Lebih Jauh dengan Konsep “Compound Interest”
Membaca judul ulasan di atas, pasti ada yang beranggapan, “ini mah kita sudah tau”. Buat apa diulas lagi? Memang, kami juga yakin Anda sudah tahu. Tapi apakah sudah benar-benar memahaminya? Bila memang Anda sudah tahu, apakah Anda tahu bagaimana memanfaatkan keuntungan konsep bunga berbunga untuk perencanaan keuangan keluarga? Kalau mau tahu dan ingin memahaminya lebih jauh, ikuti ulasannya.
Secara mendasar bunga biasa hanya memberikan keuntungan dari investasi awal yang ditempatkan, sedangkan kalau bunga berbunga, dari perhitungan keuntungan yang akan datang berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi yang lalu. Lebih jelasnya, misalkan Anda menempatkan dana sebesar Rp 1 juta rupiah, dan diperjanjikan akan diberikan keuntungan sebesar 6% per tahunnya. Nah, dengan bunga biasa di akhir tahun pertama, Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 60.000. Kemudian di tahun kedua Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 60.000 dan seterusnya.
Perhitungan keuntungan hanya diperoleh dari investasi awal saja. Konsep bunga berbunga berbeda. Dari investasi awal yang Rp 1 juta Anda akan mendapatkan keuntungan diakhir tahun sebesar Rp 60,000. di tahun selanjutnya, perhitungan investasi berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi di tahun sebelumnya (Rp 1 juta + Rp 60,000), jadi keuntungan yang didapat di tahun kedua menjadi Rp 63.600. Di tahun selanjutnya keuntungan dihitung berdasarkan (Rp 1,060,000 + Rp 63,600) x 6% = Rp 67,416 dan seterusnya. Jelas sekali dari contoh diatas, bahwa konsep bunga-berbunga memberikan keuntungan yang lebih besar. Tapi mengapa banyak orang yang gagal untuk memanfaatkan keuntungan dari konsep ini? Karena konsep ini adalah sebuah proses bukan hasil. Seperti halnya perencanaan keuangan yang Anda kembangkan, itu merupakan proses bukan hasil akhir. Banyak orang yang tidak memahami untuk mencapai tujuan akhir tentunya harus melalui proses. Seorang juara marathon kelas dunia, harus berlatih keras agar dapat menjadi yang terbaik. Prosesnya bagi mereka adalah berlatih dengan giat.
”The Rule of 72”
Rule 72 adalah cara mudah untuk mengestimasi bagaimana dana Anda dapat berkembang pada tingkat suku bunga yang berbeda. Ini dapat memberikan masukan kepada Anda untuk merencanakan tabungan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rule 72 ini membantu Anda menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat. Caranya: dengan membagi 72 dengan bunga yang Anda peroleh dari investasi yang ditempatkan. Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan dana Anda untuk tumbuh menjadi dua kali lipat. Misalkan, bunga yang Anda peroleh dari tabungan adalah sebesar 6%, maka dana Anda akan bertumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu 12 tahun (72/6 = 12). Sebaliknya, bila Anda membagi 72 dengan jangka waktu yang dibuuthkan untuk mejadikan dana Anda bernilai dua kali lipat, maka perhitungan itu akan memberikan tingkat suku bunga yang harus Anda dapatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Cobalah dengan kondisi Anda saat ini.
Lebih lanjut dengan “Rule 72”—interval
Jangka waktu yang dibutuhkan agar dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat disebut sebagai interval. Sebagai ilustrasi, misalkan Anda ingin mempersiapkan kebutuhan pensiun Anda di usia 55 tahun. Saat ini, Anda berusia 30 tahun. Bila instrumen yang Anda pilih memberikan tingkat suku bunga sebesar 6%, jadi dana yang Anda miliki akan menjadi dua kali lipat dalam 12 tahun. Berapa banyak interval yang terjadi selama proses perencanaan tersebut?
Jawabnya, kurangi usia Anda, 30 tahun dari waktu tujuan keuangan yang diinginkan, 55 tahun, hasilnya 25 (55-30). Bagi nilai tersebut (25) dengan 12 = 2,1 interval. Jadi bila saat ini Anda memiliki dana sebesar Rp 100 juta, dana Anda bisa bernilai Rp 200 juta di usia Anda 42 tahun dan sebesar Rp 400 juta di usia Anda 54 tahun.
Nah sekarang, bila Anda bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang lebih baik, sebut saja 10%, uang Anda akan berlipat dua setiap 7,2 tahun. Berapa interval yang Anda miliki sekarang? 25 dibagi 7,2 = 3,5. Ini berarti bahwa dana awal Rp 100 juta 7,2 yang Anda miliki bisa menjadi Rp 1 miliar di saat Anda berusia 55 tahun. Sayangnya, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, berarti semakin tinggi pula risikonya. Sedikit yang bisa menerima risiko yang lebih besar, kecuali mereka memahami apa arti risiko investasi dan apa yang terjadi bila mereka tidak mengambilnya. Dalam hal investasi, ada dua risiko yang harus dihadapi oleh setiap individu. Mereka harus menghadapi risiko kehilangan modal awal karena harus melikuidasi investasi di saat pasar sedang turun atau risiko kehilangan daya beli karena adanya inflasi. Oleh karenanya, menyeimbangkan antara dampak inflasi dan tingkat risiko yang sebaiknya diambil menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Memahami Kekuatan Interval
Sekarang kita tau berapa lama waktu yang dibutuhkan Rp 1 menjadi Rp 2. Itu bergantung dengan tingkat suku bunga yang diperoleh. Nah sekarang, berapa waktu yang dibutuhkan Rp 2 menjadi Rp 3? Atau Rp 4 menjadi Rp 5? Mari kita pelajari dari diagram diatas, dimana dibutuhkan satu interval penuh untuk melipat gandakan Rp 1 menjadi Rp 2.
