White Swan Online Store

Kamis, 17 Januari 2008

Kebutuhan Proteksi Bagi Keluarga

Risiko biasa dibicarakan sebagai sebuah penyimpangan keuntungan dalam sebuah portofolio. Namun, ada risiko yang sebenarnya bisa merusak keuangan (kekayaan) anda lebih dari penurunan harga saham. Hidup diluar kemampuan dan tidak menjaga pendapatan anda, harus dibayar lebih mahal daripada bila anda melakukan alokasi aset yang kurang sesuai.Kehilangan pendapatan reguler bisa mengakibatkan perubahan keadaan keuangan yang tadinya aman dan tentram berubah menjadi berantakan. Risiko kehidupan seperti kematian (jangka panjang) dan PHK (jangka pendek) dapat berdampak buruk terhadap keuangan keluarga bila anda tidak menjaga dan merencanakannya dengan bijak.
Oleh sebab itu, saya sangat menganjurkan agar Anda mempersiapkan atau merencanakan dua hal penting yang dibutuhkan dalam proteksi keuangan keluarga. Dana darurat, sering kali dilupakan. Dana ini dapat dimanfaatkan bila terjadi keadaan yang darurat. Namun kebutuhan dana ini hanya untuk jangka waktu yang pendek, seperti pemutusan hubungan kerja. Dengan terjadinya risiko ini, maka pemasukan reguler keluarga terputus. Dana tunai yang tersedia di dalam dana darurat dapat dipakai. Mengapa dana ini hanya untuk jangka pendek?. Harapannya adalah Anda dapat mencari pekerjaan kembali dalam waktu tidak terlalu lama. Para profesional keuangan keluarga selalu menganjurkan untuk menyediakan dana sebesar paling tidak 3-6 kali biaya hidup bulanan. Bahwa dana ini harus tunai tidak berarti harus ditempatkan di tabungan. Yang terpenting adalah dana ini dapat mudah dicairkan dan tidak mengurangi nilainya. Contoh alternatif investasi yang likuid adalah Reksadana pasar uang atau deposito. Asuransi jiwa seharusnya menjadi salah satu faktor dalam perencanaan keuangan keluarga. Memenuhi kebutuhan asuransi jiwa akan menjaga keluarga Anda dari petaka keuangan bila terjadi risiko kematian pada tulang punggung keuangan keluarga (sumber pendapatan terbesar). Dalam hal dana darurat, sudah jelas bahwa kita harus menyisihkan paling tidak 3-6 bulan biaya hidup dan ditempatkan dalam instrumen yang likuid. Tapi bagaimana dengan kebutuhan asuransi keluarga, berapa yang kita butuhkan? Satu hal penting dalam persoalan proteksi atau asuransi adalah ‘asuransi’ bukan hanya sebatas produk tapi harus direncanakan. Karena dalam setiap perjalanan kehidupan pasti ada perubahan dan tentunya kita juga harus merevisi kebutuhan proteksi bila memang dibutuhkan.
Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung kebutuhan proteksi, mulai dari jumlah hutang yang anda miliki? Nilai hutang ini tentunya yang tidak terproteksi oleh asuransi. Kalau Anda membeli rumah dengan KPR tentunya sudah masuk didalamnya proteksi bila terjadi risiko. Tapi bagaimana dengan kredit usaha? Apakah itu diproteksi? Umumnya tidak. Hutang yang harusnya diproteksi adalah hutang jangka panjang. Bagaimana dengan hutang kartu kredit? Tentu bisa saja dimasukkan. Tapi kalau boleh kami anjurkan, bila Anda memanfaatkan kartu kredit untuk belanja, jangan biasakan untuk meninggalkan hutang, tapi bayar lunas setiap akhir bulan. Kalau pun Anda takut terjadi apa-apa bisa Anda membeli proteksi untuk kartu kredit Anda.Faktor kedua berapa banyak aset/harta yang ingin anda tinggalkan untuk keluarga? Dan tentunya berkaitan dengan berapa lama aset itu dapat menghidupi keluarga tanpa merubah gaya hidup mereka? Kalau hal ini tentunya kembali kepada Anda. Berapa layaknya Anda meninggalkan aset kepada keluarga Anda. Secara umum mungkin 5 tahun biaya hidup cukup. Tapi ini semua bergantung dengan Anda dan pasangan Anda. Dan yang terakhir adalah berapa banyak dana yang diperlukan untuk membiayai kehidupan anak-anak anda sampai mereka menjadi dewasa dan mandiri, termasuk biaya pendidikan mereka? Hal ini terkait dengan berapa anak yang Anda miliki dan apa yang ingin Anda berikan kepada mereka sebagai bekal hidup masa datang. Yang utama bagi setiap orang tua adalah memberikan kebutuhan pendidikan sebagai bekal masa datang.
Mari berhitung
Nah sekarang setelah Anda mengetahui apa yang perlu dipertimbangkan, mari kita mencoba berhitung. Kita mulai dengan melihat arus kas keluarga:
Pendapatan :
Pendapatan Anda : Rp. - (pendapatan yang hilang)
Pasangan Anda : Rp. 24.000.000(asumsi pendapatan per tahun)
Pendapatan Investasi : Rp. 2.000.000 (asumsi per tahun)
Jaminan perusahaan : Rp.- (syukur kalau ada)
Total Pendapatan : Rp. 26.000.000 (A)
Pengeluaran :
Biaya rumah tangga : Rp. 60.000.000 (B) (asumsi/ tahun)
Surplus/ (defisit) : Pendapatan – Pengeluaran :(Rp.34.000.000) (A - B)
Dari perhitungan diatas terlihat terjadi kekurangan atau defisit pertahunnya untuk menutupi biaya hidup keluarga jika pendapatan Anda hilang, sehingga harus dicari jalan bagaimana agar kekurangan tersebut dapat dipenuhi. Cara termudah untuk menghitung kebutuhan ini adalah dengan menyiapkan dana paling tidak untuk 5 tahun kedepan. Sehingga keluarga yang ditinggalkan dapat hidup nyaman. Untuk itu dari defisit pertahunnya dikalikan dengan 5 atau (Rp 34.000.000 x 5 = Rp 170.000.000)
Atau Anda bisa menggunakan pendekatan kedua, yaitu dengan menetapkan suatu jumlah dana dimana jika jumlah tersebut diinvestasikan dapat memberikan pendapatan sebesar kekurangan diatas tersebut. Contohnya, jika instrumen investasi yang dipilih (sebaiknya Deposito) menghasilkan pendapatan bersih rata-rata 5% per tahun, maka Anda membutuhkan dana sebesar Rp. 680.000.000, untuk memenuhi kekurangan Rp. 34.000.000 pertahun (Rp. 680.000.000 x 5 % = Rp. 34.000.000 pertahunnya). Untuk nilai ini, keluarga Anda tidak usah lagi pusing, karena dari hasil investasinya bisa menutupi kebutuhan hidup. Sedangkan dari cara yang pertama, keluarga Anda hanya akan terpenuhi kebutuhannya selama 5 tahun saja.
Jadi, ada dua nilai yang dapat Anda pertimbangkan untuk memenuhi kekurangan akibat hilangnya pendapatan Anda yaitu Rp. 170.000.000 atau Rp. 680.000.000,-.
Nah sekarang mari kita lihat, hutang-hutang yang masih dimiliki pada saat perhitungan dilakukan. Perlu diingat bahwa proyeksi kebutuhan dana/aset yang telah dihitung diatas hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Jadi, hutang harus diperhitungkan secara tersendiri agar dapat diselesaikan dengan baik pada waktunya.
Misalkan nilai hutang yang masih ada adalah sebagai berikut:
Hutang kartu kredit : Rp. 1.000.000
Hutang kredit kendaraan : Rp. 20.000.000(diasumsikan tidak diasuransikan)
Hutang KPR : Rp. 50.000.000 (diasumsikan tidak diasuransikan)
Hutang bisnis : Rp. 100.000.000
Hutang lain-lain : Rp. –Total hutang : Rp. 171.000.000
Dalam hal proteksi, hal terpenting adalah perhitungkan biaya membesarkan anak, terutama biaya pendidikannya. Kalkulasi ini memerlukan perhitungan tersendiri, karena menyangkut berbagai hal (jumlah anak, usia anak, sekolah yang diinginkan dan sebagainya). Namun, paling tidak Anda diingatkan bahwa hal ini juga perlu diperhitungkan untuk dimasukkan ke dalam nilai pertanggungan asuransi jiwa Anda. Untuk sementara kita asumsikan saja jumlah kebutuhan biaya pendidikan anak kita adalah sebesar Rp. 250.000.000.
Dengan contoh dan asumsi di atas, maka kebutuhan nilai proteksi anda adalah:
Dana/aset untuk biaya hidup keluarga : Rp. 170.000.000 (kita ambil nilai pertama)
Dana untuk menutupi hutang : Rp. 171.000.000
Dana pendidikan anak :Rp. 250.000.000
Total : Rp. 441.000.000
Proteksi yg sudah dimiliki : Rp. –
Proteksi Yang masih dibutuhkan:Rp 591.000.000. Inilah jumlah Nilai Uang Pertanggungan yang dibutuhkan. Wah, besar sekali kebutuhan Uang Pertanggungannya, bagaimana dengan besar premi yang harus dibayar untuk memperoleh Uang Pertanggungan sebanyak itu dan apakah akan mampu diupayakan?Besarnya jumlah nilai proteksi atau uang pertanggungan yang harus dipersiapkan tidak perlu sampai membuat anda stress (tertekan dan cemas berlebihan), sepanjang anda ingat bahwa pada dasarnya asuransi adalah sebuah perencanaan. Artinya, anda dapat merencanakan untuk membeli asuransi jiwa dengan jumlah premi tertentu secara bertahap. Urutan prioritasnya kami usulkan sebagai berikut: pertama, belilah asuransi jiwa dengan jumlah uang pertanggungan (dan premi) yang bisa menutupi seluruh hutang-hutang anda, agar sekurang-kurangnya anda tidak mewariskan hutang kepada generasi berikutnya; kedua, bila hutang-hutang sudah diamankan, maka belilah asuransi jiwa berikutnya untuk mengamankan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari untuk rentang waktu tertentu, terhitung sejak anda meninggal dunia; dan ketiga, pada tahap berikutnya, yakni jika anda telah berhasil mengumpulkan sejumlah uang tambahan, belilah asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan yang bisa memenuhi biaya-biaya membesarkan anak-anak anda, termasuk biaya pendidikannya. Jadi, meski tentu tidak mudah mengaturnya, namun dengan perencanaan yang matang, hal di atas tetap dimungkinkan (kecuali Tuhan berkehendak lain, tentu). Saran kami dari sisi produk, bila memang dengan pendapatan Anda sekarang masih sulit bagi Anda untuk menyisihkan dana terlalu besar untuk asuransi maka saran kami adalah beli asuransi dasar yang hanya menawarkan proteksi (level term insurance). Jenis asuransi ini adalah yang paling murah preminya dengan uang pertanggungan yang tinggi. Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya pendapatan keluarga maka Anda dapat membuat perubahan dalam jenis asuransi yang Anda pilih. Jadi membeli asuransi jangan hanya dilihat dari produknya saja tapi lakukan perencanaan tentunya dengan melihat kesanggupan serta anggaran bulanan yang dapat Anda alokasikan.

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store