”Family Financial Planning”, Makhluk Apakah Itu?
Disadari atau tidak, hidup kita banyak berhubungan dengan perencanaan. Semalam sebelum kita berkendara menuju kantor dengan kendaraan pribadi, mata kita otomatis akan melihat jarum penunjuk bensin di depan kemudi, untuk memeriksa apakah bensin yang tersedia cukup untuk perjalanan ke kantor besok pagi. Ketika starter dinyalakan pun kita otomatis akan berpikir tentang jalan yang akan kita lalui, apakah ada jalan alternatif yang akan kita lalui untuk mempersingkat waktu ataukah kita memilih jalan lain untuk menghindari three in one misalnya.
Contoh di atas cuma salah satu cuplikan dari episode hidup tentang perlunya perencanaan. Perencanaan bisa kita lakukan secara spontanitas, seolah-olah feeling kita sudah mengatur, ataupun kita merencanakannya secara tertulis dan detail. Kita bisa lihat contohnya pada perencanaan strategi organisasi yang kita temui di kantor, organisasi, partai atau di manapun. Tapi mari kita coba telaah lagi lebih jauh. Bandingkan manakah perencanaan yang akan lebih berhasil, perencanaan yang secara spontanitas ataukah yang sudah tersusun secara terperinci? Kalau kita kembali kepada contoh berkendara tadi, ternyata pada saat kita memilih melalui jalan A pada jam 6.30, kita lupa bahwa ternyata Jalan A yang kita lalui pada jam tersebut melalui sebuah sekolah swasta terkenal yang sering memacetkan jalan, karena banyaknya mobil pengantar siswa yang memakai badan jalan. Kalau disimpulkan lagi, ternyata perencanaan kita sudah benar, tetapi kurang informasi.
Keluarga sebagai sebuah “organisasi kecil” dengan waktu “operasi” yang bisa belasan bahkan puluhan tahun juga memerlukan perencanaan. Di dalam keluarga itu ada Ayah dan Ibu yang saling berpartner ibarat “Dewan Direksi”, anak-anak yang merupakan aset yang perlu dibina terus menerus. Organisasi itu pasti mempunyai banyak tujuan-tujuan yang punya dampak finansial. Sejak sang Ayah dan Ibu memutuskan untuk menjalin pernikahan, mereka berdua punya impian akan masa depan keluarganya nanti. Memiliki rumah yang asri, tempat mereka dan anak-anaknya tinggal dan melangsungkan sejarah kehidupan. Anak-anak akan disekolahkan, kelak sampai S1, S2, ataupun S3 baik di dalam maupun luar negri. Mereka punya keinginan agar di hari tuanya nanti sang Ayah dan Ibu menghabiskan waktu pensiunnya nanti dalam aktivitas sosial sambil sesekali menikmati hidup berkeliling Indonesia misalnya. Dan tahukah Anda bahwa untuk memfasilitasi impian suatu keluarga butuh perencanaan yang namanya Family Financial Planning?
Family Financial Planning sebenarnya adalah suatu perencanaan yang terintegrasi untuk memegang kendali atas hal-hal yang menyangkut kebutuhan dan penggunaan uang demi mencapai kondisi keluarga yang sejahtera secara finansial di masa depan. Strategi kita untuk melakukan pengendalian atas pengeluaran bulanan, persiapan pendidikan anak, persiapan untuk pergi haji, persiapan pensiun, melindungi keluarga dengan asuransi, memilih alternatif investasi yang baik untuk mengembangkan kekayaan adalah contoh-contoh kecil dari kegiatan financial planning. Kita bisa saja membiarkan aktivitas keuangan keluarga kita mengalir seperti air, seperti yang sering kita lihat di sekitar kita. Tapi coba bayangkan, kalau tiba-tiba kehidupan keluarga kita nantinya seperti “terjebak kemacetan” keuangan karena salah “pilih jalan” keputusan seperti contoh di awal tulisan ini. Sang Ayah dan Ibu akan dipusingkan dengan tagihan cicilan kredit berbagai fasilitas hidup yang terasa menjerat kehidupan keluarganya, penghasilan yang didapatkan tiap bulannya seolah tak menunjukkan “penampakannya” pada kemakmuran keluarga, padahal tiap tahunnya penghasilan mereka selalu mengalami kenaikan. Setiap selesai utang yang satu datang lagi utang lainnya. Persiapan sekolah anak pun tak sempat terpikirkan dengan matang, akhirnya anakpun terpaksa mendapatkan pendidikan seadanya. Kenyataan itu kerap dialami oleh keluarga yang punya pola sederhana dalam hal keuangan keluarga “biarkan hidup mengalir bagai air”, padahal masalah yang akan ditimbulkannya tidak akan sesederhana yang dibayangkan. Kalau kemacetan di jalan kita bisa menunggu 1-2 jam lebih lama, tapi kalau kemacetan keuangan keluarga, yang menyangkut kehidupan jangka panjang kita? Apakah Anda bisa tahan?Rencanakanlah hidup keluarga Anda mulai dari sekarang! Anda bertanya: “Langkah-langkah apa yang harus diambil?”
Langkah-langkah proses keuangan praktis yang bisa Anda lakukan adalah pertama, menentukan tujuan keuangan keluarga spesifik. Kedua, mengevaluasi kinerja keuangan keluarga Anda. Dalam hal ini Anda membuat laporan neraca (balance sheet) dan laporan arus kas (income statement). Langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi perencanaan baik berupa investasi maupun proteksi. Melakukan dan melaksanakan perencanaan yang telah Anda buat adalah proses selanjutnya dan kami yakin bahwa langkah ini adalah yang terpenting. Dan terakhir adalah dengan melakukan evaluasi dan melakukan revisi bila memang dibutuhkan. Untuk lebih konkretnya kami akan mencoba menjelaskan proses-proses yang harus dilakukan.
Tetapkan Tujuan Keuangan!
Menentukan tujuan keuangan spesifik merupakan langkah awal dalam sebuah perencanaan keuangan keluarga yang menyeluruh. Menentukan tujuan keuangan keluarga yang sesuai dengan keinginan masing-masing anggota keluarga membutuhkan perbincangan yang dalam. Setiap individu dalam keluarga pasti memiliki perbedaan dalam berbagai hal serta preferensi. Oleh karenanya dalam menentukan tujuan keuangan keluarga dibutuhkan keterbukaan serta kesepakatan anggota keluarga khususnya ibu dan bapak yang akan membawa atau memimpin keluarga di masa depan.
Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Misalkan, Anda menginginkan untuk dapat hidup berkecukupan di masa tua nanti. Itu merupakan tujuan tapi belum spesifik masih dibutuhkan suatu nilai yang dapat Anda tuju dimasa depan, misalkan saja Anda membutuhkan dana Rp 1 miliar untuk dapat hidup layak di masa tua nanti. Jadi tujuan keuangan yang benar adalah pensiun di usia 55 tahun dengan dana yang harus dimiliki adalah 1 miliar rupiah.
Satu hal yang juga penting dalam menentukan tujuan keuangan keluarga adalah realistis. Jangan Anda menentukan tujuan keuangan yang tidak realistik dengan keadaan keuangan Anda sekarang. Jadi hal ini bukanlah sebuah impian yang tidak mungkin dicapai seperti halnya kodok merindukan bulan. Tapi merupakan tujuan yang secara sadar dapat Anda capai melalui pelaksanaan yang berkesinambungan. Mengapa hal ini sangat penting? Karena tujuan keuangan merupakan fondasi sebuah perencanaan keuangan keluarga. Menentukan tujuan keuangan diluar kemampuan malah akan menjadi bumerang bagi Anda dimasa depan. Hal ini dapat saja membuat Anda malah tidak melakukan perencanaan sama sekali. Tujuan keuangan keluarga juga harus diurutkan berdasarkan prioritasnya. Bila Anda memiliki beberapa tujuan keuangan, Anda sebaiknya menentukan mana yang harus dicapai terlebih dahulu. Karena mungkin saja karena keterbatasan arus masuk atau penghasilan yang Anda dapat setiap bulannya mengharuskan Anda memilih tujuan mana yang harus dicapai dan lebih penting bagi Anda dan keluarga. Sehingga perencanaan itu dapat dilaksanakan. Pencapaian tujuan yang lain bisa dilakukan dimasa datang bila keadaan keuangan memungkinkan. Seperti cerita di atas, Anda dan keluarga akan bepergian, apakah Anda akan pergi saja tanpa adanya tujuan? Tentunya tidak. Biasanya Anda sudah menetapkan mau kemana, misalkan ke Puncak. Itulah tujuan yang ingin Anda capai.