Di interval kedua, di mana Rp 2 menjadi Rp 4 rupiah dalam satu interval penuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rp 2 menjadi Rp 3 hanya membutuhkan setengah interval (1/2). Sekarang bagaimana dengan Rp 4 menjadi Rp 5 rupiah? Rp 4 menjadi Rp 5 rupiah hanya membutuhkan seperempat (1/4) interval. Jadi kalau kita lihat disini, sangat jelas bahwa compound interest bukan merupakan persamaan linear. Tapi itu merupakan fungsi geometrik. Fungsi linear adalah 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. fungsi geometrik adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya.
Perhatikan bahwa perkembangannya akan semakin besar dengan berjalannya waktu. Jelas sekali disini bahwa compound interest sangat menguntungkan. Pikirkan, dibutuhkan waktu 12 tahun (dengan asumsi tingkat bunga 6%) untuk mencapai pertumbuhan di interval pertama. Tapi hanya membutuhkan waktu 6 tahun di interval kedua untuk memberikan perkembangan (pertambahan jumlah uang) yang sama. Misalnya anda berusia 30 tahun. Jadi bila saat ini Anda memiliki dana sebesar Rp 100 juta dan tingkat bunga 6%, dana Anda bisa bernilai Rp 200 juta di usia Anda 42 tahun dan sebesar Rp 300 juta di usia Anda 48 tahun. Diperlukan (48-42)=6 tahun saja, bandingkan saat anda perlu 12 tahun (30 ke 42 tahun) untuk mencapai pertambahan 100 juta pada saat awal.
Akan tetapi, hanya membutuhkan waktu 3 tahun di interval ketiga untuk memperoleh pertumbuhan yang sama. Jadi sapat disimpulkan bawah compound interest akan bertambah keuntungan bila Anda tetap menjalannya selama jangka waktu yang lama.
Membaca judul ulasan di atas, pasti ada yang beranggapan, “ini mah kita sudah tau”. Buat apa diulas lagi? Memang, kami juga yakin Anda sudah tahu. Tapi apakah sudah benar-benar memahaminya? Bila memang Anda sudah tahu, apakah Anda tahu bagaimana memanfaatkan keuntungan konsep bunga berbunga untuk perencanaan keuangan keluarga? Kalau mau tahu dan ingin memahaminya lebih jauh, ikuti ulasannya.
Secara mendasar bunga biasa hanya memberikan keuntungan dari investasi awal yang ditempatkan, sedangkan kalau bunga berbunga, dari perhitungan keuntungan yang akan datang berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi yang lalu. Lebih jelasnya, misalkan Anda menempatkan dana sebesar Rp 1 juta rupiah, dan diperjanjikan akan diberikan keuntungan sebesar 6% per tahunnya. Nah, dengan bunga biasa di akhir tahun pertama, Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 60.000. Kemudian di tahun kedua Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 60.000 dan seterusnya.
Perhitungan keuntungan hanya diperoleh dari investasi awal saja. Konsep bunga berbunga berbeda. Dari investasi awal yang Rp 1 juta Anda akan mendapatkan keuntungan diakhir tahun sebesar Rp 60,000. di tahun selanjutnya, perhitungan investasi berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi di tahun sebelumnya (Rp 1 juta + Rp 60,000), jadi keuntungan yang didapat di tahun kedua menjadi Rp 63.600. Di tahun selanjutnya keuntungan dihitung berdasarkan (Rp 1,060,000 + Rp 63,600) x 6% = Rp 67,416 dan seterusnya. Jelas sekali dari contoh diatas, bahwa konsep bunga-berbunga memberikan keuntungan yang lebih besar. Tapi mengapa banyak orang yang gagal untuk memanfaatkan keuntungan dari konsep ini? Karena konsep ini adalah sebuah proses bukan hasil. Seperti halnya perencanaan keuangan yang Anda kembangkan, itu merupakan proses bukan hasil akhir. Banyak orang yang tidak memahami untuk mencapai tujuan akhir tentunya harus melalui proses. Seorang juara marathon kelas dunia, harus berlatih keras agar dapat menjadi yang terbaik. Prosesnya bagi mereka adalah berlatih dengan giat.
