White Swan Online Store

Jumat, 30 November 2007

Bagaimana Memanfaatkan Waktu dengan Bijak?

Mengapa sebuah proyek terlambat diselesaikan? Mengapai target tidak tercapai? Mengapa deadline tak terkejar? Semua ini tidak terjadi begitu saja, atau secara tiba-tiba, tetapi akibat tumpukan waktu yang tidak dikelola dengan bijak. Lalu mengapa kita perlu mengelola waktu dengan bijak? Bagaimana cara mengelola waktu dengan bijak? Dapatkan jawabannya dengan menyimak yang berikut.
Mengapa Perlu Memanfaatkan Waktu?
Banyak alasan yang perlu dipertimbangkan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak.
#1 Waktu adalah Uang
Karena terlambat datang ke sebuah wawancara, Nani kehilangan pekerjaan yang potensial memberikannya penghasilan 30% di atas penghasilannya sekarang. Karena tidak dapat memenuhi waktu penyelesaian sebuah proyek yang telah disetujui bersama dengan pihak pemberi proyek, perusahaan Pak Budi didenda US$ 5,000 setiap harinya. Kebiasaan Maya yang sering terlambat dalam banyak hal (datang terlambat, menyerahkan tugas dan laporan juga terlambat), Maya kehilangan kesempatan untuk mendapat promosi dengan tanggung jawab yang lebih besar serta gaji dan tunjangan jabatan yang lebih besar pula. Seandainya saja mereka bisa mengelola waktu dengan lebih bijak, maka pasti banyak kesempatan emas yang bisa mereka raih. Bagaimana dengan Anda?
#2 Waktu Tak akan Kembali
Berikut adalah sebuah ilustrasi menarik, diterima penulis dalam sebuah email. Coba bayangkan Anda setiap hari menerima uang sebesar US$ 86.400 di rekening bank Anda yang bisa Anda tarik sebagian, atau semuanya. Syaratnya hanya satu: jika uang ini tidak Anda manfaatkan pada hari yang sama, uang itu akan hangus, namun keesokan harinya Anda akan menerima sejumlah yang sama. Begitu seterusnya. Nah, apa yang akan Anda lakukan dengan uang sebesar US$ 86.400 setiap harinya? Apakah Anda akan memanfaatkan sebagian saja atau seluruhnya? Tanpa harus berpikir lama, kemungkinan besar Anda akan menjawab bahwa Anda akan memanfaatkan seluruhnya, karena jika tidak, uang ini akan hangus. Nah, ternyata sifat hangus ini juga berlaku bagi waktu. Waktu yang kita terima adalah anugerah yang nilainya lebih besar dari uang. Anugerah ini tidak bisa disimpan dan akan hangus jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik. Waktu yang telah lalu, tak akan kembali. Lalu, apa keputusan Anda?
Bagaimana Memanfaatkan Waktu?
Mungkin sekarang Anda sudah bisa diyakinkan bahwa waktu perlu dikelola dengan bijak. Tetapi, bagaimana caranya? Anda bisa belajar dari beberapa pelaku bisnis berikut yang telah berhasil mengelola waktu mereka dengan bijak.
#1 Fokus pada Kekuatan
Lucio A Noto, mantan CEO Mobil, salah satu perusahaan minyak terbesar dunia, menerapkan strategi untuk fokus pada kekuatan. “Do what you do best, let others take care of the rest,” demikian motto sang CEO. Menurut Lucio, dengan cara ini banyak waktu yang dapat dihemat dan dialokasikan untuk melakukan hal-hal yang lebih penting atau lebih memiliki nilai tambah bagi usaha yang ditekuni. Misalnya, untuk tampil unggul, Mobil, yang memiliki kekuatan di industri perminyakan, memfokuskan seluruh waktu, energi, dan sumber daya untuk membangun kekuatannya tersebut, sedangkan bidang-bidang lain yang bukan merupakan kekuatan dipangkas dan bidang yang sifatnya menunjang diserahkan pada pihak lain untuk mengelolanya. Hasilnya, Mobil mampu memfokuskan strateginya untuk mempertahankan keunggulannya dan berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya secara signifikan dari US$ 3 miliar menjadi US$ 12 miliar menjelang abad ke-21.
#2 Buat Daftar
Sebagai seorang pelaku bisnis yang memiliki dan mengelola berbagai usaha makanan, William E Heinecke, sangat mengandalkan daftar hal-hal yang harus dikerjakan (things to do) dan orang-orang yang harus dihubunginya (people to call). Tiap hari ia membuat daftar Things to do dan People to call. Daftar ini disusun berdasarkan skala kepentingan. Pada akhir hari, beberapa saat sebelum pulang, ia melihat kembali daftar yang dibuatnya tersebut. Di sisa hari ia mencoba menyelesaikan apa yang belum terselesaikan. Dalam perjalanan pulang dari kantor pun ia memanfaatkan waktunya menelepon orang-orang yang belum sempat diteleponnya. Dengan daftar ini, ia merasa lebih memiliki kendali terhadap waktu dan hasil yang diharapkannya.
#3 Ingat Tujuan
Jika Heinecke mengandalkan daftar, lain lagi dengan Bill Gates, Kaisar yang membidani Microsoft. Teknik mengelola waktu dengan bijak yang digunakan oleh Bill Gates adalah mengaitkan waktu dengan Tujuan. Bill Gates membuat daftar tujuan yang akan dicapainya. Tujuan ini dijadikannya acuan ketika memimpin rapat. Jika ada pembicaraan yang melenceng dari tujuan, pembicaraan tersebut bisa dialihkan kembali ke arah yang telah disepakati bersama. Dengan demikian rapat yang mengacu pada tujuan tersebut bisa diadakan dalam waktu yang lebih sedkit dengan hasil yang lebih baik (singkat namun berbobot).
#4 Menyisihkan Waktu Belajar
Jeffrey J Fox, penulis buku How to Become CEO, mengusulkan agar tiap orang secara rutin menyisihkan waktu untuk meningkatkan diri. Waktu yang dipilih bisa berbeda dari satu orang ke orang yang lain. Bagi yang merasa lebih produktif pagi hari, bisa menyisihkan satu jam di pagi hari untuk “belajar”, misalnya, waktu perjalanan dari rumah ke kantor (jika Anda naik kendaraan umum, atau jika Anda dibantu oleh supir pribadi). Sebaliknya, jika waktu produktif Anda adalah malam hari, Anda bisa menyisihkan waktu malam hari Anda untuk “belajar”. Belajar disini tidak harus dilakukan di kelas. Belajar bisa dilakukan dengan berdiskusi dengan orang lain, belajar “di internet”, membaca buku, koran, majalah, ataupun mendengarkan kaset-kaset pengembangan diri. Belajar merupakan upaya “mengisi bensin” bagi pikiran Anda agar Anda bisa terus melaju tanpa hambatan.
#5 Keep It Simple and Sound (KISS)
Ini merupakan strategi yang diterapkan oleh Chuck Knight, CEO Emerson Electric. Menurut Chuck, dengan menerapkan strategi ini, segala sesuatu (termasuk tugas yang rumit sekalipun) pasti bisa diselesaikan dalam waktu yang telah disepakati bersama. Caranya: Buat perencanaan. Dengan membuat rencana, setengah dari sukses sudah bisa diraih. Dalam membuat rencana, kita bisa mengidentifikasi tugas-tugas rumit dan memecahkannya menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana. Dalam perencanaan, kita bisa memperkirakan waktu yang diperlukan, mengantisipasi kesulitan, dan menyiapkan strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut sebelum kesulitan tersebut berubah menjadi masalah.
#6 Lihat ke Depan
Seperti seorang kapten kapal yang senantiasa harus melihat ke depan ketika mengemudikan kapalnya, demikian pula dengan seorang pemimpin bisnis. Menurut Bob Eaton dari DaimlerChrysler, seorang pemimpin bisnis harus mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk melihat ke depan (memanfaatkan kekuatan visi), sehingga ia bisa melihat ke arah mana bisnisnya akan melaju. Dengan demikian akan lebih mudah baginya untuk memberikan inspirasi kepada anak buah untuk mendayung ke arah yang sama. Dengan melihat ke depan ia juga bisa melihat batu-batu halangan yang menghadang di perjalanan menuju masa depan, sehingga ia dapat mengambil keputusan untuk memutar kemudi guna menghindari penghalang tersebut.
Pemanfaatan waktu pada dasarnya adalah sebuah kebiasaan. Upaya mengelola waktu dengan bijak merupakan upaya membangun kebiasaan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak. Kuncinya adalah disipilin diri. Sebagai tahap awal, coba tuliskan dari jam ke jam apa saja yang biasa Anda lakukan, lalu identifikasi “kebocoran” waktu yang terjadi. Dari sini Anda bisa memulai dan memilih strategi pengelolaan waktu yang paling tepat untuk kondisi Anda. Nah, bagaimana?

