Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, memilih strategi untuk mengatasi masalah, menyusun rencana kerja, mencari kesempatan—semua kemampuan teknis ini memang penting, tetapi bukan yang terpenting. Setinggi apa pun kemampuan teknis seorang pemimpin, tidak akan ada artinya, karena ia tidak bisa sendirian dalam menjalankan roda kegiatan perusahaan; ia perlu orang lain untuk membantunya meraih sukses lebih cepat dan lebih baik. Bagaimana mendapatkan bantuan orang lain? Beri inspirasi, bukan perintah—ini rahasianya. Lalu, bagaimana cara memberi inspirasi? Simak yang berikut.
Mengapa Inspirasi Bukan Perintah?
Pak Arief, kepala cabang sebuah bank swasta nasional, sedang berkeliling memeriksa kebersihan berbagai ruangan di kantor cabang yang dipimpinnya. Ia mendapatkan bahwa toilet untuk nasabah terlihat kotor. Lalu ia memanggil tim kebersihan untuk segera membersihkan toilet tersebut. Anggota tim kebersihan mengeluhkan kepada Pak Arief bahwa toilet sudah tiga kali dibersihkan pagi itu, tapi menjadi kotor lagi. Lalu, apa yang harus Pak Arief lakukan? Memberi perintah lagi untuk membersihkannya atau memberi inspirasi untuk membersihkan toilet tersebut.
Memberi Perintah.
Jika Pak Arief memerintahkan lagi tim kebersihan untuk membersihkan toilet yang kotor, maka berikut inilah yang mungkin akan terjadi.
Pak Arief: Pak Sarto, Bu Parni, bisa tolong bersihkan toilet ini lagi.
Pak Sarto dan Bu Parni: Tapi Pak, tiap hari juga kami bersihkan, tapi selalu kotor lagi. Pagi ini saja sudah tiga kali kami bersihkan, tetapi tetap kotor lagi.
Pak Arief: Ya dibersihkan lagi. Itukan sudah menjadi tanggung jawab Bapak dan Ibu.
Setelah mendapat perintah dari Pak Arief, tentunya Pak Sarto dan Bu Parni akan membersihkan toilet itu lagi walaupun sambil menggurutu. Karena toilet dibersihkan dengan menggerutu, tidak dengan sepenuh hati, hasilnya bisa dibayangkan: tidak optimal.
Memberi Inspirasi.
Sebaliknya, jika Pak Arief memilih untuk memberikan inspirasi bagi tim kebersihannya untuk membersihkan lagi toilet tersebut, maka berikut inilah yang mungkin akan terjadi.
Pak Arief: Pak Sarto, Bu Parni bisa tolong bersihkan toilet ini lagi.
Pak Sarto dan Bu Parni: Tapi Pak, tiap hari juga kami bersihkan, tapi selalu kotor lagi. Pagi ini saja sudah tiga kali kami bersihkan, tetapi tetap kotor lagi.
Pak Arief: Kalau toilet ini kotor lagi, berarti ada yang menggunakan. Semakin sering kita harus membersihkan toilet, berarti semakin banyak nasabah yang datang. Tiap nasabah adalah rezeki untuk kita semua. Karena ada nasabah yang datang, kita semua bisa terus bekerja di sini. Karena ada nasabah yang menggunakan toilet, Pak Sarto dan Bu Parni juga bisa terus bekerja di sini.
Pak Sarto dan Bu Parni: Oh, begitu ya, Pak. Jadi, nasabah itu rezeki untuk kita. Wah, kalau begitu makin banyak nasabah, makin banyak rezeki. Baik Pak, akan kami bersihkan lagi jika toilet ini kotor lagi.
Setelah mendapat inspirasi dari Pak Arief, bisakah Anda tebak apa yang mungkin sekali akan dilakukan oleh Pak Sarto dan Bu Parni? Apakah mereka akan menggerutu atau akan dengan senang hati membersihkan lagi toilet yang kotor tidak hanya hari itu saja, tetapi untuk hari-hari berikutnya?
Memberi Inspirasi
Setelah kita memahami pentingnya memberi inspirasi, kita perlu juga tahu bagaimana memberi inspirasi. Berikut ini adalah yang dilakukan oleh pemimpin bisnis terkemuka dalam memberi inspirasi bagi karyawan mereka. Siapa tahu ada yang bisa kita teladani.
Bob Eaton: Arah dan Kepercayaan
Bob Eaton dari DaimlerChrysler percaya bahwa jika seorang pemimpin ingin berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ia perlu menyentuh memberi inspirasi kepada karyawan untuk bersama-sama meraih sukses. Menurut Eaton, para karyawan akan terinspirasi untuk ikut bekerja sama jika mereka tahu ke arah mana mereka harus bergerak. Mereka juga akan terinspirasi untuk melangkah lebih jauh jika pemimpin menunjukkan kepada mereka bahwa sang pemimpin percaya akan kemampuan karyawan untuk meraih sukses. Begitu mereka merasa dipercaya, mereka akan terinspirasi untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kepercayaan yang telah diberikan.
Paul O’Neill: Kebutuhan Dasar
Menurut Paul O’Neill dari Alcoa, kunci keberhasilan dalam memberi inspirasi kepada orang lain adalah memenuhi kebutuhan dasar orang tersebut. Jika seseorang merasa bahwa kebutuhannya dapat terpenuhi dengan menjalankan apa yang diminta, maka ia tentunya akan terinspirasi untuk mempersembahkan karyanya yang terbaik. Sebaliknya, jika ia merasa bahwa kebutuhannya belum bisa terpenuhi sepenuhnya, maka konsentrasinya pada pekerjaan pun tidak akan penuh, karena ia akan membagi perhatiannya untuk mencari kesempatan lain yang dapat membantu memenuhi kebutuhannya. Jadi, pemimpin perlu mengenali kebutuhan dasar para pengikut untuk kemudian membuat para pengikut melihat bahwa dengan bekerja sama, kebutuhan tersebut bisa dipenuhi.
Elizabeth Dole: Misi Hidup
Dalam memberi inspirasi pada anak-anak muda untuk berprestasi, Elizabeth Dole, pemimpin Palang Merah Amerika, mengatakan pada mereka untuk memeriksa kata hati mereka terhadap pekerjaan yang mereka jalankan. Mereka perlu yakin bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan merupakan panggilan hati (misi hidup) mereka. Jika tidak sesuai dengan misi hidup, maka mereka tidak akan bertahan dan berprestasi dalam pekerjaan tersebut. Jika sesuai dengan misi hidup, maka mereka akan berhasil karena misi hidup akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat untuk mengalahkan segala hambatan, masalah, dan tantangan. Misi hidup juga merupakan energi yang luar biasa untuk terus bertahan sampai tujuan tercapai.
Martha Ingram: Senangi Pekerjaan
Martha Ingram dari Ingram Industries menginspirasi para karyawan dengan menempatkan karyawan di bidang yang benar-benar mereka sukai. Untuk itu Martha perlu memastikan bahwa tiap karyawan senang pada bidang yang menjadi tanggung jawab mereka, karena Martha percaya bahwa jika mereka senang pada pekerjaan mereka, maka dengan sendirinya mereka akan berkerja dengan usaha maksimal, sehingga kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan juga prima. Selain itu, Martha juga menambahkan ”sense of fun” dalam pekerjaan, sehingga karyawan ”senang” datang ke tempat kerja.
Herb Kelleher: Menjadi Diri Sendiri
Herb Kelleher dari Southwest Airlines menginspirasi karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang memberi kesempatan pada karyawan untuk menjadi diri mereka sendiri dalam melakukan pekerjaan. Dengan menjadi diri sendiri, karyawan akan lebih bebas berkreasi dan lebih produktif karena mereka merasa bahwa mereka dihargai oleh perusahaan seperti apa adanya. Strategi Kelleher adalah merekrut karyawan kualitas unggul dan menciptakan lingkungan serta suasana kerja yang membuat karyawan dapat merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan melakukan yang terbaik bagi perusahaan.
Jika karyawan telah terinspirasi untuk melakukan yang terbaik pada tugas yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing, maka pimpinan tidak perlu ragu lagi akan produktivitas dan kualitas pekerjaan para karyawan. Selamat mencoba memberi inspirasi bagi orang lain.
BOOK (Buku) - BUSINESS (Bisnis) - FINANCIAL PLANNING (Perencanaan Keuangan) - INVESTMENT (Investasi) - LOVE AND FRIENDSHIP (Cinta dan Persahabatan) - MINDSET (Pola Pikir) - SAVE OUR WORLD (Selamatkan Dunia Kita) - WHITE SWAN BIMBINGAN BELAJAR - WHITE SWAN ONLINE STORE
White Swan Online Store
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SELECT TOPIC (Just Click) :
- BOOK (36)
- BUSINESS - HOW TO ATTACK COMPETITOR (18)
- BUSINESS - HOW TO DEVELOP HUMAN RESOURCES (12)
- BUSINESS - HOW TO SELL TO CUSTOMER (11)
- BUSINESS - HOW TO START AND BUILD (21)
- FINANCIAL PLANNING (23)
- INVESTMENT - PORTFOLIO (5)
- INVESTMENT - PROPERTY (6)
- LOVE AND FRIENDSHIP (36)
- MINDSET (76)
- SAVE OUR WORLD (16)
- WHITE SWAN BIMBINGAN BELAJAR (11)
- WHITE SWAN ONLINE STORE (32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar