White Swan Online Store

Rabu, 04 Februari 2009

Resolusi Baru di Tahun Baru

Tahun yang baru saja kita lewati telah menorehkan banyak pengalaman berharga. Kemenangan, kelulusan, prestasi, kenaikan pangkat, dan berbagai kesuksesan lain bersanding dengan kepedihan, kegagalan, kekecewaan, musibah, dan krisis. Semuanya ini memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk memulai tahun yang baru dengan membuka lembaran baru: resolusi baru untuk meraih sukses.

Resolusi 1: Belajar
Don Miller, dalam artikelnya ”Ten Career Resolutions” menganalogikan tempat kerja sebagai ruang kelas. Dengan analogi ini, kita diajak untuk memetik pelajaran dari hari-hari ”belajar” di tempat kerja. Pelajaran ini penting untuk meningkatkan diri (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Lalu bagaimana caranya belajar di tempat kerja? Yang pertama adalah ”Ask, Listen, Learn” (bertanya, mendengar, dan belajar). Jika kita menemukan hal-hal yang membingungkan, meragukan, ataupun yang membangkitkan rasa ingin tahu kita, jangan ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan (pada teman sekerja, atasan, bawahan, sesama rekan kerja, pelanggan, dan supplier).
Setelah pertanyaan kita ajukan, kita perlu mendengarkan dengan penuh perhatian, penjelasan ataupun contoh-contoh yang diberikan kepada kita. Dengan mendengarkan penjelasan dan contoh-contoh tersebut, kita bisa mendapatkan berbagai pelajaran berharga untuk kemajuan kita.
Kita juga bisa belajar dengan menengok ke masa lalu, yaitu belajar dari pengalaman masa lalu, baik pengalaman sukses (agar kita bisa mengulang sukses atau meraih sukses yang lebih tinggi), maupun pengalaman gagal (agar kita tidak perlu mengalaminya lagi dan bisa mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kesalahan ataupun kerugian yang telah terjadi).

Resolusi 2: Bergerak Maju
Tidak ada seorangpun yang ingin kariernya ataupun kesuksesannya berjalan di tempat. Kita semua ingin maju. Jika kemajuan yang kita inginkan, kitapun harus bergerak maju.
Caranya? Menurut John E Anderson, konsultan bagi para atlet yang dikirim ke Olimpiade, untuk bergerak maju, kita harus mau menerima tanggung jawab yang lebih besar dari apa yang kita telah jalankan saat ini. Jika seorang atlet ingin maju, ia harus bersedia menerima tantangan untuk menerima target baru (misalnya: memecahkan rekornya sendiri). Jika seorang pegawai ingin maju, ia harus bersedia menerima tanggung jawab yang lebih tinggi dari jabatannya saat ini. Mungkin untuk beberapa saat, tanggung jawab belum disertai dengan kenaikan jabatan ataupun gaji.
Namun, jika orang tersebut telah mampu membuktikan kemampuannya untuk menjalankan tanggung jawab yang lebih besar, ketika lowongan terbuka, kemungkinan besar ialah yang akan mendapatkan kesempatan promosi tersebut.
Untuk maju, kita jangan hanya menunggu sampai tanggung jawab lebih besar diberikan ataupun datang pada kita. Kita harus proaktif untuk menunjukkan bahwa kita telah siap menjalankan tanggung jawab yang lebih tinggi (misalnya: dengan menawarkan bantuan, solusi, kesediaan untuk menjalankan tanggung jawab yang lebih besar).

Resolusi 3: Komunikasi
Semua masalah dalam hubungan antarpribadi berakar dari masalah komunikasi. Jadi, kuasailah keterampilan komunikasi yang efektif. Perhatikan mereka yang Anda anggap efektif dalam berkomunikasi dan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Bergurulah kepada mereka, baik dengan bertanya langsung maupun dengan mengamati dan meneladani apa yang mereka lakukan. Apa yang harus kita komunikasikan? Kita bisa mengomunikasikan target yang ingin kita raih kepada rekan dalam satu tim, dan rekan dalam tim-tim lain yang terkait. Dengan demikian mereka bisa mendukung kita (dan sebaliknya kita bisa membantu mereka) untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kita juga bias mengkomunikasikan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan kepada atasan, kepada karyawan, ataupun kepada pelanggan, sehingga mereka sadar bahwa kita telah melakukan sesuatu yang lebih baik untuk kepentingan mereka ataupun kepentingan bersama. Kita bisa mengomunikasikan standar kualitas pada para supplier, sehingga mereka bisa menyediakan barang-barang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan. Komunikasi ini harus dilakukan terus-menerus dengan monitoring dan pengecekkan di beberapa tingkatan untuk memastikan agar apa yang kita komunikasikan dapat ditangkap dengan benar.

Resolusi 4: Identifikasi Keunikan
Agar kita ataupun perusahaan kita bisa tampil menonjol dibandingkan dengan yang lain, kita perlu memiliki keunikan (yang tidak dimiliki pihak lain). Tanpa keunikan, kita tidak akan ”terlihat” dan ”dipilih” oleh orang lain.
Jika kita belum menemukan keunikan kita di tahun yang lalu, tahun ini kita perlu memiliki tekad dan upaya untuk menemukan keunikan tersebut. Jika keunikan telah berhasil kita temukan, kita perlu memperlihatkan dan mempromosikan keunikan tersebut kepada orang lain. Untuk itu kita bisa belajar dari sinetron Bajaj Bajuri. Ketika sinetron lain menawarkan hal-hal yang serupa (kemewahan, perseteruan bisnis, perselingkuhan, cerita mistik), Bajaj Bajuri berani melawan arus dengan menawarkan kesederhanaan hidup rakyat banyak yang dibumbui humor segar.
Keunikan inilah yang membuat Bajaj Bajuri ”dilirik” banyak pemirsa dan pemasang iklan. Keunikan yang telah berhasil kita temukan perlu senantiasa kita perbaharui dengan variasi dan inovasi baru, karena begitu keunikan kita ditiru oleh orang lain, maka keunikan tersebut, menjadi hal yang biasa.

Resolusi 5: Lakukanlah yang Terbaik
Selain memiliki keunikan, kita juga perlu melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik pada bidang yang kita tekuni. Jika kita tidak bisa menjadi yang terbaik, kita juga tidak akan terlihat unggul.
Keunggulan inilah yang akan membentuk reputasi kita. Kualitas diri (reputasi) akan selalu diingat orang. Jika kita tidak senantiasa berusaha melakukan yang terbaik, maka orang tidak akan menaruh kepercayaan pada kita. Sebaliknya, dengan senantiasa berusaha melakukan yang terbaik, orang akan melihat keseriusan kita dan kualitas kita yang sebenarnya, dan orangpun akan percaya untuk berbisnis dengan kita. Jadi, janganlah pernah mau melakukan hal-hal yang kualitasnya berada di bawah kemampuan kita. Jangan juga mengorbankan kualitas terbaik kita hanya karena uang ataupun keterbatasan waktu. Dengan menawarkan ataupun menunjukkan kualitas yang rendah, orang akan percaya bahwa itulah kualitas terbaik kita (padahal kita bisa melakukan yang lebih baik dari itu). Intinya: Lakukan yang terbaik sesuai dengan kualitas diri kita sebenarnya, karena kualitas diri merupakan modal kita untuk berbisnis ataupun beraktivitas dalam masyarakat di bidang apapun yang kita tekuni.

Resolusi 6: Kendalikan Kelemahan
Selain keunggulan ataupun keunikan, setiap orang pasti punya kelemahan. Tugas kita tidak berhenti pada upaya meningkatkan keunggulan saja, tetapi juga mengendalikan kelemahan, karena kelemahan ini bisa menjadi batu sandungan untuk kejatuhan kita jika tidak dikendalikan dengan baik. Apa yang bisa kita lakukan dengan kelemahan ini? Paling tidak ada dua hal yang bisa kita lakukan. Yang pertama adalah mengubah kelemahan menjadi kekuatan seperti yang dilakukan oleh Charlie Chaplin. Chaplin mengubah kelemahan fisik dan sifatnya yang pemalu menjadi ciri-ciri khasnya dalam film-film komedi yang dibintanginya.
Yang kedua adalah ”mengalahkan” kelemahan sehingga kelemahan bukan menjadi penghalang untuk sukses, seperti yang dilakukan oleh Hellen Keller. Dengan ”mengalahkan” kelemahan fisiknya dengan tidak menyerah untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain, Hellen berhasil meraih sukses dalam menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, bahkan meraih sukses pula dalam karirnya sebagai pembicara yang memberikan motivasi dan inspirasi pada banyak orang, terutama penderita cacat ganda untuk tidak putus asa dalam meraih sukses.

Resolusi 7: Berikan Penghargaan
Semangat juang kita untuk melakukan yang terbaik dalam meraih sukses bisa saja mengalami pasang surut. Untuk terus memompakan semangat, kita perlu juga memberikan penghargaan pada kesuksesan-kesuksesan ”kecil” yang berhasil kita raih dalam perjalanan menuju kesuksesan besar. Banyak hal bisa kita lakukan untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri. Ketika kita berhasil menyelesaikan sebuah artikel, kita bisa memberikan penghargaan berupa kesempatan untuk memainkan computer game yang kita senangi untuk beberapa ronde.
Setelah berhasil menyelesaikan sebuah tugas, kita bisa memberikan penghargan ”segelas es krim” atau ”sepotong coklat” untuk kita nikmati. Setelah kita berhasil menyelesaikan sebuah tugas besar yang terus menerus dilakukan secara maraton dalam tiga bulan, kita bisa mengambil ”cuti” untuk beristirahat di rumah atau berakhir pekan ke luar kota.
Jadi, penghargaan tidak harus selalu berupa uang atau barang berharga. Penghargaan ini bisa kita tentukan terlebih dahulu, sebelum memulai suatu tugas atau pekerjaan. Dengan demikian, kita memilki semangat tinggi untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan harapan dapat menikmati ”penghargaan” di akhir tugas.

Kepedihan dari kegagalan, masalah, dan musibah yang kita alami di tahun yang lalu tidak perlu kita ingat lagi. Yang perlu kita ingat adalah pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman-pengalaman tersebut. Tahun ini, dengan semangat baru, kita bisa membuka lembaran baru untuk bangkit kembali meraih kemenangan. Sukses untuk kita semua. Selamat Tahun Baru.

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store