”The Rule of 72”
Rule 72 adalah cara mudah untuk mengestimasi bagaimana dana Anda dapat berkembang pada tingkat suku bunga yang berbeda. Ini dapat memberikan masukan kepada Anda untuk merencanakan tabungan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rule 72 ini membantu Anda menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat. Caranya: dengan membagi 72 dengan bunga yang Anda peroleh dari investasi yang ditempatkan. Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan dana Anda untuk tumbuh menjadi dua kali lipat. Misalkan, bunga yang Anda peroleh dari tabungan adalah sebesar 6%, maka dana Anda akan bertumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu 12 tahun (72/6 = 12). Sebaliknya, bila Anda membagi 72 dengan jangka waktu yang dibuuthkan untuk mejadikan dana Anda bernilai dua kali lipat, maka perhitungan itu akan memberikan tingkat suku bunga yang harus Anda dapatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Cobalah dengan kondisi Anda saat ini.
Lebih lanjut dengan “Rule 72”—interval
Jangka waktu yang dibutuhkan agar dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat disebut sebagai interval. Sebagai ilustrasi, misalkan Anda ingin mempersiapkan kebutuhan pensiun Anda di usia 55 tahun. Saat ini, Anda berusia 30 tahun. Bila instrumen yang Anda pilih memberikan tingkat suku bunga sebesar 6%, jadi dana yang Anda miliki akan menjadi dua kali lipat dalam 12 tahun. Berapa banyak interval yang terjadi selama proses perencanaan tersebut?
Jawabnya, kurangi usia Anda, 30 tahun dari waktu tujuan keuangan yang diinginkan, 55 tahun, hasilnya 25 (55-30). Bagi nilai tersebut (25) dengan 12 = 2,1 interval. Jadi bila saat ini Anda memiliki dana sebesar Rp 100 juta, dana Anda bisa bernilai Rp 200 juta di usia Anda 42 tahun dan sebesar Rp 400 juta di usia Anda 54 tahun.
Nah sekarang, bila Anda bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang lebih baik, sebut saja 10%, uang Anda akan berlipat dua setiap 7,2 tahun. Berapa interval yang Anda miliki sekarang? 25 dibagi 7,2 = 3,5. Ini berarti bahwa dana awal Rp 100 juta 7,2 yang Anda miliki bisa menjadi Rp 1 miliar di saat Anda berusia 55 tahun. Sayangnya, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, berarti semakin tinggi pula risikonya. Sedikit yang bisa menerima risiko yang lebih besar, kecuali mereka memahami apa arti risiko investasi dan apa yang terjadi bila mereka tidak mengambilnya. Dalam hal investasi, ada dua risiko yang harus dihadapi oleh setiap individu. Mereka harus menghadapi risiko kehilangan modal awal karena harus melikuidasi investasi di saat pasar sedang turun atau risiko kehilangan daya beli karena adanya inflasi. Oleh karenanya, menyeimbangkan antara dampak inflasi dan tingkat risiko yang sebaiknya diambil menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Memahami Kekuatan Interval
Sekarang kita tau berapa lama waktu yang dibutuhkan Rp 1 menjadi Rp 2. Itu bergantung dengan tingkat suku bunga yang diperoleh. Nah sekarang, berapa waktu yang dibutuhkan Rp 2 menjadi Rp 3? Atau Rp 4 menjadi Rp 5? Mari kita pelajari dari diagram diatas, dimana dibutuhkan satu interval penuh untuk melipat gandakan Rp 1 menjadi Rp 2.
Di interval kedua, di mana Rp 2 menjadi Rp 4 rupiah dalam satu interval penuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rp 2 menjadi Rp 3 hanya membutuhkan setengah interval (1/2). Sekarang bagaimana dengan Rp 4 menjadi Rp 5 rupiah? Rp 4 menjadi Rp 5 rupiah hanya membutuhkan seperempat (1/4) interval. Jadi kalau kita lihat disini, sangat jelas bahwa compound interest bukan merupakan persamaan linear. Tapi itu merupakan fungsi geometrik. Fungsi linear adalah 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. fungsi geometrik adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya.
Perhatikan bahwa perkembangannya akan semakin besar dengan berjalannya waktu. Jelas sekali disini bahwa compound interest sangat menguntungkan. Pikirkan, dibutuhkan waktu 12 tahun (dengan asumsi tingkat bunga 6%) untuk mencapai pertumbuhan di interval pertama. Tapi hanya membutuhkan waktu 6 tahun di interval kedua untuk memberikan perkembangan (pertambahan jumlah uang) yang sama. Misalnya anda berusia 30 tahun. Jadi bila saat ini Anda memiliki dana sebesar Rp 100 juta dan tingkat bunga 6%, dana Anda bisa bernilai Rp 200 juta di usia Anda 42 tahun dan sebesar Rp 300 juta di usia Anda 48 tahun. Diperlukan (48-42)=6 tahun saja, bandingkan saat anda perlu 12 tahun (30 ke 42 tahun) untuk mencapai pertambahan 100 juta pada saat awal.
Akan tetapi, hanya membutuhkan waktu 3 tahun di interval ketiga untuk memperoleh pertumbuhan yang sama. Jadi sapat disimpulkan bawah compound interest akan bertambah keuntungan bila Anda tetap menjalannya selama jangka waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar