White Swan Online Store

Sabtu, 31 Januari 2009

Tiga Pengeluaran Utama Keluarga

Mengelola Pengeluaran Utama Keluarga dengan Bijak
Kami yakin bahwa setiap keluarga pasti akan melakukan ketiga pengeluaran utama yang akan kami bahas berikut ini. Alokasi ketiga pengeluaran ini cukup besar sehingga kami rasa penting untuk membagikan informasi serta pengetahuan agar Anda semua tidak terjebak karenanya. Apakah ketiga pengeluaran tersebut?
Pertama adalah pembelian rumah dan semua yang berkaitan dengan perawatannya. Kedua, pembelian mobil dan semua pengeluaran yang dibutuhkan untuk merawatnya. Dan terakhir, pengeluaran untuk makanan keluarga. Dalam ulasan kali ini, kami akan menjabarkan satu per satu pengeluaran di atas agar Anda lebih paham dan waspada akan besarnya pengeluaran tersebut sehingga Anda dapat mengelolanya dengan baik dan bijak.

Rumah—Pengeluaran Terbesar Keluarga
Setiap keluarga pasti menginginkan tempat tinggal sendiri sehingga dapat membangun kehidupan keluarga dengan mandiri. Tempat tinggal ini, selama perjalanan hidup kita, kemungkinan besar akan banyak membutuhkan biaya dari segala sesuatu yang Anda beli. Jadi, mengapa Anda tidak memikirkan masak-masak tentang ratusan juta yang akan Anda sisihkan untuk perumahan tersebut? Kecuali Anda mendapatkan biaya sewa rumah yang tidak lazim—murah sekali—dalam jangka panjang, secara finansial lebih wajar untuk memiliki rumah dengan mencicil pinjaman daripada menyewanya. Biaya sewa cenderung naik sejalan dengan naiknya inflasi dan tidak meninggalkan aset bagi Anda dan keluarga.

Dengan pola kredit, di mana Anda diharuskan untuk membayar cicilan setiap bulan selama jangka waktu tertentu, seperti halnya Anda “dipaksakan” untuk menabung. Dengan lunasnya pembayaran kredit rumah yang Anda lakukan, aset rumah tersebut menjadi milik Anda.
Dana kami yakin, rumah yang Anda miliki dan tempatkan bersama keluarga mempunyai manfaat yang tidak ternilai: menciptakan rasa aman dan tenteram bagi keluarga, memiliki rumah sendiri memberikan rasa kendali terhadap kehidupan Anda berkeluarga dan dapat membangun keluarga secara utuh dan memberikan nilai tambah bagi lingkungan di mana Anda tinggal.
Sebelum Anda bergegas melakukan sesuatu, Anda harus secara serius mengkaji perasaan Anda mengenai tempat yang Anda pilih. Kenalilah daerahnya sebelum membeli. Melakukan persiapan dan analisis sejak awal akan mencegah penyesalan di masa datang. Membeli dan menjual rumah membutuhkan biaya yang besar sehingga perencanaan sejak awal menjadi sangat dibutuhkan. Ada tiga kata penting yang harus dipertimbangkan dalam memilih rumah yang diidamkan, yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi. Karena apa? Begitu Anda membeli rumah, Anda tidak bisa memindahkannya kecuali Anda menjualnya. Bangunan yang rusak masih bisa direnovasi menjadi rumah yang nyaman dan indah. Tapi salah memilih lokasi akan terus menghantui Anda selama Anda tinggal di rumah tersebut. Jadi, menentukan lokasi rumah yang Anda idamkan adalah langkah awal dalam memiliki rumah idaman.


