White Swan Online Store

Rabu, 28 November 2007

Jawara #2 : Sang Perancang (The Architect)

Adalah Lamar Muse yang mampu mewujudkan mimpi King dan Kelleher tentang Southwest Airlines (SA) dengan cetak biru yang jelas dan operasional. Namun, sang pemimpi masih terus berkhayal, "Why should our customers have to drive 45 minutes to take a 40 minutes flight.". Tantangan ini dijawab Muse dengan mengubah titik hub-nya dari Houston Intercontinental ke Houston's Hobby Airport. Sebuah rancangan yang amat berani pada masa itu, mengingat besarnya risiko bagi maskapai penerbangan baru macam SA.
Bukan hanya itu. Merancang mimpi King dan Kelleher soal "highest quality of customer service delivered with a sense of warmth, friendliness, individual pride, and company spirit", Muse memasang musik disko, bel berbunyi lucu, serta seragam kru yang tidak konvensional. Kala itu, rancangan tersebut menjadi semacam pelecehan bagi pelanggan yang biasa menggunakan jasa maskapai penerbangan lain yang konvensional.
Tahun 1977, SA sudah menerbangkan 5 juta penumpang dan Muse menorehkan tonggak sejarah baru dengan membawa SA menjadi perusahaan terbuka di New York Stock Exchange (Kode: LUV). Setelah itu, pada 1978, Muse turun sebagai president. Dia merasa tugasnya sebagai The Architect sudah selesai.

Ciri-Ciri The Architect
Perancang (The Architect) adalah sosok jawara yang sangat penting dalam mewujudkan mimpi menjadi sebuah cetak biru yang mudah dipahami dan dieksekusi oleh banyak pihak. Tanpa cetak biru yang lengkap, mimpi hanya menjadi semacam ide gila yang indah di alam kasat mata, bukan menjadi karya nyata. Mimpi tanpa rancangan yang jelas hanya bernilai US$1, dengan rancangan yang jelas bisa US$1.000, setelah sukses dieksekusi menjadi US$1 juta, dan kalau sukses dalam jangka panjang mudah mencapai US$1 miliar.
Perancang mempunyai ciri yang sangat berbeda dengan enam tipe jawara lainnya.
  1. Ia piawai membuat konklusi atau insight dari permasalahan yang rumit.
  2. Mampu menggambarkan persoalan yang kompleks dengan diagram alir atau framework of thought yang mudah dicerna.
  3. Mampu menggabungkan ide dari berbagai sumber untuk mendukung pola pikir yang hendak dikembangkannya dalam bentuk sintesis yang sistematis.
  4. Mampu mempresentasikan karyanya dengan teknik, metode visualisasi, dan kata yang sangat menarik.
  5. Mampu mendengar, melihat, dan merasakan serta mengambil konsep konvergensi dengan cepat.

Mempunyai kemampuan networking yang baik sebagai resource person untuk menggali idenya. Ketujuh, menyenangi alam dan sering memberikan contoh tentang alam dalam setiap arahan, pidato, atau presentasi.
Di sisi lain, seorang Perancang umumnya individualis dan egosentris, karena banyak mendengar kata hati dan pikirannya sendiri. Ini paradoksal yang sering dihadapinya. Ia senang menggabungkan ide orang lain, tetapi tatkala sudah meramu dan menyajikannya, sangat sulit untuk diberi masukan.


4S sebagai Titik Tolak Rancangan

Meminjam pendekatan McKinsey, Perancang dapat merumuskan cetak biru dengan menjabarkannya dalam kerangka 4S (dari 7S yang populer itu).