Rahasia Motivasi Diri

Berikut ini kutipan dari Herman Irawadi tentang rahasia membangkitkan motivasi diri.
Dear All,
Rahasia Motivasi Diri
Seorang teman baru-baru ini mengirimkan sebuah joke untuk menyindir menurunnya gairah saya untuk menulis (bila tidak mau dikatakan mandeg) dengan alasan sibuk di kantor, banyak pekerjaan lapangan, pulang sampai malam ditambah badan yang lelah dan segudang alasan lain untuk meyakinkan teman saya agar dia tidak meributkan mengapa saya tidak menulis lagi. Joke tersebut berakhir dengan ungkapan bahwa gairah saya menulis menurun bukan karena saya sibuk sana-sini, melainkan kurangnya motivasi. Setelah merenungi joke tersebut beberapa saat, ternyata memang ada benarnya, saya bisa saya menyisihkan waktu saya barang satu jam untuk menulis, saya dapat menulis sedikit-demi sedikit saat istirahat siang di kantor, saya dapat menulis setelah melepas lelah satu atau dua jam saja pada malam hari. Dari situ saya pelan-pelan mulai memahami bahwa semua permasalahan yang menyangkut apa yang kita kerjakan itu dapat terlaksana sesuai yang kita rencanakan, sesuai yang kita inginkan atau tidak selalu bermuara pada motivasi. Motivasi merupakan sebuah kata yang mudah diucapkan, mudah diberikan kepada orang lain dengan kata-kata yang berapi-api dan cukup menggetarkan dan menyalurkan energi positif bagi orang yang mendengarkannya, namun belum tentu kita dapat memotivasi diri kita sendiri dan menemukan rahasia agar motivasi dalam diri kita tetap terjaga. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana agar motivasi itu senantiasa ada di dalam diri seseorang dalam kurun waktu yang lebih lama?
#1 Berawal dari Ketegasan
Motivasi berawal dari ketegasan, atau dengan kata lain ketegasan ini adalah rahasia pertama dari motivasi. Jangan pernah melihat sekeliling anda, motivasi bukan petunjuk yang anda dapat dari sekeliling anda, bukan pelajaran yang didapat dari buku atau website, bukan pelajaran yang didapat dari seminar-seminar motivasi, dan bukan pula merupakan isi dari sebuah CD berisi ceramah ataupun berisi gambar-gambar danungkapan-ungkapan motivasi. Yang pasti seperti yang sudah saya tulis pada kalimat pertama, rahasia motivasi ada di dalam ketegasan anda untuk membuat diri anda bergairah menjalani hidup dan meraih apa yang anda inginkan. Perlu diingat disini, anda sendirilah yang dapat memotivasi diri anda secara lebih awet, anda sendiri yang dapat melakukanusaha-usaha untuk membuat diri anda lebih baik dikemudian hari dengan meminimalkan gangguan, merencakan pekerjaan dengan lebih baik dan menjalankan apa yang anda rencanakan dengan sebaik-baiknya. Anda sendiri yang dapat menentukan kapan anda menyerah pada keadaan atau menghilangkan segala ketakutan dan kekhawatiran anda dalam menjalani hidup ini, yang jelas motivasi itu mengandung kebebasan untuk memilih.
#2 Berpikir bahwa Anda Mampu Meraihnya
Usaha untuk meraih sesuatu yang kita inginkan dalam hidup ini dipengaruhi pula oleh cara berpikir kita terhadap apa yang akan kita raih atau yang kita inginkan. Norman Vincent Peale mengatakan " ubahlahc ara berpikirmu, maka kau akan mengubah duniamu, jadi memikirkan apa yang akan kita raih, akan sangat mempengaruhi upaya kita untuk mengubah keadaan hidup kita dan mungkin juga lingkungan kita sesuai yang kita inginkan. Cara berpikir seperti itu pula yang akan melipat gandakan motivasi kita untuk melakukan hal-hal terbaik melalui sebuah efek domino di mana cara berpikir akan mempengaruhi sikap mental kita menghadapi lingkungan yang kurang bahkan tidak mendukung, membangun rasa percayadiri kita dan menegaskan arah yang akan kita tuju dan memberikanbayangan yang jelas tentang apa yang akan kita raih. Jaga pikiran anda, jaga diri anda dan selamat berjuang untuk menjadi diri anda sendiri seperti yang anda pikirkan.
#3 Merencanakan Segala Sesuatu dengan Sebaik-baiknya.
Rahasia selanjutnya adalah tentang apapun yang akan kita raih, apapun tujuan kita, apapun impian kita, kalau tidak kita rencanakan dengan baik semua akan tinggal kenangan, kalaupun terwujud, akan membutuhkan waktu yang lama dan melalui jalan yang panjang, meminjam kalimat bijak Antoinede Saint, tujuan tanpa perencanaan hanyalah sebuah harapan. Buatlah Rencana! Setelah anda mempunyai ketegasan, saatnya anda merencanakan untuk memulai sebuah "perjalanan". Perencanaan tidak selamanya bersifat kompleks, bahkan perencanaan untuk meraih tujuan anda mungkin hanya berupa beberapa point kalimat pendek yang merupakan visualisasi dari pikiran cemerlang anda dalam meraih tujuan. Perencanaan yang baik akan mempercepat dan mempermudah anda untuk mencapai tujuan dan orang yang merencanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya setelah ia memutuskan untuk memperoleh apa yang dia inginkan adalah orang yang menolong dirinya sendiri. Bila diumpamakan bahwa perjuangan kita meraih apa yang kita inginkan itu sebuah perjalanan di sebuah negeri yang belum pernah kita kunjungi, maka perencanaan itu adalah sebuah peta yang harus kita ikuti agar kita tidak tersesat dan dapat mencapai tempat yang kita tuju dengan selamat dan tepat waktu.
#4 Bayangkan Apa yang Akan Anda Raih
Anda boleh saja membayangkan diri anda adalah peraih nobel fisika, anda boleh membayangkan diri anda adalah pemegang gelar Doktor dariuniversitas terkemuka di Perancis, anda boleh membayangkan diri anda adalah penulis terkenal sekelas J.K Rowling, bahkan anda boleh jugamembayangkan diri anda sedang mengendarai mobil mewah keluaran terbaru dan melintasi jalan-jalan utama di Jakarta bila itu adalah apa yang anda inginkan. Apa yang anda bayangkan boleh jadi akan menjadi pengendali terhadap penyelewengan terhadap apa yang telah anda rencanakan, apa yang anda bayangkan boleh jadi merupakan lampu penerang di jalan-jalan yang menuju pada tujuan anda, bukankah anda tidak akan bergerak maju jika anda tidak melihat jalan? Satu hal yang perlu diingat disini, apa yang anda bayangkan jangan sampai hanya merupakan bayangan maya, anda harus dapat menjadikan apa yang anda bayangkan itu akan menjadi kenyataan untuk dirah dengan mengerahkan segenap kemampuan, segenap pikiran yang fokus, dan kehati-hatian dalam meniti jalan yang sudah kita lihat...emmm membingungkan yah?? Begini saja, misalkan anda seorang pelukis, dan point ke 4 dalam rahasia motivasi ini adalah bayangan anda tentangbagaimana hasil lukisan anda nantinya, nah apa yang anda bayangkan inilah yang akan menjadi panduan anda bagaimana anda menggoreskan kuasdiatas kanvas dan bagaimana anda memadukan warna agar lukisan yang kita hasilkan persis sama dengan apa yang kita bayangkan.
#5 Bertindak dengan Penuh Keyakinan.
Keempat point diatas telah menunjukkan sikap mental yang anda butuhkan untuk membangun motivasi dari dalam diri anda sendiri, maka pada poin yang terakhir ini, saatnya anda bertindak dengan penuh keyakinan. Anda harus melakukan sesuatu untuk tetap menjaga motivasi anda agar tidak menjadi sesuatu yang sia-sia sekaligus agar apa yang anda inginkan tercapai serta membuat hidup anda menjadi lebih baik. Ingat, tak ada apapun yang akan berubah bila anda tidak melakukan sesuatu.
Nah...sekarang giliran anda.. apa yang anda inginkan? Lupakan kata-kata saya di atas, saatnya anda bertindak dengan penuh keyakinan, ambil sikap tegas, ubah pola pikir anda, rencanakan tindakan anda dan LAKUKAN! Satu-satunya yang harus anda lakukan adalah segeralah BERTINDAK. Jangan membaca tulisan ini berulang-ulang, fokuslah pada tindakan anda saja, dan wujudkan apa yang anda inginkan.
Salam sukses luar biasa and Teng Kyu Ya.

Serangan Jantung dan Kebiasaan Minum Air Panas/Hangat

Bukan saja anjuran meminum air panas selepas makan, tetapi berhubungan dengan SERANGAN JANTUNG!!!!. Secara logika..., mungkin ada kebenarannya.. Orang-orang China dan Jepang mengamalkan minum teh panas sewaktu makan... dan bukannya air ES. Mungkin sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas / hangat sewaktu menikmati hidangan!!!! Kita tidak akan kehilangan apa-apa... malah akan mendapat faedah dari kebiasaan ini. Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untuk anda baca. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibat fatal !! Walau bagaimanapun, Air ES akan membekukan makanan berminyak yang baru kita makan. Ia akan melambatkan proses pencernaan kita. Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyak saluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kita semakin gemuk dan menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.
Jalan terbaik...adalah untuk minum sup panas atau air PANAS/hangat selepas makan.

Nota Penting tentang Serangan Jantung !!!

Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri. Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda. Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada serangan pertama serangan jantung. Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya. Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur. Marilah kita berwaspada dan berhati-hati. Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup... PAKAR SAKIT JANTUNG berkata, jika semua orang yang membaca artikel ini menghantar kepada 10 orang yang lain, beliau yakin akan dapat menyelamatkan satu nyawa. Baca ini.... ia juga mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda!!!!.

Jadilah teman yang setia dan teruskan menghantar artikel ini kepada teman-teman yang anda sayangi.....!!!!

Bali Bangun Pengolahan Sampah Berkapasitas 500 Ton per Hari

Denpasar-RoL-- Sampah yang selama ini menjadi masalah, kini di kota pariwisata Bali akan teratasi dengan dibangunnya instalasi pengolahan sampah oleh pihak swasta yang mampu menyerap 500 ton setiap hari.

Proyek pengolahan sampah terpadu menggunakan teknologi golfad merupakan yang pertama kali di Indonesia itu, dibangun di pembuangan akhir (TPA) Suwung, 5 Km selatan Denpasar sempat ditinjau Gubernur Bali Dewa Beratha, Jumat.

Dibangun pengolahan sampah di Denpasar akan mampu mengatasi masalah sampah yang muncul di kawasan wisata Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita), kata dia saat melakukan kenjungan kerja sehari di Denpasar.

Proyek pengolahan sampah yang dibangun pihak swasta itu nantinya akan menghasilkan listrik sedikitnya 9,6 mega watt yang akan dijual kepada PLN, sedangkan bahan bakunya dipenuhi oleh kota-kota pariwisata Sarbagita.

Direktur PT Navigat Organics Energy Indo, Suyoto yang menangani proyek itu menjelaskan, pembangunan proyek pengolahan sampah terpadu ini menggunakan teknologi golfad merupakan teknologi pertama kali dilaksanakan di Indonesia.

Pembangunan dan peralatannya menghabiskan dana 20 Juta dolar AS, pengolahan sampah dengan teknologi golfad tersebut disamping dapat menghasilkan listrik cukup besar juga memproduksi pupuk kompos penyubur tanah pertanian.

Gubernur Beratha dalam rangkaian kunjungan kerja seharian di Denpasar, sempat juga meninjau proyek pembangunan jaringan air limbah berkapasitas 51.000 M3 dengan dana Rp197 miliar dan proyek perkuatan tebing sungai Badung.

Disamping itu, Dewa Beratha didampingi Walikota Puspayoga juga meresmikan 'e-Sewaka' Pemkot Denpasar yakni pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka menyongsong era globalisasi.

Rabu, 28 November 2007

Jawara #7 : Sang Pelaksana (The Operator)

“Saya ingin menjadi seorang pilot karier yang sejati,” jawab seorang calon pegawai dengan mantap ketika ditanya tentang cita-citanya.
“Mengapa Anda ingin jadi pilot?” tanya si pewawancara.
“Pilot merupakan pekerjaan yang menyenangkan, memperhatikan panel kemudi yang serba elektronis, dan mengarahkan pesawat ke tempat tujuan dengan selamat. Kala menghadapi turbulensi, saya akan mencoba tetap tenang dan melakukan manuver dan tindakan agar pesawat tetap aman,” papar si calon, makin bersemangat.
“Anda tahu apa yang kami cari?” kali ini si pewawancara menginterupsi pembicaraan.
“Perusahaan ini sedang mencari kader pilot,” jawabnya dengan pasti.
“Maaf, Anda kurang cermat. Kami membutuhkan seorang kapten, bukan hanya seorang pilot,” tukas si pewawancara.


Dialog imajiner itu mengandung makna yang sangat dalam. Dalam berbagai hal, pelanggan tidak mampu membedakan antara seorang kapten dan pilot. Bahkan, ironisnya, kalau dilakukan survei, banyak pelanggan akan mengatakan bahwa seorang yang berada di belakang kemudi pesawat sebagai pilot. Artinya, tak ubahnya seperti seorang sopir taksi atau pengemudi becak, bajaj, dan bemo. Padahal, jelas sekali dalam pengumuman “Ladies and gentlemen, this is your captain’s speaking ....” Lantas, apa bedanya?
Seorang pilot hanya memikirkan teknis pengendalian kemudi pesawat. Ia harus tahu ke mana harus terbang, jam berapa harus take off, dan memacu pesawat sesuai ketinggian dan kecepatan yang tertera dalam panduan. Pokoknya, seorang pengendali teknis. Sedangkan seorang kapten adalah pemimpin dalam proses penerbangan tersebut. Ia bukan hanya bertanggung jawab atas kemudi teknis saja, tetapi seluruh pelayanan, logistik, dan kondisi awak pesawat dalam melayani pelanggan. Ia tak ubahnya CEO sebuah perusahaan dalam melayani pelanggan di sebuah penerbangan. Misalnya, Singapore Airlines selalu mencari "kapten" dan bukan pilot. Seorang kapten adalah pemimpin. Ia harus tahu seluruh aspek penerbangan agar pelanggan puas, bukan hanya aspek teknis pesawatnya saja.
Nah, ini yang membedakan dua tipe Sang Pelaksana sebagai jawara ke-7 dari seri kepemimpinan ini. Ada pelaksana yang bertipe seorang pilot saja dan ada yang berfungsi sebagai kapten.
Tipe 1 : Pelaksana sebagai Pilot
Pelaksana yang berjiwa pilot hanya fokus pada angka-angka hasil, seperti nilai penjualan, harga barang pokok, pangsa pasar, arus kas, nilai persediaan, nilai piutang, nilai utang, kecelakaan kerja di proyek tertentu, dan dampak kenaikan BBM terhadap biaya operasi. Pokoknya, pada proses dan hasil yang dapat dijabarkan dalam bentuk aritmetika.
Fokus pada tujuan yang telah dicanangkan pemegang saham dicermatinya dengan saksama. Hasil kuartal ke kuartal menjadi pijakannya. Harga saham di bursa efek tak pernah luput dari perhatiannya. Setiap masuk kantor di pagi hari, langkah utama dan pertama yang dilakukannya adalah memonitor hasil Balanced Score Card yang sudah computerized dan real time untuk seluruh sendi bisnisnya. Siang hari digunakan untuk memantau indikator ekonomi, seperti suku bunga, pergerakan kurs, dan berbagai metrik ekonomi makro lainnya. Sore hari menu utamanya adalah mencermati penjualan harian, arus kas harian, dan penutupan harga saham.
Kalau ada masalah ketenagakerjaan yang berhubungan dengan kepuasan karyawan, motivasi dan program pengembangan kompetensi selalu diukur dengan sebuah jurus sakti: cost and benefit analysis secara tangible. Pokoknya, perhatian pelaksana jenis ini hanya tiga hal penting, yakni money, money, and money.

Tipe 2 : Pelaksana sebagai Kapten
Pelaksana yang bertipe kapten berpolah tingkah sebaliknya. Ia sadar bahwa tugasnya adalah membawa semua resources yang ia miliki untuk memberikan hasil yang paling optimal. Ia sangat memperhatikan kesiapan resources, apalagi SDM. Tak hanya angka metrik, tetapi semangat seluruh tim dalam melakukan perjalanan menjadi fokus perhatiannya.
Seorang kapten tentu tak memimpikan bisa mengubah arah tujuan penerbangan, atau berkreasi seperti pemimpi melakukan perubahan business model. Fokus dia adalah doing the right things right. Ini berarti juga membuat para awak dan pelanggan bersemangat dalam menikmati penerbangan itu. Tak sekadar sampai ke tujuan.
Tiga hal yang menjadi key elements bagi seorang pelaksana yang bertipe kapten.

  1. Expectation Management. Ia mampu merumuskan target yang dibebankan kepadanya dengan gamblang ke seluruh jajaran karyawan. Ia seorang komunikator ulung. Membuat yang rumit jadi mudah. Karyawan sampai level terendah bisa merasakan denyut nadi perusahaan ini dengan jelas. “Everybody should know where we are going”, ini mottonya. Ini secara konsep manajemen dikenal dengan Expectation Management. Sebuah kemampuan memanajemeni harapan karena seluruh perangkat organisasi tahu hendak dibawa ke mana arah perjalanan mereka.
  2. Energy Management. Ia mampu merumuskan kebutuhan seluruh sumber daya (resources) agar target dan sasarannya dapat dicapai. Ia mampu memilih dan memilah plus dan minus poin pada seluruh tatanan sumber daya yang ada. Ia memperhatikan sistem, struktur, staffing sesuai dengan strategi dan sasaran yang telah dicanangkan. Ini yang dikenal dengan Energy Management. Artinya, ia mampu mengelola energy level dari seluruh perangkat organisasi yang tinggi dan meluap-luap dalam mencapai sasaran. Di sini yang penting bukanlah kuantitas sumber dayanya, melainkan kualitas dan motivasi dalam memberi yang terbaik.
  3. Excitement Management. Ia mampu mengelola perjalanan seluruh resources (poin kedua) dalam mencapai target dan sasaran yang ingin dicapai (poin pertama) dengan menimbulkan excitement sepanjang perjalanan. Ia gemar melakukan celebration kala tolok ukur kecil tercapai. Ia membuat segala sesuatunya menjadi nyaman dan menyenangkan. Excitement Management terus diupayakan sampai ke level pekerja terendah, bisa dalam bentuk insentif kejutan karena target produksi tercapai minggu tersebut, atau undangan dinner for two bagi karyawan penjualan yang bulan itu menghasilkan ide terbaik.


Tiga siklus expectation, energy, dan excitement ini diputar terus-menerus. Seorang pelaksana yang bertipe kapten tahu mana simpul yang harus ditekan dan mana yang harus diurai.


Oleh karena dua tipe ini, yaitu pilot dan kapten selalu ada bagai yin dan yang, maka saya gambarkan Sang Pelaksana ini dengan warna sutra ungu (ULTRAVIOLET SILK). Ini menggambarkan keagungan sekaligus warna kematian dan duka. Kalau ia mampu menjadi kapten, itu berarti sutra ungu lambang kemaharajaan. Sebaliknya, apabila ia berperilaku seorang pilot, walau tuntutannya seorang kapten, ia akan mengibarkan simbol kedukaan dan kematian. Anda pilot atau kapten?

Jawara #6 : Sang Pembaharu (The Reinverter)

Tidak mudah mengubah arah sebuah bisnis yang sedang berkembang dan berprospek bagus ke bisnis baru yang masih penuh tanda tanya, walau potensinya besar. Namun, bagi Pak Pras, panggilan akrab Sudiarso Prasetyo, itu justru menjadi tantangan tersendiri. Bisnis rental alat beratnya saat itu belum menunjukkan stagnasi, apalagi menurun, tetapi daya lihatnya sudah menerawang hingga 20 tahun ke depan. "Bisnis apa yang bisa memberikan masa depan lebih baik dari sekarang?", itu yang senantiasa memompa gejolak adrenalinnya.
Setelah menimbang beberapa alternatif, pilihannya jatuh pada bisnis kontraktor pertambangan--tidak melenceng jauh dari kompetensinya selama ini. Namun, keberaniannya membelokkan kemudi menjadi sangat pelik. Kompetensi harus ditata ulang. Ia harus merajut dari awal. Pak Pras tak gentar sedikit pun. Guru dari luar negeri ia datangkan. Ia bangun kompetensi dasar kontraktor pertambangan mulai dari engineering and design capability.
Langkah ini jelas mengejutkan pesaing, pemasok, dan koleganya. Tidak mudah pula meyakinkan karyawan bahwa pilihannya adalah sebuah lompatan besar bagi PT Pama Persada Nusantara (PAMA) untuk berkiprah di bidang baru ini. Ia melangkah pasti.
Setelah 11 tahun berkiprah, kini PAMA menjadi market leader dalam bisnis kontraktor pertambangan di Indonesia dan bahkan berhasil mengalahkan pesaing dari mancanegara. Gerakan pembaharuan terus dilakukan. Ia menamainya creative mining. Mulai dari sekadar mining contracting, sampai ke pit to port offering dan creative mining infrastructure consolidation. Ia bersama seluruh eksekutifnya masih menyimpan beberapa jurus kejutan untuk tahun-tahun mendatang.
Lain Pak Pras, lain pula Cemex. Sebagai produser semen nomor tiga terbesar di dunia, Cemex melakukan transformasi orientasi dari yang bersifat fungsional menjadi emosional. Di Meksiko, 85% semen dijual dalam kantong kecil untuk keperluan do it yourself. Walau harganya murah, semen tidak mempunyai daya tarik untuk meningkatkan kualitas perumahan masyarakat. Statistik menunjukkan bahwa diperlukan 4-7 tahun bagi sebuah keluarga untuk menambah satu kamar baru buat anggota keluarga, walaupun kebudayaan rumah tumbuh sangat kental di kalangan pedesaan.
Penyebabnya bukan karena kecilnya tingkat pendapatan, tetapi dana mereka terkuras untuk kegiatan lain, seperti pesta kampung, quinceaneras (ulang tahun ke-15 bagi seorang gadis), baptisan, dan pernikahan. Hadiah bergulir dari pesta ke pesta. Tingginya frekuensi pesta menyebabkan mereka tak punya dana lagi untuk perbaikan rumah. Rumah jadi kumuh dan jumlah kamar tidak tumbuh sesuai dengan pertumbuhan jumlah keluarga. Cemex melihat ini sebagai peluang. Mereka menghitung, kalau bisa mengkonversi sedikit putaran uang di pesta ini menjadi dana perbaikan rumah, nilainya diperkirakan mencapai US$500-600 juta per tahun.
Cemex melakukan pembaharuan daya pikir masyarakat sekaligus cara pemasaran semen dengan meluncurkan "Patrimonio Hoy", sejenis arisan semen. Ada 70 keluarga yang bergabung dengan kontribusi 120 pesos per minggu. Dalam setiap tarikan, pemenang diberi barang berupa semen yang cukup untuk membangun sebuah ruangan baru. Cemex mengirimkan semen itu ke rumah pemenang, disertai cara membuat ruangan yang baik, dan seorang technical adviser yang mendampingi mereka selama pembangunan berjalan.
Dengan cara itu Cemex berhasil meningkatkan penjualan bulanan sebesar 15% dan meningkatkan harga sekitar 3,5 pesos sambil mengurangi biaya distribusi, stok, dan produksi karena penjualan yang sudah pasti dalam 70 minggu mendatang. Tingkat konsumsi semen meningkat tiga kali lipat dari rata-rata sekitar 2.300 pounds dalam empat tahun menjadi sekitar 15 bulan saja.
Dari dua contoh tadi bisa ditarik tiga pelajaran penting yang saya sebut sebagai BALADA TIGA NON bagi seorang The Reinventer.
Pertama, ia tak pernah puas dengan pertumbuhan organik yang setara dengan pertumbuhan industri. Ia selalu mencari jalan keluar dari siklus yang membelenggu produk dan perusahaannya. Ia ingin terbang jauh melampaui industry growth cycle. Oleh karena itu, ia akan berusaha menantang dirinya sendiri dengan target yang bersifat nonorganik (NONORGANIC GROWTH).
Ini berarti pula kemampuan melihat ke depan, membayangkan sesuatu yang belum dibayangkan orang lain. Ia tak selalu berpijak dari fakta hari ini. Paradigmanya hanya satu, masa depan sering berlaku hukum discrete alias terputus dari fakta hari ini. Apabila bayangan masa depan sudah didapat, ia akan melakukan sesuatu di hari ini agar bisa mencapai apa yang dibayangkannya.
Pak Pras membayangkan sebuah creative mining yang belum terbayang 12 tahun lalu dan ia mulai membangun kompetensi engineering yang kuat pada 1993. Kemampuan engineering ini suatu saat bisa dijual sebagai produk unggulan yang melekatkan pelanggan pada produk utamanya yaitu mining contracting.
Kedua, sang pembaharu selalu berusaha mengkonversi noncustomer menjadi customer (NONCUSTOMER CONVERSION). Fokusnya pada noncustomer menyebabkan gerakan pembaharuannya tak dapat diikuti pesaing tradisionalnya, sebab sumber idenya memang bukan dari sana. Pembaharu tidak berfokus pada pelanggan tradisional. Ia justru berusaha meraih pelanggan baru yang tak akan pernah bisa jadi pelanggan dengan current industry offering. Cemex tidak meluncurkan gaya 4 P baru dalam marketing mix-nya, tetapi justru melakukan value offering baru bagi sebuah komunitas yang tak terbayangkan sebagai calon konsumen yang loyal. Dengan mengambil ide arisan, ia menciptakan pembaharuan bukan hanya bagi industri semen, sistem pemasaran semen, tetapi sebuah pemberdayaan masyarakat yang luar biasa.
Ketiga, sang pembaharu tak berfokus pada persaingan saat ini, tetapi justru berpikir pada NONCOMPETITION ARENA. Kalau para ahli strategi mengajarkan mengubah daya saing dengan satu langkah di atas pesaing dalam memuaskan pelanggan, pembaharu berusaha menciptakan pasar tanpa persaingan. PAMA menciptakan pasar baru dengan pit to port offering serta mining infrastructure consolidation. Cemex menciptakan pasar baru, yakni keluarga yang getol arisan tanpa direpotkan dengan rabat para pedagang ritel.
Oleh karena itu, sang pembaharu saya simbolkan dengan warna biru dari BLUE OCEAN. Sebuah pasar baru yang bebas dari bloody competition dalam red ocean, seperti pemikiran Prof. Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam Blue Ocean Strategy. Indahnya, tatkala sang pembaharu dan perusahaannya mengarungi pasar baru ini, penjualan dan keuntungan ditentukan oleh mereka, bukan oleh pasar, pelanggan, dan pesaing. "You define your own rational profit". What a wonderful world.