Mengelola Kebutuhan Biaya Rumah
Setelah rumah dengan lokasi idaman Anda tentukan, langkah selanjutnya adalah mengelola keuangan agar tujuan memiliki rumah tersebut dapat tercapai. Dan sebagian besar dari kita harus membelinya dengan kredit. Keputusan untuk membeli rumah dengan kredit akan banyak mempengaruhi keadaan keuangan Anda dan keluarga secara jangka panjang. Bila Anda memutuskan untuk menandatangani perjanjian kredit selama 10 tahun, Anda terikat dengan berbagai pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Pertimbangkan dengan sebaik-baiknya keputusan ini. Jangan sampai keputusan ini merusak tatanan keuangan Anda di masa depan. Beberapa hal yang menurut pandangan kami harus diwaspadai adalah kemampuan Anda untuk membayar besarnya cicilan per bulan (baik bunga maupun utang pokoknya). Selain itu, biaya awal yang harus disiapkan bila ingin membeli rumah dengan kredit adalah uang muka (DP). Secara umum, institusi pemberi kredit membatasi jumlah kreditnya yang disalurkan. Biasanya tidak lebih dari 70% dari harga rumah atau properti tersebut. Sebut saja harga rumah yang Anda inginkan adalah 300 juta. Maka Anda harus mempersiapkan dana kurang lebih sebesar 90 juta rupiah sebagai uang muka. Kebutuhan ini di luar dari beberapa kebutuhan biaya yang juga harus dipersiapkan walau tidak terlalu besar seperti biaya administrasi, pajak pembelian, biaya asuransi dan lain-lain. Bila kebutuhan akan uang muka belum tercapai maka penyisihan dana perbulan dari pemasukan secara berkala dapat dilakukan. Nah berapa besar sih yang bisa dialokasikan untuk cicilan rumah idaman tersebut? Secara ideal nilainya tidak melebihi 25% dari total pendapatan bersih bulanan. Tapi dengan semakin naiknya harga rumah, biasanya keluarga memaksakan alokasi biaya tersebut sebesar 30-35% dari pendapatan bersih bulanan. Sebelum keputusan meningkatkan alokasi dana untuk membayar cicilan tersebut Anda ambil, sebaiknya Anda pikirkan dengan matang dengan mempertimbangkan berbagai tujuan keuangan yang Anda miliki. Karena menaikkan anggaran untuk hal ini akan bedampak terhadap kebiasaan hidup Anda, misalnya berkurangnya jalan-jalan bersama keluarga, mulai dari liburan sampai makan malam bersama. Nilai ini seringkali dilupakan karena keinginan yang menggebu untuk memiliki rumah sendiri.
Selain dari biaya tersebut di atas, masih ada beberapa biaya lain yang juga harus dipertimbangkan yaitu biaya perawatan, biaya renovasi bila dibutuhkan dan biaya pajak. Semua biaya ini harus juga masuk dalam anggaran biaya regular terutama adalah biaya perawatannya.

Mobil dan Biaya Transpostasi yang Tidak Murah
Melihat jalan-jalan di Kota Jakarta, hampir bisa dibilang di semua ruas jalan pasti terjadi kemacetan. Belum lagi, belakangan ini, banyak kita lihat mobil-mobil yang tadinya tidak pernah kita lihat di jalan-jalan di Jakarta maupun Indonesia, seperti Ferari, Lexus, dan lain-lain.
Fenomena apakah ini? Apakah masyarakat kita sudah sedemikian kaya sehingga pertumbuhan jumlah mobil melebihi pertumbuhan ruas jalan? Mungkin ya mungkin saja tidak.
Tapi yang pasti bahwa penjualan mobil setiap tahunnya semakin meningkat. Harga mobil yang kian mahal tetap saja diburu konsumen. Saat ini mobil-mobil mewah yang harganya selangit tetap memiliki pasar yang besar di Indonesia. Pernahkah Anda memikirkan dan menghitung berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk memiliki sebuah mobil? Bila belum mari kita lihat satu persatu.
Pertama adalah biaya untuk memilikinya. Paling tidak sekarang ini untuk mobil keluarga, Anda harus mengeluarkan sekitar 70-an juta untuk membeli mobil dengan tunai. Harga ini mungkin harga minimum. Banyak orang yang memilih mobil dengan kualitas dan gaya yang lebih mewah dan mengharuskan mereka untuk mengeluarkan uang lebih besar lagi.
Bagaimana pula bila membelinya dengan kredit? Pembelian dengan kredit mengharuskan Anda untuk membayar pokok ditambah bunganya. Dan biaya ini tidaklah murah, apalagi bila aset yang Anda dapatkan dalam hal ini adalah mobil merupakan aset yang nilainya menurun sepanjang waktu. Berbeda dengan rumah, di mana nilainya relatif naik setiap tahunnya.
Selain dari biaya memilikinya, biaya lainnya adalah biaya perawatan dan biaya pajak setiap tahun. Bila mobil Anda semakin mahal tentunya membutuhkan perawatan yang semakin mahal pula. Benar begitu bukan?
Pastinya Anda ingin memiliki mobil yang baik agar Anda tidak terganggung selama pemakaiannya. Belum lagi dengan pajak, semakin mahal harga mobil tentunya akan semakin mahal pula biaya pajaknya. Jadi dalam hal ini pengeluaran untuk mobil bisa dibilang cukup besar. Mungkin untuk sebagian orang pengeluaran ini lebih besar dari pengeluaran untuk kebutuhan rumah.
Mengapa? Karena dengan mobil yang bagus dan mewah, Anda akan dipandang lebih sukses. Itulah ciri dari masyarakat konsumerisme. Segala sesuatu dilihat dari apa yang dikendarai, apa yang dipakai, dan apa yang dimilikinya, bukan dari apa yang telah dihasilkan dari jerih payahnya.
Semua biaya ini baru satu mobil. Bagaimana bila Anda memiliki dua, tiga, bahkan lebih? Tentunya biaya ini akan semakin meningkat. Kelola dengan bijak berbagai pengeluaran yang timbul akibat memiliki mobil tersebut, jangan sampai hal ini memberatkan keuangan Anda selama perjalanan kehidupan Anda berkeluarga. Dengan masih terbatas dan minimnya alat transportasi umum, kebanyakan keluarga memilih untuk membeli mobil. Tapi satu hal yang harus diingat bahwa biaya memiliki mobil itu tidaklah murah dan dengan semakin mahalnya biaya-biaya tersebut diatas, kami sangat menganjurkan agar Anda mengelola pengeluaran ini dengan baik.

