White Swan Online Store

Kamis, 22 November 2007

Mitos Yang Salah Dalam Menjual Rumah

Banyak orang masih memiliki cara pandang yang salah tentang peran iklan dalam menjual rumah. Ini mitos yang pertama. Setelah 14 Tahun hadirnya broker profesional di Indonesia, ditandai dengan beroperasinya ERA Indonesia, mengembangkan bisnis broker properti, terjadi perubahan yang luar biasa dalam pemasaran properti, khususnya pasar properti sekunder.
Iklan rumah saat ini mengalami perubahan yang drastis dalam hal respon / tanggapan telpon. Sebagian besar, bisa dikatakan 90% respons, yang menghubungi penjual / pemilik adalah broker properti. Sisanya 10% barulah calon pembeli. Respon pembeli yang hanya sebagian kecil terdiri dari pembeli yang belum serius (hanya cek harga), lainnya tidak cocok harga, ukuran, hadap dsb.
Singkatnya, iklan saat ini tidak memberi manfaat pada penjual rumah, tapi justru merepotkan, tanpa hasil.
Dengan semakin efektifnya jaringan antar broker, khususnya broker yang bekerja dengan eksklusif listing, maka setiap pembeli yang ada menghubungi satu atau salah satu broker yang aktif , akan mendapatkan penawaran hampir semua rumah yang ada dalam pasar properti sekunder sesuai permintaan.
Kantor broker properti yang tersebar di seluruh pelosok daerah perumahan, Branch Office ERA, jelas memudahkan pembeli menghubunginya. Tidak perlu cari data iklan satu per satu dan belum tentu cocok.
Harga dari penjual yang belum sesuai pasar / mahal, membuat calon pembeli lebih suka berhubungan dengan broker properti profesional. Kalau mujur bisa laku ?
Mitos kedua, menjual harga mahal, kalau mujur, mungkin laku ?
Pasar yang semakin banyak penawaran (supplai) dibanding kebutuhan (demand). Penyebaran Informasi yang semakin cepat dan transparan. Semakin banyaknya broker properti profesional. Hampir tidak ada pembeli potensial yang tidak / belum berhubungan dengan broker properti. Informasi harga pasar dari broker properti. Pilihan yang beragam dari broker properti untuk lokasi, tipe bangunan sangat membantu prospek buyer. Masih adakah peluang mendapat pembeli yang nyasar ? Mustahil.
Mitos ketiga, salah menentukan harga jual, yang kemahalan, tidak beresiko ? Resikonya sangat besar. Kadaluarsa dalam pasar akan terjadi, artinya rumah dipersepsi oleh pembeli. Kemungkinan ada masalah / kasus. Lingkungan tetangga menciptakan isu keangkeran rumah yang dibiarkan kosong cukup lama. Lebih buruk lagi, kalau ada penawaran semu. Penjual menganggap penawaran yang tidak serius sebagai patokan harga yang dia bisa peroleh. Akhirnya rumah tidak akan terjual dalam waktu lama, karena tidak ada lagi penawaran yang lebih baik atau sebesar harga penawaran semu tersebut.
Mitos keempat, berhubungan dengan beberapa broker open listing lebih menguntungkan dari pada dengan satu broker eksklusif listing. Pandangan yang terbalik. Efeksifitas jaringan broker hanya akan terjadi dengan eksklusif listing, yaitu peluang terjadinya co-broking. Distribusi informasi yang sangat luas, ekpos yang beragam, usaha yang optimal hanya dilakukan oleh broker yang mendapatkan eksklusif listing. Kenyataan ini merupakan kebalikan dari pemahaman penjual terhadap manfaat yang diperoleh dari broker. Dibutuhkan broker profesional untuk mengubah cara pandang tersebut.
Berhubungan dengan broker secara open listing, beresiko terhadap konflik dengan broker, antar broker bahkan broker, penjual dan pembeli.
Tugas broker profesional untuk menjelaskan keempat mitos dan meyakinkan penjual tentang benefit dari eksklusif listing. Peluang pasar sangat besar, market semakin membutuhkan peran broker, penjual sedang kesulitan, pembeli sedang butuh. Waktu yang tepat broker menjalankan bisnisnya secara profesional yaitu dengan bekerja secara eksklusif listing. Siapkah Anda?

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store