Kenali Kondisi Keuangan Saat Ini!
Nah sekarang, Anda sudah memiliki tujuan ke puncak. Anda membutuhkan alat untuk dapat mencapai ke sana, misalkan dengan mobil atau kendaraan lainnya. Demikian pula dengan keuangan keluarga memerlukan alat untuk membantu Anda dalam mencapai tujuan yang Anda inginkan. Alat ini adalah laporan arus kas dan balance sheet. Dengan adanya kedua laporan ini, Anda dapat mengikuti perkembangan dari pelaksanaan perencanaan selama ini. Dengan kedua laporan ini, Anda juga dapat melihat perubahan keadaan keuangan keluarga.
Tanpa adanya kedua laporan ini, sangat sulit bagi Anda untuk mengidentifikasi problema atau masalah yang timbul dan juga kesempatan yang dapat Anda maksimalkan. Tanpa itu akan sulit bagi Anda untuk menentukan berada dimana Anda sekarang dan juga kesulitan untuk menentukan perencanaan yang realistik dan sulit mengembangkan perencanaan yang strategis.
Membuat laporan arus kas harus menggunakan prinsip cash basis. Artinya, penghasilan yang Anda terima benar-benar sudah ada di tangan. Bila Anda memiliki deposito dan bunganya belum dapat Anda ambil, hal ini tidak dapat masuk dalam laporan arus kas, kecuali bunga tersebut bisa Anda cairkan saat ini juga, hal ini dapat masuk ke pos pendapatan. Dalam laporan ini yang tercatat adalah semua yang telah terjadi atau terealisasi. Jadi sebenarnya, laporan arus kas merupakan laporan uang masuk dan keluar yang telah terjadi.
Laporan balance sheet merupakan potret sesaat keadaan keuangan keluarga, misalkan per 31 Desember 2002. Laporan ini memberikan gambaran keadaan keuangan keluarga Anda, apakah secara nilai aset Anda cukup baik? Bagaimana dengan utang yang masih Anda miliki? Bagaimana penyelesaiannya bila masih ada? Hal ini harus dilihat dari laporan arus kas Anda. Apakah cukup dana untuk mencicil pinjaman yang masih ada?Jadi kedua laporan ini sangat memberikan masukan kepada Anda mengenai keadaan keuangan keluarga Anda.
Alternatif Strategi, Aksi, dan Revisi
Nah, Anda sudah memiliki tujuan—ke puncak—dan Anda juga sudah menyiapkan kendaraan untuk menuju kesana. Sekarang langkah yang harus diambil adalah menentukan rute yang diinginkan, apakah akan melalui Bogor atau Sukabumi? Tentunya masing-masing rute memiliki pemandangan yang berbeda.Berdasarkan tujuan yang telah disepakati dan kondisi keuangan saat ini, Anda mulai mengatur strategi yang harus dilakukan agar mencapai tujuan keuangan yang diinginkan, misalkan tujuan keuangan Anda adalah menyiapkan biaya pendidikan. Banyak produk yang bisa Anda pilih. Analisis semua alternatif yang tersedia dan ambil yang terbaik menurut Anda dan kondisi keuangan Anda saat ini.
Begitu rute perjalanan sudah ditetapkan, Anda tidak akan sampai ke puncak bila Anda tidak melangkah keluar rumah dan berkendara ke sana. Demikian pula dengan strategi yang telah Anda tetapkan, hanya tinggal strategi diatas kertas tanpa adanya aksi. Nah sekarang Anda sudah dalam perjalanan ke puncak dengan rute Sukabumi, ternyata di tengah perjalanan ada kecelakaan yang mengharuskan Anda mengubah rute jadi melalui puncak. Seperti halnya rencana yang telah Anda “hidupkan” memerlukan monitoring serta revisi bila memang dibutuhkan. Karena kita semua tidak tau apa yang akan terjadi di masa datang.
Akhir kata, Rencanakan hidup Anda dan hidupkan rencana Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar