dan setiap bulan Anda menabung. Dari kumpulan simpanan tersebut Anda menginvestasikannya agar memberikan hasil yang lebih baik di jangka waktu yang lebih panjang. Dan tentunya Anda juga menikmati apa yang telah Anda peroleh dari penghasilan bulanan Anda. Tapi mengapa banyak orang yang merasa bahwa keuangannya masih saja sulit? Bukan kebebasan keuangan yang diperoleh malah pertumbuhan utang yang semakin hari semakin melilit.

Yang menarik dari diagram di atas adalah masing-masing kita terwakili pada satu titik tertentu di dalam diagram diatas, terkait dengan besarnya kekayaan dan waktu yang bisa digunakan secara bebas.

Waktu yang bisa digunakan secara bebas terlihat pada garis horizontal dengan skala 1 sampai 10. dan penghasilan bersih digambarkan pada garis vertical dengan skala sama mulai dari 1 sampai 10. Orang seperti apakah yang paling mirip dengan Anda? Dimanakah Anda akan menempatkan diri Anda dalam diagram tersebut?

(1,1) : Budak, dari sisi harta sedikit atau tidak memiliki harta sama sekali dan tak punya waktu bebas untuk dipakai. Dalam kehidupan kita sekarang ini, mungkin saja orang tua tunggal yang harus bekerja ekstra waktu dengan gaji yang rendah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya atau untuk membayar hutang-hutang rentinir yang terus saja membumbung.
(10,1) : Belalang, memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki atau sedikit memiliki kekayaan. Kiasan belalang ini seperti cerita dongeng di mana semut selalu bekerja keras untuk mengumpulkan makanan di waktu sulit sedangkan belalang menjalani hidup tanpa mengumpulkan untuk masa sulit.
(5,5) : Karyawan. Titik tengah ini mewakili sebagai besar masyarakat. mereka bekerja setiap hari selama berjanm-jam untuk dapat hidup layak guna membayar sewa rumah, menyediakan makanan untuk keluarga dan kebutuhan lainnya. Mereka menukarkan waktu mereka dengan uang dan menfokuskan untuk mencari uang untuk dapat dibelanjakan. Jika sikap ini terus dipertahankan, mereka akan terus menukar waktu mereka untuk mendapatkan uang, memasuki masa mereka tetap harus bekerja keras atau hidup dengan uang pensiun yang sangat minim.
(1,10) : Pemilik, yang memiliki kekayaan yang melimpah namun hanya sedikit waktu yang bisa digunakan secara bebas. Biasanya para wiraswasta, eksekutif perusahaan atau professional yang bekerja secara mandiri, merupakan kelompok di mana mereka disibukkan dengan bekerja setiap harinya. Mereka mengira mereka memiliki bisnis, tetapi pada kenyataannya bisnis tersebut yang memiliki mereka. Mereka mengira mereka memiliki karier, tapi sebenarnya karier yang mengikat mereka. Mereka memiliki banyak barang-barang berharga yang mereka bilang mereka miliki padahal barang-barang tersebut memiliki mereka. Kelompok ini harus terus bekerja untuk dapat mempertahankan gaya hidup atau hal-hal yang mereka miliki sekarang atau lebih banyak lagi.
(10,10) : Pemenang. Sang pemenang, mereka kaya karena mereka memiliki uang untuk dinikmati dan waktu yang bebas. Sang pemenang adalah mereka yang tidak harus bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk mereka dan menghasilkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Atau bisa disejajarkan sebagai investor dalam bukunya Kiyosaki. Nah sebenarnya apa sih yang bisa dilakukan agar kita termasuk dalam lingkaran atau titik koordinat (10,10) dalam kehidupan kita?

Uang dan Kesejahteraan Finansial
Di dunia materialistis seperti sekarang ini, adalah “normal” memakai baju yang Anda beli dengan kartu kredit yang belum lunas cicilannya untuk bekerja, meluncur menerobos kemacetan lalu lintas Jakarta dengan mobil yang masih diangsur, untuk mendapatkan penghasilan agar mampu membayar baju, mobil dan rumah yang hampir sepanjang hari kosong karena Anda harus pergi bekerja seharian.

Inilah contoh kehidupan modern saat ini, jika Anda memiliki uang, Anda tidak memiliki waktu untuk menikmatinya. Jika Anda memiliki waktu, Anda tidak memiliki uang untuk dapat menikmatinya. Inilah yang disebut oleh LeBoeuf mengenai perangkap waktu-uang. Bila ditelaah, pengaruh uang terhadap kehidupan bukan hanya dikarenakan tampilan iklan di berbagai media, tapi juga dipengaruhi oleh naluri alamiah manusia. Mungkin bila Anda memperhatikan anak berumur 3 tahun, tanpa diajari anak tersebut sudah berkeinginan untuk memiliki dan merebut sesuatu. Secara alami setiap manusia berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih yang secara langsung ini berkaitan dengan uang.

Dengan perkembangan teknologi dan perekonomian yang semakin pesat, naluri alamiah manusiapun berubah. Dalam transaksi perekonomian tunai, uang digunakan untuk memuaskan banyak keinginan, keinginan untuk hidup nyaman dan terjamin, keinginan untuk memiliki pekerjaan yang memberikan gaji besar dan lain-lain. Tetapi semua ini tidak berhenti disitu, semua itu akan terus berkembang, sehingga kita lupa akan kebutuhan riil yang sebenarnya kita butuhkan. Yang pada akhirnya malah menyalurkan energi untuk berburu uang sebanyak-banyaknya.

Walau pengaruh naluri alamiah manusia yang ingin lebih atau serakah, kita sebagai manusia tetap memiliki kebebasan dalam memilih dan menentukan nilai-nilai yang kita inginkan. Yang kita dapati sekarang adalah kecenderungan bukannya kendali. Dalam setiap pikiran manusia pasti ada sisi yang menginginkan semua yang lebih. Dengan hal ini memberikan motivasi tersendiri bagi Anda untuk melakukannya dengan baik dan mencapainya dengan cepat. Dorongan untuk hidup berlebih dapat dikendalikan dengan tetap berjalan di rel kehidupan yang telah Anda dan keluarga gariskan sebelumnya.

Inilah sisi positif dari keputusan yang diambil. Celakanya, banyak orang tua yang lupa diri, dengan bekerja membanting tulang, lupa akan waktu dan visi mengenai keluarga yang sejahtera. Di satu sisi, mereka memiliki banyak uang tapi di sisi lain waktu untuk keluarga terlupakan. Mereka membiarkan uang memimpin mereka.

Keluar dari Perangkap Waktu-Uang
Bagaimana kita bisa keluar dari perangkap waktu-uang dan menuju koordinat (10,10) dalam diagram LeBouef? Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami bagaimana Anda sampai di sana untuk pertama kalinya.

Kita terperangkap dalam pemikiran tersebut karena kita selalu berpikir bahwa pemecah masalah keuangan kita adalah gaji atau penghasilan yang kita terima. Semakin banyak uang yang kita hasilkan tentunya akan memecahkan semua masalah keuangan, betul begitu? Tidak seluruhnya benar.

Untuk itu dibutuhkan sebuah pandangan baru mengenai keuangan yang bisa memberikan rasa kesejahteraan yang lebih besar. Gagasannya adalah dengan menciptakan kehidupan keuangan mendasar yang sederhana dan tidak banyak memakan waktu dalam penanganannya.

Satu kata yang menurut hemat saya memberikan makna dalam keuangan keluarga, yaitu kesederhanaan. Kesederhanaan adalah kesadaran untuk berusaha membatasi kebutuhan pokok kehidupan berkeluarga. Kesederhanaan sama halnya dengan seni. Kesederhanaan memerlukan tidak hanya dengan membuang kemewahan hidup, tapi dibutuhkan perubahan cara pandang dari dalam yang tulus.

Ada orang yang mengartikan sederhana dengan kecenderungan mengawasi pengeluarannya dengan sangat ketat seperti halnya pengembara di gurun pasir yang mengawasi air minumnya. Hal ini tidak memecahkan permasalahan, yaitu kesejahteraan lahir batin. Pembatasan berlebihan malah merusak kepuasan kehidupan berkeluarga.

Intisari dari kesederhanaan—yaitu membedakan antara kebutuhan dan keinginan—menjadi sangat penting dalam menumbuhkan hubungan yang selaras dan lebih sehat berkenaan dengan uang. Dalam hal ini, tidak ada rumus yang dapat memenuhi standar semua orang. Kita pastinya pernah mengenal orang yang kikir dan materialistik, padahal ia hanya memiliki sedikit harta dan di lain pihak Anda juga menjumpai orang yang menyenangkan dan relatif mandiri yang memiliki kebendaan melimpah.

Dari ulasan singkat ini dapat disimpulkan, untuk mencapai koordinat (10,10) atau sebagai pemenang Anda harus menjalani kehidupan ini dengan lebih bijak, dimana Anda sebagai individu yang mengontrol semua keinginan dan kebutuhan Anda.

White Swan Online Store