White Swan Online Store

Rabu, 21 November 2007

Ide Bisnis : Dari Mana Datangnya?

Semua bisnis yang sukses pada mulanya berasal dari satu ide bisnis saja. Coba saja kita lihat eBay, amazon.com, Disneyland, Microsoft, Pixar. Semua adalah perusahaan atau jenis usaha yang meraup pemasukan miliaran dolar. Mereka juga menjadi perusahaan langganan Fortune 500. Siapa yang tidak ingin memiliki usaha seperti ini? Dari mana ide-ide bisnis berpotensi sukses didapatkan?

SUMBER IDE BISNIS
Setelah kita yakin untuk memulai usaha sendiri, lalu usaha apa yang menguntungkan untuk kita mulai? Mungkin sumber-sumber ide berikut bisa kita gali untuk menetapkan jenis usaha yang paling tepat bagi kita dan pasar yang paling pas untuk kita bidik. Seseorang sering kali bingung untuk memulai sebuah usaha yang hendak ditekuninya. Padahal banyak cara bisa dilakukan untuk memulai sebuah usaha entah sebagai usaha sampingan atau pokok. Mike Rini, konsultan Biro Perencana Keuangan Safir Senduk dan Rekan menyampaikan beberapa sumber ide untuk memulai usaha sendiri seperti berikut.
#1 Dari Pekerjaan dan Keterampilan
Pekerjaan yang ditekuni dan keterampilan yang sudah kita miliki merupakan sumber kaya untuk menghasilkan ide-ide bisnis yang tepat. Pekerjaan yang sudah lama ditekuni dan keterampilan yang sudah lama dikembangkan akan membentuk naluri atau insting bisnis. Banyak orang yang memulai usaha sendiri dari pekerjaan yang sebelumnya pernah mereka tekuni.
Menurut William E Heinecke, seorang pengusaha sukses di bidang makanan dan pariwisata di Thailand, dalam bukunya The Entrepreneur, pekerjaan yang kita tekuni, dan keterampilan yang sudah kita miliki merupakan sumber yang kaya akan ide bisnis yang tepat untuk kita. Alasannya? Dari sinilah (pekerjaan yang telah sekian lama kita jalankan, dan keterampilan yang sudah kita kembangkan) insting bisnis kita dibentuk dan dipupuk. Mary Kay Ash, sang Ratu Kosmetik, Norman Monath, pengusaha di bidang penerbitan, dan William Colgate si Raja Sabun memilih ide usaha dari pekerjaan yang pernah mereka tekuni dan keterampilan yang sudah mereka miliki. Mary pernah bekerja di perusahaan kosmetik dan menjadi tenaga penjual di perusahaan tersebut sebelum akhirnya terjun untuk membangun perusahaan kosmetiknya sendiri. William Colgate, sebelum membangun usahanya sendiri, pernah bekerja di perusahaan sabun milik orang lain. Dari pekerjaannya ini, ia mengembangkan keterampilan teknis dan manajemen, serta mengembangkan jaringan perkenalan dengan orang-orang yang tepat yang harus dihubungi di bisnis yang ia tekuni tersebut. Norman Monath, memulai karier di perusahaan penerbitan milik orang lain. Ia bahkan sempat belasan tahun menimba ilmu di perusahaan ini dan menajamkan keterampilan editing dan pengelolaan bisnis sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun usaha penerbitannya sandiri.
#2 Dari Minat dan Hobi
Sumber kedua yang juga tidak kalah pentingnya adalah minat dan hobi yang kita miliki. Minat dan hobi cukup efektif untuk membangun keyakinan dan motivasi kuat untuk mandiri. Orang tidak merasa terbebani bila melakukan kegiatan yang ia sukai, terutama yang berkaitan dengan minat dan hobi. Banyak mantan atlet olahraga yang sukses menjadi pelatih, membuka toko olahraga, dan sebagainya.
Kedua hal ini merupakan sumber yang memiliki kekuatan yang ampuh dalam membangun keyakinan serta motivasi bagi kita untuk memulai usaha. Umumnya orang tidak merasa terbeban untuk melakukan yang ia senangi (misalnya: minat dan hobi). Ini merupakan modal kuat bagi seorang wiraswastawan yang menekuni dunia yang memang ia cintai. Bill Gates mengandalkan hobi dan minatnya di bidang komputer sebagai sumber ide memulai kerajaan bisnisnya yang sekarang telah menggurita di seluruh dunia. Anita Roddick, nakhoda perusahaan kosmetik yang mengandalkan bahan-bahan alami, Body Shop, terpacu memulai usahanya, karena minatnya yang besar di bidang perlindungan alam, terutama satwa. Sehingga ia akhirnya memiliki ide untuk membuat perusahaan kosmetik yang bahan bakunya adalah dari bahan nabati, bukan hewani (jadi tidak perlu membunuh hewan). Anita yakin, ada banyak orang yang memiliki pendapat yang sama untuk melindungi hewan dari kepunahan. Inilah peluang yang dibidiknya, dan yang ternyata memang telah terbukti merupakan bidikan yang tepat. Beberapa mantan olahragawan nasional (Susi Susanti, Elfira Nasution), mengembangkan usaha mereka di jalur yang sesuai dengan minat, hobi, dan pengalaman kerja: menjadi pelatih, membuka sekolah olah raga, dan toko peralatan olah raga.
#3 Dari Pengalaman
Pengalaman diri sendiri atau orang lain bisa menjadi guru yang baik dan sumber ide bisnis. Pengalaman buruk sering kali sulit dilupakan, lalu kita akan berupaya mencari cara baru untuk mengatasinya. Cara ini akan membuka peluang munculnya ide yang menarik.
Pengalaman diri sendiri dan juga orang lain (apa yang kita alami, ataupun yang dialami oleh orang lain), selain merupakan guru yang baik, juga merupakan sumber ide bisnis yang kaya. Pengalaman, terutama yang buruk, memberikan kesan yang mendalam bagi kita, yang tidak mudah untuk dilupakan. Jika pengalaman tersebut adalah pengalaman buruk, maka tentunya kita tidak ingin pengalaman tersebut terulang lagi. Kita akan berusaha mencari jalan ”baru” untuk menghindari kesulitan dan masalah yang pernah kita alami. Jalan baru inilah yang memacu munculnya ide-ide bisnis yang brilian seperti yang dialami oleh Ralph Schneider dan King C. Gillette. Ralph Schneider mendapatkan ide untuk meluncurkan Diners Club (yang menjadi cikal bakal kartu kredit), dari pengalaman buruknya di sebuah restoran. Saat itu, ketika akan membayar makanan yang dipesan, Ralph baru sadar bahwa ia tidak punya uang tunai karena ia tidak membawa dompetnya. King C Gillette, merasa kesal karena sering terluka ketika ia bercukur di pagi hari dengan alat cukur yang berat dan tidak praktis. Dari pengalaman buruk inilah, ia mendapatkan ide untuk membuat pisau cukur yang ringan, relatif aman dan praktis (bisa dibuang setelah sekali dipakai).
#4 Dari Pengamatan
Selain pengalaman, pengamatan ternyata juga adalah sumber ide bisnis yang tak habis-habisnya. Mengamati sesuatu yang terjadi di sekitar kita bisa menjadi peluang bisnis. Pengamatan ini diperlukan bagi mereka yang ingin mandiri. Identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga bisa menimbulkan peluang bisnis yang bisa terus dikembangkan.
Dari pengamatan akan segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita, kita bisa menemukan kebutuhan-kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, yang bisa kita jadikan peluang bisnis. Bahkan, pengamatan ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang wiraswastawan. Pada prinsipnya, identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi merupakan konsep dari dari upaya membangun usaha. Dari pengamatan ini, banyak ide bisnis dan peluang bisnis yang bisa terus digali untuk dikembangkan. Dari hasil pengamatannya terhadap masyarakat sekitar pada waktu itu, Isaac Merritt Singer berhasil mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan mesin jahit untuk rumah tangga. Ide ini dituangkan menjadi peluang bisnis yang kemudian diwujudkannya dengan membuat mesin jahit yang praktis untuk digunakan di rumah (bukan di pabrik). George Eastman, juga mendapatkan ide bisnis dari hasil pengamatannya. Dulu, kamera bentuknya sangat besar, berat, harganya mahal, dan sulit dibawa ke sana-sini. Padahal banyak orang yang senang untuk difoto, dan banyak peristiwa yang perlu diabadikan. Untuk itulah, ia akhirnya memproduksi kamera yang kecil dan portable (ringan dan praktis untuk di bawa ke mana-mana.
MENDAPATKAN IDE BISNIS POTENSIAL
Di mana ada kemauan di situ ada jalan, di mana ada kesempatan, di situ ada ide bisnis. Lalu kesempatan apa yang mengandung ide bisnis?
#1 Membantu Orang Lain
Pierre Omiday, pendiri situs binis di Internet yang mempertemukan pembeli dan penjual dari berbagai penjuru dunia, menemukan ide bisnisnya ketika membantu seorang teman untuk mendapatkan pembeli. Ia lalu membuatkan sebuah situs untuk mempromosikan barang dagangan temannya tersebut, dan mengundang pedagang dan pembeli lainnya untuk juga mencari pembeli atau penjual di situs yang sama. Dalam beberapa bulan setelah peluncuran eBay, jutaan orang telah mengakses situs ini. Pierre kemudian mengutip uang jasa 25 sen sampai 2 dollar bagi tiap penempatan informasi di situs ini, dan juga mendapatkan komisi beberapa persen saja dari total tiap transaksi. Dalam tiga tahun setelah diluncurkan pertama kali tahun 1995, eBay sudah layak ditawarkan di pasar publik. Tahun 2000, eBay sudah mengundang 22 juta orang untuk bertransaksi (jumlah ini lebih banyak dari jumlah penduduk di beberapa negara bagian di Amerika Serikat). Dengan penghasilan yang diperolehnya dari situs ini, Pierre akhirnya berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur programming di sebuah perusahaan dan berteken di usaha yang dibangunnya sendiri tersebut.
#2 Hobi
Bill Gates, si raja komputer dari Amerika Serikat, memulai bisnisnya dari sebuah hobi mengutak-atik program komputer. Hobi yang ditekuni dengan serius ini telah berhasil membawa Bill Gates untuk menemukan komputer yang lebih praktis dan lebih mudah digunakan dari pada komputer besar yang pada saat itu digunakan. Ide ini pernah ingin dijualnya kepada perusahaan besar, tetapi ditolak. Penolakan tidak membuat Bill Gates patah semangat, ia mencoba menyempurnakan ide bisnisnya tersebut, untuk kemudian dilempar kembali ke pasar sebagai ide bisnis yang ternyata diterima dengan baik oleh masyarakat. Dengan upayanya ini, Bill Gates berhasil membangun kerajaan Microsoft yang saat ini telah menggurita di seluruh dunia dengan pemasukan yang luar biasa.
#3 Pengamatan
Ray Kroc, tokoh di balik sukses restoran waralaba cepat saji McDonald, mendapatkan ide bisnisnya dari pengamatannya terhadap tingkah laku masyarakat pekerja di sekitarnya. Ia mengamati mereka dan mendapatkan bahwa masyarakat pekerja senantiasa sibuk dan menginginkan layanan yang cepat ketika mereka menghabiskan waktu untuk makan siang. Dari pengamatannya selama perjalanan bisnisnya menawarkan peralatan masak ke beberapa restoran, Ray Kroc yang pada waktu itu berprofesi sebagai tenaga penjual menemukan sebuah restoran unik yang dikelola oleh dua bersaudara McDonald. Restoran ini fokus pada satu jenis masakan saja dan masakan ini juga disajikan dengan efisien sehingga waktu tunggunya juga sangat singkat. Restoran ini akhirnya dibeli oleh Ray Kroc dan dikembangkan menjadi restoran wara laba yang sukses yang telah merambah hampir ke seluruh negeri yang ada di muka bumi ini.
#4 Ide Lama
Jeff Bezos dari Amazon.com mendapatkan ide bisnisnya dengan memperbaharui ide lama penjualan buku di toko buku biasa. Ide lama ini ia perbaharui: tempat penjualan diperbaharui (bukan di toko buku, tetapi di Internet). Cara pembayaran dan pengiriman buku juga diperbaharui (lebih dibuat praktis dan cepat). Praktis karena pembeli bisa membayar menggunakan kartu kredit kapan saja dan dimana saja ia berada. Pengiriman buku juga dibuat lebih cepat, dari pengiriman buku dengan memesan secara tradisional ke toko buku biasa.
#5 Ide Orang Lain
Jennifer Basye Sander membangun kerajaan ”Buku Kuning” (direktori) seluruh bisnis yang dikelola oleh wanita di kota tempat ia tinggal. Ternyata buku ini akhirnya menjadi laris. Informasi dalam buku ini senantiasa diperbaharui agar selalu up-to-date. Dari mana ide ini berasal? Ternyata ide ini ditemukan oleh Jennifer, penulis buku ”Niche and Grow Rich”, dari kota lain yang sempat ia kunjungi yang juga memiliki Direktori serupa yang ternyata laris manis di kota tadi. Ia lalu membawa ide bisnis ini (ide orang lain yang telah sukses diterapkan di satu kota) untuk diterapkan di kota tempat ia tinggal. Ternyata ide inipun mendapat sambutan yang luar biasa yang memberikan pemasukan yang memuaskan Jennifer Basye Sander.
#6 Kolaborasi
"Dua kepala lebih baik dari satu (Two heads are better than one)." Begitu kata pepatah. Ternyata ada benarnya juga. Dewitt dan Lila Wallace berkolaborasi sebelum berhasil membangun kerajaan bisnis dari penerbitan majalah inspirasi bulanan Reader’s Digest. Ketika baru pulang dari tugas negara pada Perang Dunia II, Dewitt mendiskusikan ide untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk membangun kembali kepercayaan diri mereka dan menemukan ide-ide yang dapat diterapkan untuk mendapatkan pemasukan. Dari hasil diskusi dengan isterinya Lila, Dewitt akhirnya mendapatkan ide bisnis yang cemerlang. Ide ini berhasil memberi inspirasi dan manfaat bagi banyak orang di seluruh dunia.