#1 Shared value. Perancang harus mulai dengan memformulasi akar dari mimpi The Dreamer, yakni berupa shared value yang harus menjadi pegangan dan fondasi pembangunan bisnis selanjutnya. Ini fondasi utama yang merupakan pangkal kokohnya sebuah bangunan bisnis. Bagi Grup Astra, shared value itu berupa Catur Dharma. Bagi Bill Polard, pendiri The Service Master Company, sebuah perusahaan jasa pembersihan beromzet US$3,6 miliar dengan kapitalisasi pasar US$3,9 miliar, shared value-nya adalah "To honor God in all we do". Mantan pembalap yang flamboyan tapi rendah hati, Norm Miller, yang juga pemilik Interstate Battery Inc., menulis dengan tegas nilai dasar perusahaannya: "To glorify God as we supply our customers world wide with top quality, value priced batteries". Bagi Grup Garudafood, fondasinya berasal dari keyakinan pendirinya, yakni "Sukses itu lahir dari kejujuran, keuletan, dan ketekunan yang diiringi doa".
#2 Strategy. Perancang yang lihai mampu menuangkan rancangan yang berbeda dengan yang ada di pasar. Dalam bahasa W. Chan Kim dan Renee Mauborgne pada bukunya Blue Ocean Strategy, Perancang harus mampu membuat strategy canvas dengan empat kerangka aksi, yakni reduce, create, raise, dan eliminate di atas standar industri yang ada. Inilah inti rancangan aksi yang harus dipahami oleh The Builder dalam pembangunan selanjutnya.
#3 Structure. Perancang harus memikirkan struktur bisnis dan organisasi yang cocok dengan strategy dan shared value. Bagi SA, struktur organisasi yang ramping terus diupayakan agar bisa mendorong kreativitas dan inovasi karyawannya, bukan semata-mata untuk menekan biaya. Struktur sentralisasi pengelolaan SDM di Astra untuk mendukung keyakinan bahwa Astra adalah suatu kesatuan unit yang diharapkan dapat menggalang kerja sama antar-tim eksekutif di lingkungan bisnisnya, sesuai dengan Catur Dharma.
#4 Staffing. Perancang harus mampu merumuskan karyawan seperti apa yang cocok mengawaki shared value, strategy, dan structure yang dirancangnya. Ini harus sesuai dengan jiwa ketiga S tersebut, kalau tidak maka akan terjadi penyimpangan implementasi. Misalnya, Singapore Airlines selalu mencari "kapten" dan bukan pilot. Seorang kapten adalah pemimpin. Ia harus tahu seluruh aspek penerbangan agar pelanggan puas, bukan hanya aspek teknis pesawatnya saja.
Oleh karena kemampuannya dalam membuat sesuatu yang kompleks jadi mudah, yang sulit dipahami jadi gamblang, yang khayal menjadi kasat mata, saya memberi simbol sebagai si Jingga (Orange Juice Leader) yang melambangkan gairah yang meluap untuk mencipta sebuah karya yang membahana. Jingga adalah warna yang menjadi simbol "endurance and solidity". Endurance seperti jeruk yang memperkuat daya tahan tubuh. Karya Perancang memberikan endurance untuk ide Pemimpi agar langgeng di perjalanan. Adapun solidityatau ketahanan dan kemantapan menggambarkan rancangan yang sangat lengkap, karena telah mempertimbangkan banyak aspek.


Sang Perancang akan sangat kompak berduet dengan tipe Pemimpi. Ini adalah dwitunggal yang kokoh. Sebaliknya, apabila Perancang menjadi leader, biasanya ia akan harmonis berduet dengan The Builder atau Operator, tetapi konflik dengan The Dreamer, The Shaper, The Harvester, maupun The Reinventer yang menjadi bawahannya. Perancang memang unik. Ia sangat dibutuhkan, tetapi biasanya hanya dalam waktu singkat. Ia harus berani memberikan posisi dan tanggung jawab kepada The Builder maupun The Shaper. Kalau tidak, ia akan berubah menjadi the killer builder yang membuat kalut pengelolaan selanjutnya. Perancang harus tahu kapan mesti turun. Muse sadar, kala rancangannya sudah selesai, ia harus menyerahkan tongkat estafet ke pemimpin dengan tipe berikutnya. Ini yang sulit dilakukan, bukan?

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store