White Swan Online Store

Rabu, 21 November 2007

Mengembangkan Hobi Menjadi Bisnis

Ingin bekerja dengan senang hati, mulailah dari hobi...''Saat ini banyak orang yang berhasil mengembangkan hobi menjadi peluang bisnis. Mengembangkan hobi menjadi bisnis pada prinsipnya sama dengan mengembangkan bisnis lain pada umumnya. Mike Rini, konsultan dari biro Perencanaan Keuangan Safir Senduk dan Rekan, menyampaikan beberapa tips ringan sebelum memulai mengembangkan hobi sebagai usaha.

Tekuni hobi menjadi keahlian
Hobi biasanya hanya mengisi waktu luang, mungkin hanya menghabiskan uang, jika tidak bisa mewujudkan nilai bisnis di dalamnya. Ubah kegiatan yang konsumtif menjadi produktif, yakni menjadikan hobi sebagai suatu yang bisa dijual. Berikut ini adalah caranya.
#1 Luangkan waktu lebih banyak untuk menekuni hobi atau aturlah waktu agar lebih efisien untuk mendalaminya.
#2 Tambah terus pengetahuan anda melalui kursus, seminar atau pelatihan yang berhubungan dengan hobi. Biasanya dalam kursus selain ilmu akan memperoleh sertifikat yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan. Selain kursus pengetahuan bisa diperoleh melalui internet, majalah atau sarana lain.
#3 Belajar langsung dari orang lain yang sudah berpengalaman menjadi nilai tambah karena bisa mengukur hasil karya sendiri.
#4 Hasilkan karya secara rutin. Semakin banyak karya membuat orang semakin terlatih sehingga hasilnya semakin baik. Semua harus berangkat dari rasa disiplin diri sendiri, mampu mengontrol diri sendiri. Rasa malas terkadang datang menyergap terutama disaat hari kerja. Untuk menyiasatinya, tetapkan denda pada diri sendiri. ''Jika saya menghasilkan satu karya minggu ini, maka saya harus menghasilkan dua karya minggu depan.''

Jadilah pekerja mandiri
Mengubah hobi menjadi peluang bisnis yang bisa dijual akan dihargai dan diminati orang. Karena itu, bisnis harus berjalan dengan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Jangan berharap ada fasilitas khusus sehingga bisnis bisa berkembang cepat. Jangan mudah putus asa bila produk ditolak atau malu. Agar produk disukai orang sebaiknya memperhatikan kualitas, memiliki ciri khas, harga kompetitif dan pelayanan yang baik.

Berkembang menjadi wirausaha
Untuk berkembang dari seorang pekerja mandiri menjadi wirausahawan harus memperhatikan beberapa hal.
#1 Tentukan tempat. Apakah harus menyewa atau dijalankan di rumah. menyewa tempat berarti harus membayar sewa, padahal mungkin anda tidak menggunakan kantor setiap hari. Sewa tempat juga disesuaikan dengan dana yang ada, lokasi dan potensi bisnis yang bisa dikembangkan.
#2 Anda adalah tenaga ahli. Apabila bisnis berkembang, Anda memerlukan karyawan. Sebagai langkah awal sebaiknya gunakan orang di sekitar anda seperti tetangga, saudara, anak atau istri.
#3 Memulai hobi menjadi bisnis tidak harus perlu modal besar.
Manfaatkan koleksi hobi anda sebagai modal awal untuk dijual. Cara lain adalah bekerja sama dengan pihak lain yang bermodal besar karena itu perlu ada sikap saling percaya.
#4 Urus ijin usahanya dengan pihak terkait guna memudahkan akses usaha anda. Seperti status perusahaan yang berbentuk PT, CV, UD, NPWP dan sebagainya.5. Buat sistem pengendali keuangan, operasional dan sebagainya agar mudah pengawasannya.6. Rencanakan strategi pemasaran yang tepat dengan menetapkan harga yang kompetitif, target konsumen, promosi dan pilihan produk yang ditawarkan.

Hati Senang, Dapat Uang
Hati senang, dapat uang pula. Pasti banyak yang ingin mendapat kesempatan untuk bersenang-senang sekaligus memperoleh uang. Apakah ini mungkin? Mungkin saja. Lihat saja Rudy ”Koki Top” Choirudin, Bill ”Microsoft” Gates, JK ”Harry Potter” Rowling, dan Eko ”Ngegosip” Patrio, dan Basuki ”Pelukis” Abdullah. Mereka sama-sama terkenal, sama-sama sukses di bidang masing-masing, dan tentu saja sama-sama mampu mengubah hobi mereka menjadi mesin uang. Jika mereka bisa bersenang-senang dan menghasilkan uang, Anda pun pasti bisa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadikan hobi Anda sebuah mesin uang. Ingin tahu rahasianya? Coba simak yang berikut ini.

#1 Jadilah yang Terbaik
Sebelum mengubah hobi Anda menjadi mesin uang, pastikan bahwa Anda memiliki kemampuan prima dalam melakukan ataupun menekuni hobi Anda tersebut. Orang lain tentunya akan membeli produk atau jasa Anda (hasil dari hobi Anda), jika produk dan jasa tersebut memang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi mereka. Jadi, jika Anda suka memasak, pastikan masakan Anda memang benar-benar enak, atau Anda memiliki beberapa resep andalan yang sudah terbukti kelezatannya. Jika Anda suka mendesain ruangan, pastikan bahwa desain Anda memang disenangi orang lain (bukan hanya diri sendiri). Jika Anda gemar membuat barang-barang kerajinan tangan, pastikan bahwa kualitas barang yang Anda buat memang baik. Jika Anda senang menekuni dunia tentang teknologi informasi, pastikan bahwa informasi yang Anda miliki selalu up-to-date, dan bermanfaat bagi orang lain. Jadi, apa pun hobi Anda, tekunilah dengan serius, tingkatkan kemampuan Anda terus. Jika perlu, belajarlah untuk mempertajam kemampuan Anda, baik belajar pada orang lain (kursus, seminar/pelatihan, magang), ataupun belajar sendiri (melalui majalah, buku, pengamatan dan praktik langsung). Anda juga bisa ikut bergabung dalam organisasi yang mewadahi orang-orang dengan hobi yang serupa. Di sini Anda bisa bertukar pikiran, saling belajar, dan memperkaya diri Anda dengan informasi yang up-to-date di bidang yang Anda tekuni dari diskusi dengan sesama anggota.
#2 Tunjukkan Kemampuan
Setelah Anda yakin akan kemampuan Anda, langkah berikutnya adalah meyakinkan orang lain akan kemampuan Anda, agar mereka bisa melihat ”kelebihan” Anda. Caranya? Tunjukkan kelebihan Anda tersebut. Mungkin untuk tahap pertama, Anda bisa melakukannya tanpa memungut biaya. Jika Anda suka memasak, tawarkan diri untuk memasak bagi rekan atau kerabat yang akan mengadakan pesta. Jika para undangan yang hadir senang akan masakan Anda, pasti mereka akan bertanya siapa yang memasak. Di sini Anda bisa ”mempromosikan” kemampuan Anda (tentunya tanpa bernada sombong), misalnya dengan menawarkan sebagai berikut kepada seorang calon pelanggan: ”Boleh saja, kalau Ibu mau, nanti saya bikinkan. Untuk Ibu saya beri harga promosilah.” Jika Anda suka membuat kartu-kartu ucapan, kirimkan secara cuma-cuma kartu-kartu ucapan Anda kepada teman ataupun kerabat. Di kartu tersebut, tuliskan di salah satu sudut, nama serta nomor telepon yang dapat dihubungi seandainya mereka ingin memesan kartu ucapan Anda. Demikian pula jika Anda suka membuat kerajinan tangan (tas, sarung bantal, sulaman, jam dinding hias, desain grafis, hiasan meja atau dinding), kirimkan hasil karya Anda kepada orang-orang di sekitar Anda untuk menunjukkan kemampuan Anda. Jika mereka menyukai karya Anda, mereka tentunya akan menghubungi Anda. Pada saat Anda dihubungi, tanyakan pendapat mereka secara jujur tentang karya Anda, dan kemungkinan untuk memasarkan karya tersebut pada teman-teman mereka. Jika mereka memberikan jawaban positif, berarti kualitas dari karya Anda memang sudah layak jual. Jika belum, jangan putus asa, tajamkan kemampuan Anda lagi, dan coba lagi.