LANGKAH SETELAH MENEMUKAN IDE
Mengubah Ide Bisnis Menjadi ”Uang”Setelah kita mendapatkan ide bisnis yang brilian, lalu apa langkah kita selanjutnya untuk mengubah ide tersebut menjadi mesing uang? Banyak sekali yang bisa kita lakukan, namun berikut ini ada beberapa ide yang mungkin bisa Anda coba.
#1 Terbitkan
Tom Peters, Alvin Toffler, Ken Blanchard, Maxwell adalah beberapa tokoh yang menuangkan ide bisnis mereka dalam buku-buku yang lalu mereka terbitkan. Demikian pula dengan para pengarang novel ternama, seperti Stephen King, Agatha Christie yang menuangkan ide-idenya dalam novel yang kemudian diterbitkan. Dari buku-buku ini, sang pengarang mendapatkan pemasukkan, apalagi jika buku-buku ini menjadi buku yang laris.
#2 Catatkan secara Hukum
Ide Anda juga bisa Anda catatkan untuk mendapatkan copy right. Seorang artis Indonesia mencatatkan gayanya disertai kalimat khusus untuk mengungkapkan gaya tersebut untuk mendapatkan hak cipta. Hak Cipta ini bisa mendatangkan royalty dalam bentuk uang yang bisa Anda nikmati ketika orang lain menggunakan ide Anda. Anda juga bisa menjual hak cipta ini (baik sebagian ataupun seluruhnya) kepada perusahaan lain atau orang lain dan mendapatkan uang juga dari sini.
#3 Demokan
Cara lain untuk mengubah ide menjadi keuntungan finansial adalah dengan mendemokan kepada publik melalui seminar, pelatihan, ataupun sekedar pertunjukkan dalam bentuk hiburan. Beberapa akademisi dan praktisi memilih cara ini untuk memperkenalkan ide mereka kepada publik. Robert T Kiyosakhi, setelah menuliskan idenya dan menerbitkan buku yang mencakup ide ini, ia mendemokan cara menerapkan ide-idenya melalui seminar keliling dunia. Beberapa waktu lalu, penulis dan pebisnis kondang inipun sudah mengunjungi Indonesia untuk berseminar di sini. Tentunya, Anda harus sudah mengenal siapa target audience yang akan menghadiri seminar, pelatihan, atau pertunjukkan yang Anda gelar.
#4 Berikan sebagai Nasihat kepada Orang Lain
Ada sebuah acara yang disampaikan oleh Suze Orman di sebuah stasiun televisi dunia. Suze Orman menerima berbagai pertanyaan dari pemirsa di seluruh dunia tentang bagaimana mengelola keuangan pribadi. Dengan pengalaman yang luas, pengetahuan yang dalam, dan rasa percaya diri tinggi, Suze berinteraksi dengan para pemirsa sambil memberikan kiat-kiat praktis mengelola keuangan pribadi. Ternyata cara ini (memberikan ide kita kepada orang lain dalam bentuk tips praktis) bisa juga dijadikan cara untuk mengubah ide menjadi ”uang.”
#5 Jual sebagai Konsumsi Masyarakat
Cara umum yang banyak diterapkan orang adalah mengubah ide menjadi produk atau jasa yang bisa dijual untuk konsumsi masyarakat. Howard Schultz mengubah ide bisnisnya (bahwa masyarakat memerlukan tempat untuk berdiskusi dengan minuman dan makanan ringan) ini menjadi mesin uang dengan mendirikan kedai kopi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat banyak terutama masyarakat bisnis. Ide sederhana namun unik untuk menjual air putih cepat saji juga telah terbukti sukses. Ide ini diterapkan dengan menjual air putih dalam kemasan, yang kemudian laris manis, bahkan telah diikuti oleh berbagai pihak untuk mengeruk keuntungan dari ide yang sejenis.
REALISASIKAN & PERBAHARUILAH
Ide akan tetap berupa ide jika tidak diupayakan untuk diubah menjadi bentuk usaha yang mendatangkan uang. Jadi, ide yang baru saja Anda baca ini perlu Anda tindaklanjuti dengan tindakan nyata: mencari ide dan mengubah ide menjadi mesin uang. Namun yang perlu diingat juga, setelah ide Anda menjadi mesin uang, ide ini harus senantiasa diperbaharui ataupun dilengkapi agar tidak tergilas oleh pihak lain yang ingin meniru ide ini. Selamat mencari ide dan mengubah ide Anda menjadi sumber uang.

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store