Kebutuhan Makan Keluarga
Pengeluaran ketiga terbesar bagi sebagai besar masyarakat adalah biaya untuk kebutuhan makan. Dalam hal ini, biaya pengeluaran ini merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar. Anda membutuhkannya karena untuk hidup. Oleh karenanya, kami melihat alokasi ini bukan tempatnya untuk berhemat dalam arti makan hanya sekali sehari. Guna mengontrol dan menghemat pengeluaran ini ada beberapa usulan yang kami sampaikan misalkan saja dengan berbelanja bulanan di pusat-pusat grosir yang semakin menjamur di Jakarta. Membeli dengan pola grosir akan mengurangi biaya makan ini secara umum, tapi kalau Anda membeli sesuatu yang tidak Anda butuhkan atau melebih dari yang dibutuhkan maka penghematan yang dilakukan tidaklah bermanfaat.
Dalam hal pengeluaran untuk makanan, pengeluaran terbesar adalah biaya makan di luar atau restaurant bersama keluarga ataupun kerabat. Pernahkah Anda menghitung berapa besar pengeluaran untuk makan siang Anda selama Anda harus bekerja? Bila Anda bekerja di Jakarta, maka makan siang minimal yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 20.000-an. Itu baru makan siang saja, belum lagi kalau sepulang kantor karena macet Anda dan teman-teman sekantor mempir dulu ke mal dan ngopi-ngopi dulu. Tidak kurang dari Rp 30.000-an harus Anda keluarkan dari kocek Anda. Dijumlah selama satu bulan, pengeluaran reguler setiap harinya adalah Rp 1.000.000-an. Ini baru makan siang dan ngopi sepulang kantor. Bagaimana pula bila Anda biasanya keluar makan malam setiap minggunya bersama keluarga? Paling tidak Rp 200.000-an pasti keluar. Sebulan Anda harus mengeluarkan Rp 800.000-an untuk makan keluar bersama keluarga tersebut. Jadi jumlahnya sebulan tidak kurang Rp.1,8 juta-an sudah Anda habiskan untuk makan. Belum lagi keperluan belanja keluarag di rumah. Tidak sedikit bukan?
Jadi menurut hemat kami, perencanaan anggaran pengeluaran berupa biaya makan perlu juga direncanakan dengan baik. Jangan sampai karena alasan kebutuhan Anda menghalalkan semua pengeluaran untuk makan ini.
Demikianlah ulasan yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi Anda dan menambah wawasan Anda dalam hal keuangan keluarga dan mengelola pengeluaran utama dalam keluarga dengan lebih bijak.

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store