#3 Lakukan Riset Pasar
Setelah Anda yakin dan orang-orang di sekitar Anda juga yakin akan kemampuan Anda, selanjutnya adalah melakukan Riset Pasar. Tujuan riset ini adalah untuk melihat sejauh mana hasil karya Anda layak jual. Riset pasar bisa dilakukan dengan cara sederhana, misalnya: dengan mengunjungi outlet pesaing, mengumpulkan brosur produk-produk pesaing, melakukan survey di Buku Kuning (buku telepon) di bagian produk yang Anda minati. Dalam riset ini, cari tahu seberapa banyak orang ataupun perusahaan di sekitar Anda menjual barang atau jasa yang serupa dengan karya Anda. Dapatkan informasi tentang jumlah pesaing yang ada di pasar yang akan Anda masuki, kualitas barang/jasa yang mereka tawarkan (apakah karya Anda memiliki kualitas yang sama, di bawah mereka, atau kualitas yang lebih unggul), harga yang mereka kenakan, lokasi usaha mereka (amati lokasi seperti apa yang dipilih oleh perusahaan-perusahaan sukses), dan kesuksesan (pelajari faktor-faktor apa yang mendukung kesuksesan sebuah usaha) serta kegagalan mereka (kesalahan-kesalahan apa yang mereka lakukan, atau apa yang bisa Anda perbaiki dari apa yang sudah mereka lakukan). Jika ternyata kualitas karya Anda serupa dengan para pemain yang sudah terlebih dulu berada di pasar, tingkatkan kualitas Anda, atau mungkin Anda bisa memikirkan untuk bersaing di harga, atau bersaing di jasa atau produk tambahan yang bisa Anda berikan sebagai bonus. Misalnya: Jika kualitas rangkaian bunga yang ditawarkan pesaing sama dengan kualitas rangkaian Anda, tawarkan jasa antaran gratis ke tempat tujuan dengan harga yang sama, tambahkan rangkaian bunga kecil sebagai bonus memesan dari Anda, atau berikan voucher discount untuk pembelian berikutnya.
#4 Galang Dukungan
Tentunya akan sulit jika Anda melakukan segala sesuatunya sendirian. Banyak hal yang harus Anda lakukan untuk meluncurkan sebuah usaha, walaupun sifatnya masih informal saja. Untuk itu, Anda perlu menggalang dukungan banyak orang: keluarga (suami, isteri, adik, kakak, orang tua, tante, oom, sepupu, kakek, nenek) atau teman (sahabat, teman kantor, teman kuliah, teman dalam perkumpulan yang sama, tetangga). Jika Anda belum memiliki cukup modal, mungkin ada keluarga atau teman yang bisa membantu (tentunya setelah Anda meyakinkan mereka akan prospek dari usaha Anda). Anda bisa mengajak mereka sebagai ”pemegang saham” dengan dasar ”profit sharing”. Anda juga bisa meyakinkan mereka untuk menjadi ”bank” Anda, yaitu meminjamkan sebagian dana bagi Anda (yakinkan kapan dana tersebut harus Anda kembalikan). Siapa tahu mereka bersedia memberikan pinjaman ”tanpa bunga” kepada Anda? Jadi, dari pada meminjam ke Bank, mengapa tidak mencoba untuk meminjam ke Bang Amin, Bang Jaka, dan Bang Ahmad? Selain dana, Anda juga bisa menggalang dukungan dari teman dan kerabat untuk ”memasarkan” produk Anda kepada teman-teman mereka di rumah, kantor, sekolah dan organisasi mereka. Anda bisa juga mencoba menggalang dukungan berupa informasi dan nasihat (bagaimana menyusun rencana penjualan, anggaran, strategi pemasaran apa yang bisa diterapkan, kesalahan apa yang perlu dihindari). Jika Anda membutuhkan fasilitas pendukung, seperti komputer, ruangan kerja, ruang display, kendaraan, telepon, mesin fax, Anda bisa juga mencoba mendapatkannya dari mereka (keluarga, sahabat, teman-teman dekat). Jika Anda membutuhkan media pemasaran, mengapa tidak mencoba menggalang dukungan dari rekan-rekan Anda di media (majalah komunitas, in-house magazine di perusahaan Anda, teman Anda, keluarga Anda, website teman, atau mailing list perkumpulan Anda). Jadi, semakin banyak dukungan yang Anda dapatkan, semakin ringan dan mudah tugas Anda untuk memasarkan karya Anda. Umumnya, keluarga dan sahabat akan membantu Anda dengan tulus, bahkan seringkali dengan cuma-cuma.
#5 Buat Rencana Pemasaran
"If you fail to plan, you plan to fail (Jika Anda tidak memiliki rencana, sebetulnya Anda sudah membuat rencana untuk gagal)." Begitu kata orang bijak. Jadi, rencana itu sangat penting. Setelah dukungan Anda dapatkan, sudah saatnya Anda mulai membuat rencana untuk memasarkan produk Anda. Rencana ini bisa mencakup dana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha Anda, sumber dana (dari mana dana bisa Anda dapatkan: tabungan, penjualan barang-barang tertentu yang sudah tidak dibutuhkan, pinjaman lunak, pinjaman tanpa bunga), sumber fasilitas (pinjam dari orang lain, sewa, beli baru, atau beli yang bekas), tempat-tempat yang tepat untuk menyalurkan dan menitipkan karya Anda (toko tetangga, menggelar lapak di Monas atau Senayan), orang-orang yang perlu Anda hubungi untuk membantu pembuatan (supplier, konsultan, investor, bank) dan penyaluran dan pemasaran karya Anda, serta langkah-langkah konkret ataupun prosedur yang perlu Anda lakukan (rencana aksi) untuk meluncurkan hasil karya tersebut.
#6 Miliki Komitmen dan Antusiasme
Calvin Coolidge, mantan Presiden Amerika Serikat mengatakan bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat menghalangi komitmen dan antusiasme. Jadi, agar sukses, rencana yang Anda buat juga harus disertai dengan komitmen dan antusiasme tinggi. Misalnya: jika Anda berencana untuk menjual ”10” unit per minggu, pastikan Anda memiliki komitmen dan antusiasme untuk menyediakan waktu untuk menghasilkan yang direncanakan: Mungkin Anda bisa menyediakan waktu untuk membuat dua unit per hari, atau Anda bisa melakukannya pada akhir pekan. Anda juga perlu menghubungi jumlah orang yang ditargetkan untuk memasarkan produk Anda, misalnya: untuk ”menjual” 10 unit, mungkin Anda harus menghubungi 50 orang prospek (Anda bisa meminta bantuan keluarga dan teman untuk menghubungi orang-orang tersebut). Komitmen dan antusiasme juga sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah. Tanpa keduanya, Anda dapat dengan mudah terlibas oleh masalah. Dengan kedua kualitas ini, akan lebih mudah bagi Anda untuk mendobrak segala penghalang. Komitmen tinggi akan menumbuhkan antusiasme yang tinggi pula untuk berhasil. Seseorang dengan antusiasme yang tinggi akan memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengalahkan kegagalan dan masalah yang menghadang. Karena antusiasme ini akan melahirkan emosi positif, pikiran positif dan tindakan yang positif. Aura positif umumnya dapat dengan mudah menular kepada orang lain, sehingga orang lain juga dapat ”termotivasi” untuk membantu menyukseskan proyek Anda. Jadi, jangan pernah mencoba melakukan usaha tanpa komitmen dan antusiasme yang tinggi. Kedua hal ini merupakan senjata ampuh untuk membidik sukses.

Ingin mencoba mengubah hobi menjadi mesin uang? Pastikan bahwa hasil karya Anda memang memiliki kualitas yang layak jual, coba tunjukkan kemampuan Anda pada orang-orang sekitar untuk melihat apakah memang karya Anda sudah cukup berkualitas, lakukan riset pasar, galang dukungan, buat rencana, dan jangan lupa miliki komitmen dan antusiasme tinggi untuk mewujudkan rencana Anda. Sukses untuk Anda.

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store