Jawara #5 : Sang Penuai (The Harvester)

Di Indonesia ada dua kasus “penuaian” yang fenomenal, yakni penjualan seluruh saham keluarga Sampoerna ke Philip Morris dan penjualan sebagian besar saham pendiri sekaligus anchor Adira Finance ke Bank Danamon. Mengapa penuaian? Mengapa tidak? Kalau ada yang berani menawar dengan PER jauh di atas normal dan penjual punya alternatif investasi lain yang lebih menarik, tawaran itu harus segera direalisasi. Tak perlu malu atau “pamali”. Menuailah kala sedang ranum.
Strike when the steel is still hot. Begitulah motto penuai yang melihat kesempatan emas jarang datang dua kali. Sewaktu Digital diakuisisi Compaq, banyak yang mencibir sang CEO dan menganggapnya gagal. Begitu juga sewaktu Michael Capellas merelakan Compaq diakuisisi Hewlett-Packard (HP), banyak yang menganggap Carly Fiorina amat cemerlang. Pendiri HP yang menentang dianggap punya vested and conflict of interest dalam mengevaluasi transaksi itu. Semua berpihak kepada Carly. Namun, tak sampai satu dekade, yang terjadi sebaliknya. Sang penjual menang dan pihak pembeli harus menuai hujan kritik. Sinergi yang diharapkan mendatangkan hujan emas ternyata tak menunjukkan hasil yang sesuai dengan rencana akuisisi. Akibatnya, sang pembeli yang pernah dianggap ikon, harus hengkang dari kursinya. Carly boleh meratapi nasibnya dan Michael Capellas tersenyum lega karena bisa menunaikan tugas penuaian yang berhasil bagi pemegang saham Compaq saat itu—walau secara faktual tak ada yang mau mengakui.
Sang Penuai selalu berbenturan dengan Sang Pembangun dan Sang Pembaru. Dalam jual beli perusahaan, selalu ada pihak yang berminat menjual karena melihat kondisinya sudah peak dan sangat bagus untuk dijual. Di pihak lain, ada yang melihat kondisi yang sama sebagai good bargain to buy. Sejarahlah yang akan membuktikan mana yang lebih jago: penjual atau pembeli. Sudah tentu dengan ceteris paribus faktor abnormalitas lingkungan politik dan nonekonomi lainnya.
Penjualan saham start up dot com pada awal 2000-an menunjukkan bahwa penjual yang menang. Ia penuai yang canggih, sedangkan pembeli umumnya hanya melihat bangkai yang sudah kurus kering. Kisah sukses era ini hanya menyisakan beberapa perusahaan yang masih kuat sampai kini, seperti eBay, Yahoo!, Amazon, dan Google. Ribuan lainnya tinggal kenangan yang mahal harganya.
Setidaknya ada tiga karakteristik dasar seorang penuai yang mumpuni.
Pertama, cepat dalam pikir dan aksi. Ia sigap melihat kesempatan dan cepat memutuskan. Ia bukan tipe peragu dan penunda-nunda. Ia adalah a man of action. Dasar pemikirannya adalah time to harvest is limited, atau dalam bahasa bos saya di kantor, “happy hour selalu pendek waktunya”.
Kala kesempatan muncul dan yang lain masih menimbang alternatif lain, seorang penuai sudah beraksi: membanjiri pasar dengan produknya atau menjual dengan harga sedikit miring asal cepat karena tren mengarah ke declining. Sewaktu mode customer satisfaction sedang in, Frontier menggebrak pasar dengan konsultasi, buku, dan pencanangan “Hari Pelanggan Nasional” secara besar-besaran. Bagi saya, aksi Handi Irawan adalah sang penuai yang jitu. Jika tidak, ia akan kehilangan momentum karena program seperti itu tak akan bertahan lama. Tiruan akan muncul dalam waktu yang sangat singkat.Sinetron Winter Sonata buatan Korea Selatan, yang lebih populer di Jepang dan di Indonesia dibandingkan di negaranya sendiri, adalah fenomena penuaian yang sistematis. Seluruh tempat syuting yang dieksploitasi habis-habisan dengan biaya promosi hingga tujuh digit dalam dolar AS ternyata menuai hasil yang menghebohkan. Pariwisata film menjadi primadona Korea waktu musim panas atau dingin. Begitu juga kelompok musik F4 yang mendompleng kepopuleran raga dan wajah dalam sinetron, dituai habis-habisan oleh sang produser. Mereka tahu, waktu untuk kelompok musik pas-pasan ini amat singkat. Ternyata sang penuai benar. Tak lebih dari lima tahun, tuaian selesai. Tidak banyak sisa yang bisa diharapkan dan berarti ia harus menuai ladang lain yang sudah menguning.
Kedua, seorang penuai umumnya bersikap generous dan tidak penny wise and pound foolish. Artinya, penuai umumnya berorientasi pada hasil besar, bukan pada biaya yang paling efisien. Kala harga batu bara sedang membubung, penuai akan memaksimalkan hasil dengan target produksi yang maksimal dibandingkan berkonsentrasi pada efisiensi biaya produksi yang termurah. Bahkan ada seorang pengusaha yang langsung menandatangani kontrak lima tahun dengan harga 20% di bawah spot. Mengapa? Sambil tersenyum ia menjawab, masa keemasan tidak lama. Lebih baik secure long term contract dengan fixed rate dibandingkan spot rate hunter. Setahun kemudian harga spot meluncur dari kisaran tertinggi US$55 menjadi sekitar US$46. Ia penuai yang jitu.
Ketiga, penuai tahu mana yang tuaian dan mana yang masukan. Ia tahu betul mana yang harus dikorbankan untuk mendapat keuntungan tuaian yang mengalir terus. Artinya, secara arif ia pandai memilah mana yang input revenue driver dan mana yang following business driver. Bagi perusahaan yang produknya adalah mesin produksi, seperti alat berat di sektor pertambangan, alat transportasi di perusahaan jasa angkutan, dan alat-alat produksi pada umumnya, input revenue driver-nya adalah penjualan unit. Apabila dalam usia produktifnya unit tersebut memerlukan operating cost, seperti biaya part & service lebih dari satu kali dibanding owning cost, maka penuai akan konsentrasi pada operating related revenue. Ia biasanya mengorbankan margin penjualan unit agar bisa menguasai pasar dan hasil tuaiannya adalah part & service sepanjang usia ekonomis alat dengan margin yang pantas. Contoh klasik lainnya adalah penjualan majalah yang free atau harga sangat murah karena objeknya adalah pemasukan dari iklan dan merchandise lain yang lebih atraktif. Majalah kawasan Kelapa Gading ataupun majalah bisnis seperti CIO dan Corporate Finance yang gratis tetap menyisakan hasil yang lumayan bagi penerbit dari pemasukan iklan.
Penuai memang sering disalah-mengerti oleh kolega atau pemegang saham. Di satu sisi, ia sering disebut opportunist, di lain sisi, ia juga diharapkan menjadi destroyer yang mampu menguasai lapangan dalam waktu singkat. Itu sebabnya dia saya simbolkan sebagai jawara si nila atau INDIGO, karena memiliki dua sisi mata pedang yang hasilnya baru diketahui beberapa saat kemudian. Kalau sukses berarti ia menuai madu, kalau gagal ya menuai racun.
Setiap perusahaan selayaknya memiliki pemimpin yang mempunyai sifat penuai. Ia mampu melihat kesempatan dan kecepatannya menuai sangat berarti bagi optimalisasi keuntungan perusahaan. Namun, apabila penuai terlalu dominan, perusahaan mengarah ke opportunist yang dalam banyak hal bisa berakibat fatal. Ini bahaya yang harus diwaspadai.

Jawara #4 : Sang Penajam (The Sharper)

Tindakan apa yang akan diambil pengusaha apabila melihat harga batu bara terus bertengger pada kisaran US$52 per ton, sedangkan biaya produksinya hanya US$20 per ton? Ada tiga kemungkinan.
Pertama, pengusaha yang berpikir bahwa harga tersebut too good to be true dan melihat kemungkinan declining ke depan, ia akan melakukan eksplorasi sebesar-besarnya, dalam waktu secepat-cepatnya, dengan cara penambangan yang semudah-mudahnya (Minimalization of Cost). Tujuannya adalah revenue dan return maksimal (Maximization of Benefit).
Kedua, pengusaha yang berpikir sebaliknya. Justru saat harga tinggi, ia melakukan eksplorasi yang sulit dengan stripping ratio yang tinggi, yang pada harga wajar tidak layak tambang. Fokusnya adalah memanfaatkan masa keemasan dengan penambangan yang tak mungkin dilakukan pada masa normal, dengan biaya sekitar US$40 per ton. Harapannya, pada harga normal dan paceklik, ia masih mampu melanjutkan usaha karena batu bara dengan biaya US$20 per ton masih disimpannya sebagai cadangan. Pengusaha macam ini menanam masa depan kala hujan berkah sedang turun deras. Penekanan pada Maximization of Cost bisa dibebankan karena harga tinggi, dengan tetap mempertahankan keuntungan yang wajar (Marginalization of Benefit).
Ketiga, kompromi dari dua tipe tadi. Harga tinggi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan mengeksplorasi cadangan yang murah dibarengi dengan cadangan yang tak layak tambang pada harga normal. Campuran keduanya akan menghasilkan biaya yang optimal dengan penghasilan yang optimal pula (Optimalization of Resources and Return).
Tipe pertama adalah gambaran seorang Jawara #5 : Sang Penuai (The Harvester), yang mewakili 30% dari populasi. Tipe ketiga adalah gambaran Jawara #7 : Sang Pelaksana (The Operator ), yang memiliki pengikut sekitar 60% dari populasi. Tipe kedua inilah Jawara #4 : Sang Penajam (The Sharper), yang mewakili hanya 10% dari populasi.
Seorang Penajam konsisten dan fokus pada pengembangan bisnis yang berkesinambungan. Tak ikut "aji mumpung" kala bisnis sedang bullish, tidak kalut dan melakukan short cut kala bisnis bearish. Fokusnya adalah memperkuat landasan dan struktur perusahaan agar menghasilkan tatanan bisnis yang kian kuat, tajam, sehat, kompetitif, serta mengakar ke pelanggan dan pemasok.
Kalau ia mendapat windfall profit, fokus utamanya bukan pada penambahan bisnis baru (diversifikasi), melainkan terus memperkuat bisnis inti dengan intensifikasi yang berkesinambungan. Ia mempertajam daya saing dengan investasi pada teknologi, yang membuat perusahaan berada satu langkah ke depan, terus dilakukan.
The Sharper sangat kritis dengan proses, bukan pada hasil kinerja keuangan. Ia yakin, apabila proses dilakukan dengan benar, hasil adalah akibat, bukan tujuan yang harus dikejar. Proses bisnis yang mantap dan kompetitif menjadi fokus perhatiannya.
Setidaknya ada lima strategic initiatives yang selalu berada dalam radar pengawasan pemimpin tipe ini.
  1. Penajaman terhadap pengelolaan hubungan dengan pelanggan (Customer Relationship Management). Konsentrasi kepada pelanggan yang memberikan kontribusi 80% terhadap pendapatan (revenue driver customer) dan 80% keuntungan (profit driver customer) adalah matriks cockpit yang terus diawasinya.
  2. Terus melakukan efisiensi dan efektivitas mata rantai penyediaan barang dan jasa (Supply Chain Management, SCM), sehingga memiliki daya saing global.
  3. Mencari upaya pengelolaan kemampuan manufaktur (Manufacturing Capability Management) yang mencapai Six Sigma pada keluaran dan biaya.
  4. Mengawasi secara saksama Product Lifecycle Management sehingga terus mampu meluncurkan produk baru dan merevitalisasi produk lama, sehingga tetap berada pada paro kedua dari sigmoid curve-nya.
  5. Terus mengupayakan keunggulan kompetitif pada pengelolaan kemampuan teknologi (Technology Capability Management) yang mandiri dan tak bergantung banyak pada pihak lain.


