White Swan Online Store

Selasa, 05 Mei 2009

Prosperity-Q

Mungkin Anda sudah pernah mendengar tentang IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), SQ (Social Quotient), atau Entre-Q (Entrepreneurship Quotient). Lalu, bagaimana dengan yang satu ini: Prosperity-Q? Jika IQ adalah tingkat kecerdasan, EQ adalah tingkat kematangan emosi, SQ adalah tingkat kemampuan bersosialisasi, dan Entre-Q adalah tingkat kemampuan berbisnis, maka PQ atau Prosperity-Q adalah tingkat kemampuan Anda meraih kemakmuran.

Bagaimana meningkatkan PQ? Cara-cara berikut yang sudah diterapkan oleh para makmur-wan (orang yang sudah meraih kemakmuran) untuk meningkatkan PQ mereka bisa Anda pelajari. Siapa tahu ada yang cocok untuk Anda?

#1 ”DEFINE IT”!
Pada suatu hari seorang pebisnis sedang berkunjung ke sebuah perkampungan nelayan. Di sana ia bertemu dengan seorang nelayan yang sedang santai bercengkerama dengan anak dan isterinya. Sang pebisnis pun menasihatinya: ”Anda harus bekerja keras untuk meraih kemakmuran. Dengan kerja keras, Anda bisa menabung. Hasil tabungan bisa Anda belikan kapal motor milik Anda sendiri. Kapal motor ini bisa Anda gunakan untuk mendapatkan lebih banyak ikan, sehingga Anda pun bisa mendapatkan lebih banyak uang. Uang yang Anda peroleh bisa Anda gunakan untuk diinvestasikan bagi kemakmuran di hari tua. Setelah Anda pensiun Anda tidak perlu takut miskin, karena sudah memiliki banyak uang dan Anda bisa membahagiakan anak dan isteri Anda.”
Sang nelayan yang mendengarkan nasihat pebisnis itu pun lalu menjawab: ”Mengapa harus menunggu begitu lama? Sekarang pun saya sudah bisa berbahagia dengan anak dan isteri saya.” Dari cerita ini terlihat bahwa definisi kemakmuran satu orang dengan yang lain ternyata tidak harus sama. Jadi, kenali, definisikan dan gambarkan kemakmuran yang ingin Anda raih (apa pun bentuk dan kondisinya). Hanya dengan demikian, Anda bisa menyusun strategi untuk meraihnya dan bisa mengenalinya dengan mudah dan menikmatinya ketika kemakmuran yang Anda cita-citakan berhasil Anda wujudkan. Atau, mungkin saja saat ini Anda sudah meraihnya, seperti yang dirasakan oleh nelayan dalam ilustrasi di atas?

#2 ”DREAM IT”!
Anda ingin meraih kemakmuran? Mimpikanlah kemakmuran tersebut. Tanpa memiliki ”mimpi” mengenai kemakmuran, maka Anda tidak akan pernah meraihnya. ”Mimpi” merupakan manifestasi dari keinginan yang dalam. Jika Anda sudah memimpikannya, berarti Anda sudah menginginkannya. Menurut Walt Disney, jika Anda sudah bisa memimpikannya, pasti Anda juga mampu mewujudkannya. Makin dalam keinginan, makin jelas mimpi, maka makin besar kekuatan yang mendorong Anda untuk merealisasikannya. Takashi Ishihara mempunyai mimpi dan keinginan untuk menjebol pasar mobil Amerika Serikat dengan mobil kecil dan irit yang diproduksi perusahaannya. Banyak orang meragukan kemampuan Ishihara tersebut, karena Perang Dunia II baru saja usai, dan bangsa Amerika masih dianggap ”alergi” terhadap segala sesuatu yang diasosiasikan dengan Jepang. Tetapi mimpi Ishihara begitu jelas dan keinginannya begitu kuat sehingga ia bisa menyusun strategi ampuh dan meyakinkan seluruh karyawannya untuk bersama-sama mewujudkan mimpi itu.
Keyakinannya ini juga berhasil membawa Ishihara mendaratkan mobil Nissan Sunny di negara Amerika Serikat, yang pada waktu itu masih menyetir mobil besar dan boros. Dengan kesadaran warga Amerika Serikat yang makin tinggi akan perlunya penghematan energi, penjualan mobil Nissan Sunny di negara adidaya ini semakin melaju. Ishihara pun berhasil meraih sukses dan kemakmuran yang diimpikannya.

#3 ”THINK IT POSSIBLE”!
Setelah Anda memiliki mimpi yang jelas dan keinginan yang kuat untuk meraihnya, maka Anda tidak perlu takut untuk memikirkan cara jitu yang harus Anda ambil. Yang paling penting hanya berpikir bahwa kemakmuran tersebut sangat mungkin Anda raih. Dengan pikiran seperti ini, secara otomatis Anda akan terdorong untuk menemukan berbagai strategi mewujudkan kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Hendricks dan Ludeman dalam bukunya Corporate Mystic menceritakan tentang teman mereka (seorang wanita) yang ingin mengubah nasibnya dengan belajar untuk menjadi dokter pada usianya yang ke-44 tahun. Semua orang di sekitar wanita tersebut mengatakan bahwa ia tidak akan mungkin diterima oleh universitas mana pun juga mengingat usianya yang sudah hampir setengah abad.
Namun, wanita tersebut tidak kecil hati karena ia yakin bahwa keinginannya tersebut ”mungkin” terealisasi. Lalu ia mendaftar di beberapa universitas di Amerika Serikat. Semuanya menolak. Sang wanita tidak putus asa, ia akhirnya mendaftar di sebuah universitas di Belanda dan ternyata universitas tersebut menerimanya dengan senang hati.
Tiga bulan sebelum kuliah, wanita Amerika itu belajar bahasa Belanda dari nol. Karena tekatnya yang kuat, dalam tiga bulan ia berhasil menguasai bahasa Belanda yang cukup untuk berkomunikasi. Dengan tekatnya yang kuat, ia juga berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi dokter. Pada saat buku Hendricks dan Ludeman ditulis, tahun 1996, wanita tersebut sudah menjadi dokter yang handal dan berhasil mengubah nasibnya dan meningkatkan pendapatannya menuju kemakmuran yang dicita-citakan.

#4 ”GET IT”!
Setelah Anda berpikir bahwa mimpi Anda ”mungkin” sekali tercapai. Langkah berikutnya adalah mengambil tindakan nyata untuk merealisasikannya. Mimpi tanpa tindakan adalah sia-sia. Tindakan tanpa mimpi atau arahan yang jelas juga merupakan tindakan yang sia-sia karena tindakan yang diambil menjadi tidak terarah. Tindakan meraih mimpi ini memerlukan tiga kunci utama, yaitu: keyakinan sukses, komitmen, dan ketahanan yang tinggi. Kenichi Ohmae, ”management guru” terkemuka di dunia, menambahkan dua kunci sukses lagi. Ohmae melihat perlunya bagi semua orang, terutama pelaku bisnis, untuk mewujudkan mimpi melalui tindakan proaktif dan cara berpikir inovatif.
Perputaran roda perubahan dengan kecepatan yang luar biasa dan persaingan yang hiperkompetitif menuntut semua orang untuk tidak hanya mengambil sikap menunggu atau baru bereaksi ketika menghadapi masalah, melainkan mengambil sikap proaktif (mengantisipasi masalah dan menciptakan solusi sebelum masalah tersebut terjadi) dalam meraih mimpi mereka, agar tidak dilindas oleh pesaing. Pelaku bisnis juga dituntut untuk berpikir inovatif untuk mencoba berbagai cara baru ataupun cara yang berbeda untuk mewujudkan mimpi tersebut. Jadi ketika satu cara gagal, ada cara lain yang sudah disiapkan.

#5 ”ENJOY IT”!
Secangkir kopi hangat yang dinikmati seteguk demi seteguk akan terasa lebih nikmat daripada secangkir kopi yang diminum sekali teguk saja. Demikian pula dengan kemakmuran. Jika Anda sudah memiliki gambaran yang jelas akan kemakmuran yang ingin Anda capai, maka ketika kemakmuran itu benar-benar terwujud Anda bisa langsung mengenalinya. Namun, Anda tidak perlu menunggu sampai kemakmuran total yang Anda impikan tercapai.
Mulailah menikmati tiap jengkal kemakmuran yang berhasil Anda raih sedikit demi sedikit. Seperti nelayan pada ilustrasi sebelumnya yang menikmati apa yang ia miliki saat ini (tidak menunggu sampai seluruh cita-citanya mengenai kemakmuran tercapai). Kenikmatan ini bisa memacu Anda untuk lebih giat lagi mewujudkan kemakmuran di tingkat berikutnya.

#6 ”SHARE IT”!
Beban yang dipikul bersama akan terasa lebih ringan, sedangkan kemakmuran yang dinikmati bersama akan terasa lebih manis. Kemakmuran-kemakmuran ”kecil” yang berhasil Anda raih dalam perjalanan menuju kemakmuran besar akan terasa lebih manis dan bermakna jika Anda menikmatinya bersama orang lain. Dengan ”membagikan” kenikmatan tersebut Anda berinvestasi kebaikan pada rekening emosi orang lain. Semakin besar investasi kebaikan Anda, semakin sayang dan hormat orang lain terhadap Anda, maka semakin besar lingkaran pengaruh Anda pada orang-orang yang Anda ajak berbagi tersebut.
Dr. Stan Shih, raja komputer dari Taiwan, yang ikut membangun merek Acer percaya bahwa manusia perlu menciptakan nilai untuk memberikan sumbangan bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan prinsip inilah Stan Shih banyak melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan, dan memberikan sumbangan penting bagi masyarakat sekitarnya. Kegiatan dan sumbangan ini tidak melulu harus berhubungan dengan bisnis dan uang, namun bisa berupa ide, usulan, artikel, ceramah, buku, nasihat dan berbagi pengalaman bisnis dengan keluarga dan masyarakat yang dilayaninya. Lagi pula para orang bijak mengatakan bahwa ukuran sukses seseorang bukan ditentukan oleh seberapa besar prestasinya, melainkan seberapa banyak jumlah orang yang diajaknya untuk berbagi sukses.
Sudah siapkah Anda meraih kemakmuran? Jangan lupa enam kunci sukses meraih kemakmuran yang baru saja kita bahas. Jadi, tunggu apa lagi? Definisikan kemakmuran Anda, mimpikan, miliki pikiran bahwa kemakmuran tersebut mungkin tercapai, ambil tindakan, nikmati kemakmuran kecil yang berhasil Anda raih, dan berbagilah dengan orang lain di sekitar Anda untuk melipatgandakan kenikmatan dari kemakmuran yang Anda raih. Selamat meraih kemakmuran.

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store