Lima inisiatif itu berpijak pada konsep pengembangan SDM yang dipimpinnya sendiri. Penajam tak pernah mendelegasikan tugas ini ke direksi lain. Ia adalah pemimpin bisnis sekaligus pemimpin pengembangan human capital perusahaan.
Itu sebabnya saya memberi simbol sebagai si Hijau, GREEN FIELD . Artinya, The Sharper akan selalu kritis pada proses dan model bisnis agar menghasilkan suatu tatanan yang siap tumbuh dan berkembang, dan mampu melakukan lompatan setiap saat. Green field terus diupayakan agar dapat memberi makan domba kala musim pancaroba. Green field strategy menjamin keunggulan daya saing dengan pesaing tradisional, pesaing komplementer, dan pesaing "kagetan" yang hanya mempunyai satu peluru, yakni banting harga.
Salah satu tokoh bisnis tipe Penajam (The Sharper) sekaligus Pembaharu (Reinventer) adalah T.P. Rachmat, yang akrab dipanggil Teddy. Mantan pemimpin Grup Astra ini tak kenal kompromi dalam soal proses, tetapi masih memberikan toleransi pada hasil keuangan. Dalam memimpin Astra, penajaman pada lima aspek tadi dilakukannya secara konsisten. Mereka yang tak dapat mengikuti pola pikirnya menjulukinya sebagai pemimpin dengan gaya management by best seller books. Adapun yang mampu menangkap visi bisnisnya mengaku sebagai "murid", dan ia disebut sebagai "guru", "empu", dan "mentor" yang mumpuni. Ia memimpin dengan hati.
Karyanya sebagai "The Sharper of Astra" tak akan lekang oleh umur. Sebut saja inisiatif Total Quality Management yang dicanangkannya tahun 1983, sampai sekarang masih terus menjadi alat kerja yang ampuh. Kelompok Mutu Terpadu (QCC) dan Program Pengembangan Ide (Sugestion Idea), yang pada banyak perusahaan sudah tinggal sebagai sejarah, masih terus bergulir hingga kini. Penajaman pada SCM dengan penataan Value Chain bisnis otomotif dari manufaktur, penjualan dan distribusi, sampai ke lembaga pembiayaan dan asuransi, adalah hasil karyanya bersama seluruh tim, yang terus dipertajam oleh para penerusnya.
Secara jumlah, bidang bisnis Astra makin kecil. Namun, secara kualitas, makin tajam dan kuat. Tak heran jika Astra banyak mendapat penghargaan dalam lima bidang tadi. Seorang rekan sempat bergurau dengan mengatakan, kalau Astra tidak mendapat penghargaan sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia pada salah satu aspek sistem manajemen, yang salah adalah kriteria dan jurinya. Jelas ini sebuah canda yang patut diresapi para pemimpin lainnya.

Jawara #3 : Sang Pembangun (The Builder)

Ada dua sifat ekstrem pada Sang Pembangun (The Builder). Pertama, yang bersikap instant (The Instant Builder), cepat membangun sesuatu agar segera dapat menikmati hasilnya. Kedua, yang bersikap intent (The Intent Builder). The Intent (berasal dari bahasa Latin, intendere, yang berarti sangat memperhatikan plan dan purpose, dengan konsentrasi dan upaya penuh) ini memperhatikan langkah demi langkah agar bangunnya sesuai dengan mimpi dan desain yang sudah dipikirkan secara matang.

Tipe 1 : The Instant Builder
Bagi seorang sastrawan, The Instant Builder (Pembangun Cepat Saji, PCS) bak mendirikan rumah di atas pasir dengan fondasi seadanya. Ia menggunakan bahan yang mudah dibangun dan hanya memperlihatkan keindahan eksterior (pandangan publik), tanpa mengindahkan kekuatan interior (pandangan karyawan dan kemantapan proses bisnisnya).
PCS umumnya bersikap meniru. Kalau tren bisnis properti sedang cerah, ia segera merumuskan proyek properti dengan mimpi dan desain seadanya. Sewaktu bisnis internet sedang "in", seperti 1999-2000, mendadak ia dirikan lima perusahaan berbasis internet. Kala harga batu bara meningkat tiga kali dalam tiga tahun terakhir, ia sibuk mencari konsesi kuasa pertambangan.
PCS hanya punya satu tujuan: cepat realisasikan agar segera menikmati kondisi "bubble". Ia tak berpikir apakah memiliki kompetensi atau tidak. Fokusnya hanya menggunakan kesempatan jangka pendek, bukan untuk jangka panjang. Segera setelah mendapat keuntungan, bisnisnya akan dijual ke pengusaha lain. Keuntungan dan arus kas jangka pendek menjadi economic driver-nya.
Dalam pengamatan saya, tipe ini mendominasi banyak pengusaha karbitan. Seseorang yang baru loncat dari profesional menjadi pengusaha banyak yang di-"drive" oleh sikap ini. Kalau ada turbulensi ekonomi dan tsunami bisnis, bangunannya cepat roboh dan nyaris tanpa bekas. Bisnisnya hanya seumur jagung. Atau, kalau bertahan pun kinerjanya begitu-begitu saja.

Tipe 2 : The Intent Builder,
Tipe ini mirip orang yang mendirikan rumah di atas batu karang (building on the rock). Pembangun Build to Last (PB2L) ini sangat memperhatikan fondasi bangunannya. Ia ingin bangunannya kuat, tak lekang oleh umur dan badai dahsyat. Motivasinya bukan cuma keuntungan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. James C. Collins dan Jerry I. Porras mendefinisikan PB2L sebagai "It is about building something that is worthy of lasting - about building a company of such intrinsic excellence that the world would lose something important if that organization ceased to exist".
Kredo PB2L adalah: "Why on earth would I settle for creating something mediocre that does little more than make money, when I can create something outstanding that makes a lasting contribution as well?". Ada tiga ciri PB2L.
Pertama, membangun dari mimpi dan ide BESAR, merancang dengan TELITI, dan mulai dari fondasi yang TERSULIT. PB2L menggali tanah sampai menemukan the real bed rock untuk fondasi bisnisnya. Bed rock bagi industri manufaktur adalah inovasi dan pengembangan produk. Bagi industri jasa, selain inovasi dan pengembangan jasa, juga service attitude dari segenap karyawan merupakan sikap yang tak boleh kompromi. Bagi industri pertanian dan perkebunan, penguasaan teknologi benih, teknologi tanam, dan pascapanen adalah mutlak. Bagi industri distribusi, ia harus memiliki perjanjian yang kuat dengan manufaktur, jaringan fisik, dan pelanggan.
Menggali, menemukan, memoles, dan mempertahankan bed rock merupakan tugas utama PB2L, tak bisa didelegasikan. Ini harus diupayakan secara konsisten sehingga didapat "the strongest position to lay the business at". Ini eksplorasi dan pembangunan fondasi "business game and drivers" yang di atasnya akan dibangun kompetensi operasional lanjutan.
Kedua, setelah menemukan fondasi, pembangunan struktur di atasnya, yang merupakan Core Competence, harus diawasi sampai ke proses yang sekecil-kecilnya, tanpa mengabaikan hal kecil yang dapat membahayakan di kemudian hari, dan harus tuntas sebelum melangkah ke proses selanjutnya (The Dot Core). Pembangunan Core (inti kompetensi dan pengembangan SDM) ini harus dengan ketelitian maksimum, tuntas tanpa ada kesalahan yang diketahui sampai saat itu--meski tak mungkin manusia membangun secara sempurna. Pembangunan Core harus diawasi sesempurna mungkin dengan kondisi teknologi, pengetahuan, dan keuangan yang ada saat itu.
The Dot Core bagi industri distribusi adalah supply chain logistics dari pabrikan ke pelanggan. Bagi industri pertambangan, proses operasi dari Pit (tempat penambangan) ke Port (pelabuhan) harus dalam kondisi prima. Bagi industri kertas dan kayu lapis, ketersediaan bahan baku dan pencemaran lingkungan penting untuk diawasi. Bagi industri TI, delivery dan implementasi harus terus ditingkatkan.
Ketiga, sambil membangun internal perusahaan, ia juga membangun hubungan bisnis yang kuat dengan pihak luar, yang bisa dijadikan jangkar pertumbuhan di masa mendatang (The Anchor Points). Anchor tenants, consumers, dan customers harus diikat kuat lewat pemilahan produk dan pelayanan yang berbeda dengan pelanggan biasa. Pembangunan segmentasi pelanggan, segmentasi pelayanan, dan pola operasi yang customized terhadap target market menjadi amat penting. Demikian pula pemasok jangkar, distributor jangkar, dan peritel harus dibenahi satu per satu agar mereka menjadi kuat, sehingga bisa berbisnis dengan perusahaan.
Dua tipe pembangun ini selalu ada dalam setiap manusia. PCS merupakan pengejawantahan dari sikap kedagingan yang lemah apabila melihat ada kesempatan yang diduga hanya sekali terjadi (flesh driven attitude). Sementara itu, PB2L adalah manifestasi sikap kejiwaan yang lebih tenang dengan wawasan jangka panjang dan lebih mantap (spirit driven attitude). Itu sebabnya jawara ini saya simbolkan dengan YELLOW LAMP (Lampu Kuning) atau YELLOW bIRD (Burung Kuning). Artinya, kerja keras, pintar, dan pantang menyerah, tetapi masih mempertahankan aspek kehati-hatian yang terkalkulasi dengan baik.
Lampu kuning berarti jangan terlalu lambat (bisa ketinggalan kereta dan kesempatan karena paralyzed by analysis dan ketidak-beranian menghadapi risiko). Namun, lampu kuning juga bisa berarti harus segera melambatkan diri atau hancur akibat terlalu cepat dan instan. Ini adalah keseimbangan sikap kedagingan dan kejiwaan. Sayangnya, banyak yang terperangkap dengan sikap kedagingan, sehingga tak menghasilkan karya nyata yang "built to last". Roh memang penurut, tetapi tubuh sering lemah.

Jawara #2 : Sang Perancang (The Architect)

Adalah Lamar Muse yang mampu mewujudkan mimpi King dan Kelleher tentang Southwest Airlines (SA) dengan cetak biru yang jelas dan operasional. Namun, sang pemimpi masih terus berkhayal, "Why should our customers have to drive 45 minutes to take a 40 minutes flight.". Tantangan ini dijawab Muse dengan mengubah titik hub-nya dari Houston Intercontinental ke Houston's Hobby Airport. Sebuah rancangan yang amat berani pada masa itu, mengingat besarnya risiko bagi maskapai penerbangan baru macam SA.
Bukan hanya itu. Merancang mimpi King dan Kelleher soal "highest quality of customer service delivered with a sense of warmth, friendliness, individual pride, and company spirit", Muse memasang musik disko, bel berbunyi lucu, serta seragam kru yang tidak konvensional. Kala itu, rancangan tersebut menjadi semacam pelecehan bagi pelanggan yang biasa menggunakan jasa maskapai penerbangan lain yang konvensional.
Tahun 1977, SA sudah menerbangkan 5 juta penumpang dan Muse menorehkan tonggak sejarah baru dengan membawa SA menjadi perusahaan terbuka di New York Stock Exchange (Kode: LUV). Setelah itu, pada 1978, Muse turun sebagai president. Dia merasa tugasnya sebagai The Architect sudah selesai.

Ciri-Ciri The Architect
Perancang (The Architect) adalah sosok jawara yang sangat penting dalam mewujudkan mimpi menjadi sebuah cetak biru yang mudah dipahami dan dieksekusi oleh banyak pihak. Tanpa cetak biru yang lengkap, mimpi hanya menjadi semacam ide gila yang indah di alam kasat mata, bukan menjadi karya nyata. Mimpi tanpa rancangan yang jelas hanya bernilai US$1, dengan rancangan yang jelas bisa US$1.000, setelah sukses dieksekusi menjadi US$1 juta, dan kalau sukses dalam jangka panjang mudah mencapai US$1 miliar.
Perancang mempunyai ciri yang sangat berbeda dengan enam tipe jawara lainnya.
  1. Ia piawai membuat konklusi atau insight dari permasalahan yang rumit.
  2. Mampu menggambarkan persoalan yang kompleks dengan diagram alir atau framework of thought yang mudah dicerna.
  3. Mampu menggabungkan ide dari berbagai sumber untuk mendukung pola pikir yang hendak dikembangkannya dalam bentuk sintesis yang sistematis.
  4. Mampu mempresentasikan karyanya dengan teknik, metode visualisasi, dan kata yang sangat menarik.
  5. Mampu mendengar, melihat, dan merasakan serta mengambil konsep konvergensi dengan cepat.

Mempunyai kemampuan networking yang baik sebagai resource person untuk menggali idenya. Ketujuh, menyenangi alam dan sering memberikan contoh tentang alam dalam setiap arahan, pidato, atau presentasi.
Di sisi lain, seorang Perancang umumnya individualis dan egosentris, karena banyak mendengar kata hati dan pikirannya sendiri. Ini paradoksal yang sering dihadapinya. Ia senang menggabungkan ide orang lain, tetapi tatkala sudah meramu dan menyajikannya, sangat sulit untuk diberi masukan.


4S sebagai Titik Tolak Rancangan

Meminjam pendekatan McKinsey, Perancang dapat merumuskan cetak biru dengan menjabarkannya dalam kerangka 4S (dari 7S yang populer itu).

#1 Shared value. Perancang harus mulai dengan memformulasi akar dari mimpi The Dreamer, yakni berupa shared value yang harus menjadi pegangan dan fondasi pembangunan bisnis selanjutnya. Ini fondasi utama yang merupakan pangkal kokohnya sebuah bangunan bisnis. Bagi Grup Astra, shared value itu berupa Catur Dharma. Bagi Bill Polard, pendiri The Service Master Company, sebuah perusahaan jasa pembersihan beromzet US$3,6 miliar dengan kapitalisasi pasar US$3,9 miliar, shared value-nya adalah "To honor God in all we do". Mantan pembalap yang flamboyan tapi rendah hati, Norm Miller, yang juga pemilik Interstate Battery Inc., menulis dengan tegas nilai dasar perusahaannya: "To glorify God as we supply our customers world wide with top quality, value priced batteries". Bagi Grup Garudafood, fondasinya berasal dari keyakinan pendirinya, yakni "Sukses itu lahir dari kejujuran, keuletan, dan ketekunan yang diiringi doa".
#2 Strategy. Perancang yang lihai mampu menuangkan rancangan yang berbeda dengan yang ada di pasar. Dalam bahasa W. Chan Kim dan Renee Mauborgne pada bukunya Blue Ocean Strategy, Perancang harus mampu membuat strategy canvas dengan empat kerangka aksi, yakni reduce, create, raise, dan eliminate di atas standar industri yang ada. Inilah inti rancangan aksi yang harus dipahami oleh The Builder dalam pembangunan selanjutnya.
#3 Structure. Perancang harus memikirkan struktur bisnis dan organisasi yang cocok dengan strategy dan shared value. Bagi SA, struktur organisasi yang ramping terus diupayakan agar bisa mendorong kreativitas dan inovasi karyawannya, bukan semata-mata untuk menekan biaya. Struktur sentralisasi pengelolaan SDM di Astra untuk mendukung keyakinan bahwa Astra adalah suatu kesatuan unit yang diharapkan dapat menggalang kerja sama antar-tim eksekutif di lingkungan bisnisnya, sesuai dengan Catur Dharma.
#4 Staffing. Perancang harus mampu merumuskan karyawan seperti apa yang cocok mengawaki shared value, strategy, dan structure yang dirancangnya. Ini harus sesuai dengan jiwa ketiga S tersebut, kalau tidak maka akan terjadi penyimpangan implementasi. Misalnya, Singapore Airlines selalu mencari "kapten" dan bukan pilot. Seorang kapten adalah pemimpin. Ia harus tahu seluruh aspek penerbangan agar pelanggan puas, bukan hanya aspek teknis pesawatnya saja.
Oleh karena kemampuannya dalam membuat sesuatu yang kompleks jadi mudah, yang sulit dipahami jadi gamblang, yang khayal menjadi kasat mata, saya memberi simbol sebagai si Jingga (Orange Juice Leader) yang melambangkan gairah yang meluap untuk mencipta sebuah karya yang membahana. Jingga adalah warna yang menjadi simbol "endurance and solidity". Endurance seperti jeruk yang memperkuat daya tahan tubuh. Karya Perancang memberikan endurance untuk ide Pemimpi agar langgeng di perjalanan. Adapun solidityatau ketahanan dan kemantapan menggambarkan rancangan yang sangat lengkap, karena telah mempertimbangkan banyak aspek.


Sang Perancang akan sangat kompak berduet dengan tipe Pemimpi. Ini adalah dwitunggal yang kokoh. Sebaliknya, apabila Perancang menjadi leader, biasanya ia akan harmonis berduet dengan The Builder atau Operator, tetapi konflik dengan The Dreamer, The Shaper, The Harvester, maupun The Reinventer yang menjadi bawahannya. Perancang memang unik. Ia sangat dibutuhkan, tetapi biasanya hanya dalam waktu singkat. Ia harus berani memberikan posisi dan tanggung jawab kepada The Builder maupun The Shaper. Kalau tidak, ia akan berubah menjadi the killer builder yang membuat kalut pengelolaan selanjutnya. Perancang harus tahu kapan mesti turun. Muse sadar, kala rancangannya sudah selesai, ia harus menyerahkan tongkat estafet ke pemimpin dengan tipe berikutnya. Ini yang sulit dilakukan, bukan?

Jawara #1: Sang Pemimpi (The Dreamer)

Kemampuan membayangkan masa depan sebenarnya lumrah dilakukan sejak kecil. Tanpa sadar, setiap orang tua mencoba menggali potensi mimpi sang anak dengan bertanya, "Kalau sudah besar mau jadi apa?" Semua orang mampu menjawab pertanyaan itu. Makin dini usia, jawaban akan makin cepat dan biasanya sangat tinggi nilai mimpinya. "Ingin jadi presiden, pilot, atau insinyur!"
Makin tambah usia, pertanyaan itu kian sulit dijawab dan biasanya nilai mimpinya sudah makin melorot. Makin dewasa, jawaban kian membumi, dan malah realistis, bukan mimpi. Itu terbukti dari hasil wawancara saya dengan para lulusan perguruan tinggi atas pertanyaan "Apa posisi paling tinggi yang Anda perkirakan bisa Anda capai di perusahaan ini?" Lebih dari 80% lulusan, baik dalam maupun luar negeri, menjawab manajer atau general manager. Kurang dari 1% yang berani menjawab menjadi presiden direktur. Angka ini membuktikan, makin dewasa, banyak orang kehilangan keberanian untuk mengungkapkan mimpinya, bukan karena mereka tak punya mimpi.
Disadari atau tidak, dunia ini sebenarnya digerakkan dengan cepat oleh The Dreamer (Pemimpi). Ia membayangkan sesuatu yang jauh ke depan, yang bagi banyak orang itu hanya dongeng bocah. Pemimpi berbeda dengan Pengkhayal. Pemimpi punya gairah untuk membuat mimpinya jadi nyata. Apa yang dibayangkannya dibarengi dengan merencanakan tindakan, termasuk mengubah secara evolusi atau revolusi, guna membuat mimpinya menjadi nyata. Sedangkan Pengkhayal, ia hanya bermimpi, tak melakukan tindakan apa pun.

Empat Pendekatan Cara Bermimpi
Pemimpi yang menjadi jawara adalah seorang yang secara terprogram dan konsisten berusaha mewujudkan mimpinya dalam tindakan sehari-hari. Langkah pertama adalah merumuskan mimpi dan menguji validitasnya dengan intuisi dan keberanian karena hanya disertai sedikit data pendukung--itu pun kalau ada. Dalam merumuskan mimpinya, biasanya ada empat pendekatan.
Pertama, pendekatan pemberontakan (Rebellious Approach). Mimpi diciptakan karena melihat kondisi sekarang tidak kondusif bagi dirinya. Ia akan melawan kemapanan yang dianggapnya biang keladi kelambanan perubahan. Ia akan melawan status quo. Gerakan open source adalah contoh mimpi untuk melawan dominasi Microsoft.
Kedua, pendekatan ingin membuat terobosan baru agar mencapai standar kinerja yang lebih baik, lewat inovasi, invention, atau quantum leap yang konsisten (Breakthrough Approach). Asosiasi atletik internasional geram melihat ketidakmampuan para atlet memecahkan rekor di bawah 4 menit untuk jarak 1 mil. Sejak dicanangkan mimpi itu, para kontributor seakan tertantang. Garis penghalang harus dihancurkan. Ketika pada 1947 rekor tersebut pecah, tahun itu pula ada empat orang yang mampu memecahkan rekor secara terus-menerus.
Guy Laliberte, mantan street performer dengan akordeon, harmonika, dan harpa, yang pada usia 18 tahun mangkal di Hyde Park, London, setiap malam bermimpi melakukan terobosan di dunia sirkus tradisional yang hanya mengandalkan binatang, pelawak, dan akrobat, tanpa tema dan kesinambungan cerita. Cirque du Soleil digagasnya dengan menggabungkan tema, tari, balet, media teatrikal di tempat permanen dengan bayaran US$90 per tiket. Setelah 20 tahun ia mampu menghasilkan US$650 juta dengan 7 juta penonton setahun. Dari delapan tema produksinya, tiga dipentaskan di Las Vegas, yakni Mystere, O, dan Zumanity, yang ditonton 9.000 orang setiap malam, atau sekitar 5% dari turis yang mampir di sana. Satu lagi akan dimainkan di MGM Hotel Las Vegas akhir tahun ini, dan satu lagi akan ditayangkan di Tokyo Disney Land.
Ketiga, pendekatan visioner dengan memimpikan sesuatu yang seharusnya terjadi di masa depan untuk membuat hidup manusia lebih baik (Foresight Approach). Mimpi ini berusaha mempercepat manusia mewujudkan his fullest potential. Bill Gates dan Paul Allen, misalnya, pada 1975 mendirikan Microsoft dengan mimpi dan keyakinan bahwa "the computer would be a valuable tool on every office desktop and in every home". Rollin King dan Herb Kelleher yang memimpikan "The speed of a plane at the price of a car, whenever you need it, and make darn sure they have a good time doing it, people will fly your airline". Jadilah Southwest Airline yang menerbangkan 65 juta pelanggan per tahun dengan 2.800 kali penerbangan per hari di 59 kota, 60 bandara, di AS.
Keempat, pendekatan pewahyuan atau wangsit (Revelation Approach). Kisah Josef di Kanaan adalah soal pemimpi yang mendapat wahyu memimpin Mesir guna menyelamatkan bangsa Israel dari kelaparan. Semua nabi dan rasul akan bermimpi berdasarkan konsep pewahyuan. Dan banyak pula "nabi" di kalangan pebisnis yang mendapat wahyu untuk melakukan sesuatu yang dia yakini secara rasional tidak mungkin, tetapi dia tetap melakukannya.

Keberanian Menjadi Jawara Pemimpi
Faktor yang sangat penting, selain perumusan mimpi yang sudah diuji, adalah COURAGE atau keberanian untuk berjalan di atas mimpi, dengan segala risikonya. Itu sebabnya saya gambarkan The Dreamer sebagai seorang yang harus memiliki RED BLOOD. Artinya, berani mempertaruhkan segalanya, kalau perlu sampai titik darah terakhir, untuk mewujudkan mimpinya. Tiga langkah yang sering harus dilakukan Pemimpi untuk mewujudkan mimpinya:
Pertama, berani menyatakan mimpinya, sehingga menjadi semacam mantra atau sugesti yang "self fulfilling prophecy". Risiko ditertawakan orang, dibenci kawan dan lawan, dan dilabel sebagai manusia aneh, harus siap ditanggungnya. Dengan sering dikatakan, dipikirkan, dan divalidasi, mimpinya akan makin jelas, lengkap, dan sahih.
Kedua, berani merumuskan target yang jelas dan spesifik, sehingga menjadi pressure untuk harus melakukannya dengan segera. Kadang kala ini tak didukung dengan feasibility study, past data analysis, apalagi dengan benchmark. Semua serba baru. Targetnya adalah kedalaman mimpinya, bukan pada analisis lulusan MBA dan Corporate Business Development Team. Target ini menjadi semacam belief dan dogma.
Ketiga, berani berjuang sampai titik darah terakhir dan tak ada point of return. Break the Jar, sebagaimana dilakukan Guy Laliberte, yang tak pernah puas hanya duduk di sidelines.

Melihat tuntunan dan tuntutan tersebut, memang tak banyak orang yang siap jadi jawara Pemimpi. Bukan karena tak punya mimpi, tetapi ketakutan yang menyebabkan mimpi yang indah hanyalah lukisan abstrak untuk dikenang sendiri. Seperti Dennis Waitley yang mengatakan, "If you think you can, you can. If you think you can't, you can't." Mau jadi jawara Pemimpi atau Pengkhayal?

Selasa, 27 November 2007

Be-Do-Have

Dalam buku Cash Flow Kuadrant karya Robert T. Kiyosaki, dia bercerita bahwa untuk menjadi seorang yang sukses harus malalui tiga tahap :

#1 Be (Menjadi) : Kita harus mengubah pola pikir diri kita agar selalu ke arah kesuksesan. Kita perlu bermimpi dan belajar dari banyak hal. Di dunia ini ada milyaran oarang, namun mengapa hanya sedikit yang sukses? Hal yang paling mendasar adalah karena banyak orang tidak mau mengubah paradigma dalam hidupnya bahwa dia berhak sukses. Sukses adalah pilihan. Kita bisa memilih sukses atau tidak. Andre Wongso, salah seorang motivator terkenal di Indonesia, pernah mempertegas lagi hal ini bahwa sukses adalah kepastian karena kita semua pasti jika ditanya, maka semuanya menjawab ingin sukses. Tahukah anda bahwa banyak orang memenangkan lotere jutaan dolar, namun pada akhirnya dia tetap miskin. Mengapa ? Karena dia tidak mengubah pola pikir (mindsetnya).

#2 Do (Melakukan) : Kita harus melakukan tindakan nyata agar bisa terealisasi. Hanya menjadi pemimpi dan belajar saja tidaklah cukup karena diperlukan tindakan. Seorang pemimpi (dreamer) tetaplah pemimpi jika dia tidak bisa mengambil tindakan. Belajar saja tidak cukup, mulai lakukanlah dulu dengan langkah-langkah kecil. Yang terpenting bukannya seberapa jangkauan tiap langkah kita, namun seberapa banyak jumlah langkah yang kita tempuh. Lakukanlah dulu dengan langkah-langkah kecil namun banyak daripada satu langkah besar saja. Tetangga saya yang dulunya tukang becak yang biasa mengantar saya sekolah, kemudian akhirnya menjadi pengusaha bakso yang sukses dan mempunyai rumah tingkat, serta menjadi orang kaya di desa saya. Itu karena dia mempunyai tekad dan bekerja keras untuk menjadi orang sukses.

#3 Have (Mempunyai) : Kita baru bisa mempunyai sukses kalau kita telah menjadi dan melakukan hal-hal untuk menuju kesuksesan. Setelah punya mimpi dan belajar, kemudian kita melakukan hal-hal nyata untuk menuju sukses, lalu pada akhirnya kita akan menjadi orang sukses.

Ingatlah selalu akan sinergi 3 langkah penting yang harus kita terapkan agar kita sukses, yaitu Be-Do-Have (Menjadi-Melakukan-Mempunyai).

Jumat, 23 November 2007

7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif

Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang kreativitias hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja yang kreatif? Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.
Hambatan #1 : Rasa Takut
“Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?” “Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan.” Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan ‘post-it’ notes?
Hambatan #2 :
Rasa Puas“Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman.” “Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?” Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.
Hambatan #3 : Rutinitas Tinggi
“Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya.” Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi ‘kehausan’ Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?
Hambatan #4: Kemalasan Mental
“Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar.” “Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya.” Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?
Hambatan #5 : Birokrasi
“Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?” Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
Hambatan #6 : Terpaku pada Masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.
Kesalahan 7: “Stereotyping”
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita. Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau? Selamat mencoba.

Kamis, 22 November 2007

Keladi Tikus : Obat kanker !

Dear all, tulisan ini saya dapat dari milis. Semoga membantu sesama & mohon dapat disebarluaskan untuk pemberantasan kanker di mana saja.

----- Original Message -----
From: Irwan Julianto
To: Manager.Indonesia@mailjkt2.centrin.net.id
Sent: Wednesday, December 20, 2006 9:55 AM
Subject: [Manager-Indonesia] Keladi Tikus : Obat kanker !
Tolong diforward untuk yang membutuhkan, sepertinya ini jalan keluar bagi penderita kanker.

Kanker tidak lagi mematikan.

Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "keladi tikus"(Typhonium flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 sentimeter ini hanya tumbuh disemak yang tidak terkena sinar matahari langsung.
"Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs. Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia. Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H. Teo,Dip Agric M,BSc Agric(Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia,Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, & berbagai negara di dunia.
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah.Ketika itu,istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel,Red)untuk
menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut. "Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang keMalaysia untuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada disebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul "Cancer, Yet They Live" karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak Jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang keIndonesia," kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr.Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi.
Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk di minum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanama tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya mendapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu. Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal,"lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya."Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta," kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi.
Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali."Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr.Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. Kemudian Dr.Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.
Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos,ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan dibuku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. "Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar di luar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang kesini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.
Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambilmenunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif. Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr.Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr.Teo diPenang, Malaysia. Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya dimasukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker.
Dari pembicaraan mereka, Dr.Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No.5,Jakarta, telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.

Jenis-jenis Investasi di Reksadana

Beberapa tahun belakangan ini, pensiun dini merupakan satu trend yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan besar dan BUMN. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu rasio pekerja dan volume pekerjaan yang lebih efisien sehingga pada akhirnya tingkat kesejahteraan karyawan dapat pula ditingkatkan.Pensiun dini sesungguhnya bukan suatu momok yang harus ditakuti bagi mereka yang menerima atau mengajukannya. Pensiun dini bukan akhir berkreatifitas atau berkarya dan menghasilkan. Justru fase ini dapat dijadikan sebagai second start untuk meraih sukses yang lebih dari sebelumnya. Tentunya hal ini harus dibarengi dengan perhitungan dan perencanaan yang cermat. Dana yang diperoleh dari pengajuan pensiun dini pun biasanya relatif besar, terutama bagi mereka yang sebelumnya bekerja di perusahaan yang cukup besar dan bekerja dalam kurun waktu yang relatif lama. Para pemilih pensiun dini tersebut ada yang menggunakan uang pensiun nya sebagai modal untuk usaha atau menambah modal usaha yang selama ini telah mereka rintis. Namun tidak sedikit dari mereka memilih deposito sebagai bentuk investasi untuk mendapatkan hasil dari uang pensiun tersebut karena kurang mampu menciptakan bisnis baru. Tetapi, dalam keadaan perekonomian membaik seperti sekarang ini, deposito tampaknya kalah menarik karena bunganya sangat rendah sementara beban pajaknya cukup tinggi.Meski demikian, masyarakat yang memiliki dana menganggur dan tidak mempunyai keahlian serta bakat berbisnis sesungguhnya tidak perlu risau. Reksa Dana merupakan media untuk menghimpun dana masyarakat investor yang diinvestasikan kembali ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang ditunjuk. Reksa dana ini dibentuk oleh manajer investasi dan bank kustodian melalui akta Kontrak Investasi Kolektif.Dengan begitu, pemodal dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar seperti misalnya, efek ekuitas, efek utang, dan efek pasar uang. Dalam hal ini pemilik modal tidak perlu repot melakukan pengelolaan portofolio investasinya sendiri. Seperti diungkapkan Julia Chandra, Direktur PT Jasa Dana Mandiri dan Niki Marinda dari Konsultan Properti Uni Pro, dalam kondisi perekonomian yang membaik seperti sekarang ini, Reksa Dana akan menjadi alternatif investasi yang lebih menarik. Dalam berinvestasi katanya, agar langgeng, tingkat inflasi dan return-nya setidaknya harus sama atau jika ingin lebih berkembang lagi maka return-nya harus lebih besar. Dalam hal ini Reksa Dana telah menunjukkan keunggulannya dengan memberikan imbalan hasil yang lebih baik. Menurut Julia, selain return-nya yang cukup menarik, Reksa Dana juga memberikan warna investasi yang efisien. Salah satunya adalah dari segi pajak. Sampai saat ini laba yang diperoleh saat penjualan kembali (redemption) unit penyertaan Reksa Dana memang belum menjadi obyek pajak (PPh) sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang perpajakan. "Kalaupun nantinya dikenakan pajak, return yang didapat tetap lebih menguntungkan", kata Julia. "Namun seandainya pemerintah menetapkan pajak untuk Reksa Dana tersebut, perlu diberikan tarif yang semenarik mungkin. Sehingga masyarakat tidak tertarik untuk melakukan investasi di luar negeri yang banyak memberi insentif menguntungkan", ujar Julia.Disamping daya tariknya itu kata Julia yang salah satunya menjalankan bisnis jasa tenaga kerja ke HongKong ini, agar investasi Reksa Dana ini aman pemodal harus teliti dalam memilih manajer investasinya serta bank yang menjadi kustodian. Dirinya sendiri lebih tertarik kepada produk Reksa Dana Gebyar Indonesia, karena produk ini dikelola oleh 4 manajer investasi bonafid, yaitu : PT Danareksa Investment Management, PT Panin Sekuritas Tbk., PT Nikko Securities Indonesia, dan PT Schroder Investment Management Indonesia. Bank Custodiannya pun BCA. Bagi Julia yang telah menjadi nasabah BCA Cab. Green Garden belasan tahun ini, BCA merupakan bank yang solid dan pelayanannya sangat menyenangkan.
Jenis-jenis Reksadana
Pada umumnya ada beberapa jenis Reksa Dana yang sudah dipasarkan oleh beberapa bank. Misalnya, Reksa Dana Pasar Uang yang menerapkan investasi pada pasar uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap yang menetapkan investasi mayoritas pada efek utang ( pemerintah/ korporasi). Investor pada kategori Reksa Dana Pendapatan tetap ini termasuk konservatif karena masih mementingkan tingkat pengembalian yang stabil, tetapi mulai dapat menerima resiko investasi. Ada juga jenis Reksa Dana Campuran, yang menerapkan investasi dalam efek ekuitas dan efek utang. Reksa Dana tipe ini merupakan tipe moderat yang ingin memperoleh tingkat pengembalian yang sesuai dengan tingkat resiko. Sementara itu Reksa Dana Saham, menerapkan investasi mayoritas pada bentuk efek ekuitas (saham). Jenis investasi ini merupakan yang beresiko tinggi karena adanya fluktuasi atas investasinya, namun dimungkinkan memperoleh hasil yang tinggi pula.
Reksadana Gebyar Indonesia adalah merupakan Reksa Dana Pendapatan Tetap, yang melakukan investasi minimum 80 persen pada efek utang (obligasi pemerintah) dan sisanya pada instrumen pasar uang. Imbalan hasilnya tergolong tinggi. Dalam setahun terakhir ( 2004) keuntungannya bisa mencapai lebih dari 9 persen. Reksadana ini memiliki keunggulan bebas biaya pembelian (subscription fee) dan penjualan kembali (redemption fee) di atas 3 bulan.
Yang lebih istimewa lagi, pencairan dapat dilakukan setiap saat. Dananya pun aman karena ditempatkan pada obligasi pemerintah RI. Investasi merupakan kunci untuk menjamin agar hidup kita dikemudian hari menjadi lebih aman. Lakukan investasi sekarang juga !

Mengembangkan Strategi Investasi Portofolio yang Jitu

Dalam mengembangkan sebuah strategi investasi, hal terpenting adalah penetapan tujuan spesifik. Karena dengan tujuan yang spesifik Anda akan memperoleh informasi yang tepat dari sisi jangka waktu dan nilainya di masa datang. Kemudian, dari sisi diri kita, kita juga harus menelaah toleransi risiko kita terhadap investasi. Jangan sampai susah tidur karena memilih investasi dengan risiko yang terlalu tinggi. Dan setelah kedua hal utama diatas, Anda lakukan, selanjutnya Anda harus mengembangkan strategi alternatif untuk berbagai pilihan investasi. Strategi perlu didukung dengan perhitungan yang akurat. Dari perhitungan ini, Anda akan memperoleh nilai dana yang harus Anda investasikan untuk mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan berawal dari keadaan keuangan Anda saat ini. Dalam proses pengembangan strategi investasi, terdapat beberapa langkah yang bisa kita lakukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pertama, memahami dan mencermati biaya transaksi.
Kedua, mengenal plus dan minus alternatif strategi.
Ketiga, melakukan penempatan yang bijak dalam pilihan aset yang ada (alokasi aset) berdasarkan tujuan yang terukur.
#1 Memahami dan Mencermati Dampak Biaya Transaksi
Ada dua faktor besar yang dapat mengurangi imbal hasil investasi yaitu biaya transaksi dan pajak. Institusi keuangan seperti perusahaan sekuritas atau bank selalu mengenakan biaya terhadap setiap transaksi yang kita lakukan. Misalnya, setiap bulan kita akan terbebani oleh biaya administrasi bila menempatkan uang di bank. Biaya transaksi juga dikenakan bila kita ingin membayar berbagai tagihan melalui bank. Berinvestasi di reksadana pun akan ada biayanya, misalnya berbagai beban biaya untuk setiap pembelian unit penyertaan reksadana. Semua ini harus dipahami dan dicermati agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat berkenaan dengan investasi.
Pajak adalah pemotongan lain dalam investasi. Misalnya, bunga deposito di bank akan terpotong dengan pajak sebesar 20 persen. Sebagai contoh, bila tingkat suku bunga deposito saat ini adalah 6 persen maka sebenarnya hasil bersih (setelah pajak) yang didapat kurang dari itu, yaitu hanya 4,8 persen (= 0.8 x 6 persen). Bila kita bertransaksi saham (jual dan beli), maka kita akan dibebani oleh pajak dan biaya transaksi. Dalam transaksi saham, pajak yang dibebankan adalah final berdasarkan persentase nilai transaksi yang dilakukan. Artinya, pembayaran pajak tidak tergantung pada untung atau rugi transaksi. Jadi, meskipun kita mengalami kerugian (selisih jual dan beli negatif) dalam saham, kita tetap akan terbebani oleh pajak.
Ringkasnya, sebelum berinvestasi pada satu instrumen investasi, kita perlu mengenal dan memahami biaya transaksi termasuk pajak yang perlu kita bayar. Perhitungan imbal hasil untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah berdasarkan imbal hasil bersih setelah biaya dan pajak.
#2 Mengenal Plus Minus Alternatif Strategi
Dengan tersedianya berbagai alternatif strategi investasi, sebaiknya kita secara cermat mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya sebelum keputusan diambil. Ada dua isu yang sebaiknya kita perhatikan dalam memilih atau melaksanakan strategi investasi. Kedua isu tersebut akan diuraikan berikut ini.
#2.1 Time versus Money
Apakah kita akan membayar seseorang untuk dapat memonitor perkembangan investasi kita atau kita akan melakukannya sendiri? Di sini trade-off-nya adalah waktu dan uang. Dengan kesibukan Anda setiap hari, seringkali urusan perencanaan keuangan keluarga menjadi terabaikan. Baik dalam awal proses perencanaan maupun saat pelaksanaan, keduanya membutuhkan perhatian yang cukup agar kita dapat mencapai apa yang menjadi tujuan keluarga. Bila waktu yang kita miliki terbatas maka solusi alternatifnya adalah melimpahkan penanganan tugas tersebut kepada orang yang profesional. Pilihan ini harus dipertimbangkan dengan matang agar tujuan keuangan tidak menjadi terbengkalai akibat masalah kurang waktu.
#2.2 Record Keeping
Apakah kita menginginkan semua data investasi kita dibundel dalam satu laporan atau merasa cukup nyaman dengan banyak laporan berbeda untuk tiap jenis investasi yang kita lakukan? Semua ini terkait dengan pilihan investasi. Bila kita melaksanakan transaksi investasi dengan banyak perusahaan, maka setiap periode (misalnya tiap bulan atau enam bulan) kita akan selalu disibukkan dengan berbagai laporan perkembangan investasi kita. Pemantauan banyak laporan yang terpisah ini bisa jadi cukup menyita waktu dan merepotkan. Kerepotan ini dapat dikurangi dengan menempatkan dana hanya pada sebuah perusahaan pengelola investasi. Alokasi dana pada instrumen yang berbeda dapat dilakukan melalui satu perusahaan pengelola investasi bila perusahaan tersebut menyediakan beragam pilihan investasi. Masalahnya, tidak semua investasi yang ditawarkan oleh satu perusahaan adalah yang terbaik. Biasanya, sebuah perusahaan hanya memiliki satu keunggulan dibandingkan dengan perusahaan lain. Jadi, faktor ini perlu diperhatikan dalam menentukan pilihan investasi.
#2.3 Buy and Hold (BAH) versus Market Timing (MT)
Secara umum kita mengenal dua cara berinvestasi, yaitu buy-and-hold dan market timing.
Cara pertama adalah dengan membeli beberapa alternatif sarana investasi dan tetap memegangnya untuk jangka waktu yang lama. Harapannya adalah agar keajaiban bunga majemuk (the magic of compound interest), seperti pernah diulas dalam pembahasan yang lalu, terealisasi sehingga memberikan peluang untuk memberikan keuntungan besar dalam jangka panjang. Jadi perspektif konsistensi dan jangka panjang menjadi kuncinya.
Pada kubu lain, para penganut market timing (MT) tidak setuju dengan argumentasi buy-and-hold (BAH). Menurut kubu MT, investor bisa dirugikan bila tidak memanfaatkan gejolak harga (volatility). Pendukung MT menganjurkan untuk mengambil keuntungan dari perubahan harga di pasar. Misalnya, bila harga sedang menurun maka Anda membelinya dan ketika harga naik Anda menjualnya. Pendeknya buy low sell high, atau beli murah jual mahal. Dengan begitu investor akan mendapatkan keuntungan maksimal dari investasi. Strategi market timing yang akurat memang menjanjikan keuntungan yang luar biasa.
Profesor Robert Merton, pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 1997, meneliti tiga strategi investasi menggunakan data bursa saham New York pada periode 1 Januari 1927 - 31 Desember 1978. Ketiga strategi ini dimulai dengan modal awal US$ 1000.
Strategi pertama, sebut saja strategi deposito, adalah investasi dalam surat berharga jangka pendek 1 bulan (misalnya commercial paper atau T-Bill) kemudian pokok dan bunganya di-rollover tiap awal bulan.
Strategi kedua, disebut strategi beli dan tahan (buy-and-hold) adalah investasi di bursa saham (diwakili indeks bursa saham New York) terus menerus (capital gain dan dividen yang diperoleh diinvestasikan lagi setiap awal bulannya) selama 52 tahun tersebut.
Strategi ketiga adalah strategi market timing sempurna. Artinya, setiap awal bulan, investor berkonsultasi kepada sebuah ‘komputer peramal yang tak pernah salah’. Kalau menurut ramalan komputer ini indeks saham akan naik selama 30 hari mendatang, maka uang yang ada akan diinvestasikan dalam pasar saham. Sebaliknya, bila si komputer paranormal meramal indeks saham akan turun, maka uang yang ada dialihkan ke investasi surat berharga jangka pendek selama 30 hari mendatang. Begitu seterusnya selama 52 tahun.
Untuk strategi pertama, uang si investor ternyata hanya berkembang 3 kali lipat menjadi US$ 3600.
Untuk strategi kedua, uang si investor berkembang lebih dari 60 kali lipat menjadi US$ 67.500.
Yang menarik adalah hasil strategi ketiga. Dalam sebuah seminar yang dihadiri para profesor keuangan, Robert Merton memberi kuis singkat untuk mensurvei perkiraan para profesor ini tentang hasil strategi ketiga. Nah, kalau Anda diminta menebak, berapa perkiraan Anda tentang hasil strategi ketiga ini? Kemungkinan besar, perkiraan Anda tak akan jauh berbeda dengan perkiraan para profesor keuangan ini. Hasilnya ternyata sama saja. Perkiraan para profesor keuangan dalam seminar Profesor Merton itu ternyata tidak akurat. Umumnya perkiraan berkisar antara ratusan ribu dolar sampai puluhan juta dolar. Kami yakin tebakan Anda juga di sekitar angka itu juga. Jawaban yang tepat adalah, jangan kaget, lima koma tiga enam miliar dollar AS (jawaban ini sengaja ditulis dengan huruf agar tidak mudah diintip sebelum menebak). Luar biasa, bermula dari seribu dolar, dalam 52 tahun Anda bisa mendapatkan uang beberapa kali lipat kucuran dana IMF per periodenya yang sangat dibutuhkan pemerintah Indonesia semasa krisis.
Jadi, logika buy low sell high memang masuk akal. Investor pasti akan untung dengan membeli di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi. Masalahnya, apakah waktu beli yang ditetapkan akan selalu tepat saat harga berada pada level terendah dan waktu jual saat harga berada pada level tertinggi? Kemungkinan memang ada, tapi peluangnya sangat kecil. Tidak akan ada orang yang pernah selalu tepat dalam memprediksi atau memperkirakan perubahan harga di pasar. Dalam prakteknya, banyak sekali ketidak-tepatan prediksi sehingga akhirnya berdampak buruk terhadap investasi yang Anda tempatkan. Dalam menentukan waktu beli tidak ada seorang manajer investasi pun yang berani mengatakan dengan pasti bahwa harga dari suatu saham di pasar modal adalah harga yang terendah, mereka melakukan semua perkiraan ini juga dengan perhitungan yang mungkin sekali terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan. Meski harga telah rendah, tidak ada jaminan bahwa harga tidak akan turun lebih jauh lagi. Sebaliknya, meski harga telah tinggi, tidak ada kepastian bahwa harga tidak akan naik lebih tinggi lagi. Bila terlalu banyak kesalahan prediksi, bukan keuntungan yang didapat malah kerugian yang menimpa investor. Untuk investasi guna mencapai tujuan keuangan keluarga jangka panjang misalnya 10, 20 atau bahkan 40 tahun ke depan, ada anjuran untuk menggunakan metode yang sudah banyak diulas yaitu dollar/rupiah cost averaging.
#3 Melakukan Penempatan yang Bijak dalam Pilihan Aset yang Ada (Alokasi Aset) berdasarkan Tujuan yang Terukur
Sebelum kita menentukan pilihan investasi, kita sebaiknya mengetahui berbagai tujuan yang ada dan menyesuaikannya dengan jangka waktu pencapaian. Menyiapkan dana pendidikan anak juga merupakan salah satu tujuan keuangan keluarga. Tujuan ini merupakan tujuan keuangan jangka panjang. Misalkan kita ingin menyiapkan dana untuk kuliah bagi anak kita yang baru berumur 2 tahun. Kita masih memiliki minimal 16 tahun sebelum anak kita masuk kuliah. Pilihan investasi yang memberikan ekspektasi imbal hasil besar dalam jangka panjang dengan risiko terukur bisa menjadi pilihan. Reksadana campuran atau gabungan antara reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap merupakan kandidat potensial untuk situasi ini. Dalam perencanaan dana pendidikan, kami menyarankan agar pilihan penempatan dananya tidak terlalu agresif. Kita tidak mau berspekulasi dengan risiko tinggi yang dapat berakibat di saat dana itu dibutuhkan ternyata tidak ada atau tidak mencukupi. Dari contoh tersebut, terlihat bahwa pengalokasian dana untuk berbagai tujuan yang dimiliki harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuannya.
Sebaiknya kita mulai melihat berbagai pilihan alternatif investasi yang ada sehingga bisa disesuaikan dengan tingkat toleransi kita terhadap risiko serta jangka waktu investasi yang dibutuhkan.Semoga ulasan kali ini bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam membangun strategi ivestasi yang jitu. Selamat berinvestasi.

White Swan Online Store