White Swan Online Store

Selasa, 02 Desember 2008

Uang: Tidak Perlu Dicari?

Ah, masa iya? Bayar tagihan telepon, listrik, air, uang sekolah anak-anak, keperluan rumah tangga, bahan bakar dan perawatan mobil, keperluan makan, minum. Semua menggunakan uang. Jadi, uang tetap perlu dicari. Mungkin ini menjadi argumentasi Anda ketika membaca judul artikel ini. Anda tidak salah, tetapi juga tidak 100% benar. Semua ini memang perlu uang, tapi bukan berarti uang yang diperlukan harus dicari atau dikejar. Yang perlu dilakukan adalah membuat uang mengejar ataupun mencari Anda.

Jika Anda Mengejar atau Mencari Uang.
Sesuatu yang dikejar biasanya larinya lebih kencang. Sesuatu yang dicari, biasanya tidak terlihat, atau sedang dalam keadaan "hilang". Mengejar dan mencari merupakan dua aktivitas yang tidak mudah dilakukan karena banyak hambatan yang akan ditemui.

Mengejar Uang.
Dalam kegiatan "mengejar", faktor kunci sukses adalah kecepatan dan stamina. Siapa mempunyai stamina untuk secara konsisten (terus-menerus) memacu kecepatan yang lebih tinggi dari yang dikejar maka dia mungkin akan berhasil. Demikian pula dengan orang yang "mengejar" uang. Ia harus selalu menjaga stamina untuk memacu kecepatannya untuk mendapatkan uang yang dikejar. Sekali ia lengah, maka ia akan tertinggal jauh. Jika ia tertinggal jauh, maka uang semakin tak terkejar, bahkan mungkin ia akan tersingkir dari pertarungan mengejar uang. Ini jugalah yang terjadi pada orang ataupun perusahaan yang semata mengejar uang (baca: keuntungan finansial). Mereka akan berusaha melakukan apa pun juga (termasuk juga yang tidak positif) untuk menjegal lawan. Mereka juga akan berusaha melakukan apa pun juga untuk mendapatkan uang (memotong biaya, meningkatkan pendapatan) secepatnya. Keputusan ini seringkali terikat pada keuntungan jangka pendek saja. Akibatnya kelangsungan hidup di jangka panjang menjadi korban. Perusahaan ataupun orang yang menerapkan prinsip ini tidak akan bertahan lama. Pada suatu saat mereka akan tersingkir dari arena "pertandingan" lari untuk mengejar uang. Misalnya, perusahaan yang hanya mengejar uang, akan cenderung berusaha mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya tanpa memikirkan lebih jauh dampak dari tindakan ini di masa datang. Mereka mungkin akan menaikkan harga, menurunkan kualitas agar dapat memperoleh laba besar. Mereka juga akan membujuk target pasar dengan segala cara (termasuk menipu target pasar) untuk membeli produk mereka. Akibat dari kedua praktik pengejaran uang ini adalah kekesalan pelanggan: ketika pelanggan sadar bahwa apa yang mereka dapatkan jauh di bawah standar yang ditawarkan perusahaan, pelanggan akan marah dan jera membeli produk perusahaan yang sudah dianggap menipu mereka tersebut.


Mencari Uang.
Bagi mereka yang berusaha mencari uang, segala sesuatu cenderung akan diukur dengan uang. Kualitas yang mereka tawarkan akan diukur dengan uang yang mereka dapatkan. Jika mereka hanya mendapatkan uang dalam jumlah kecil, maka mereka juga akan memberikan kualitas kerja yang rendah. Mereka merasa rugi jika harus berusaha yang terbaik sementara gaji yang mereka dapatkan dianggap belum memadai. Waktu yang mereka dedikasikan juga mereka ukur dengan uang. Jika mereka harus memberi waktu banyak, maka mereka juga akan mengharapkan upah yang lebih banyak. Mereka tidak akan mau bekerja melebihi waktu bayaran mereka. Misalnya, sebut saja seorang karyawan yang bernama Rahayu yang berprinsip bekerja untuk mencari uang. Ketika mendapat kesempatan dari perusahaan untuk menunjukkan kualitas yang lebih tinggi dari apa yang ada pada job description yang telah ditanda-tangani, Rahayu dengan tegas menolak karena ia tidak mau bekerja "lebih" dari bayaran yang diterima. Akibatnya, kesempatan ini diberikan kepada Dewi yang dengan senang hati menerima kesempatan "emas" tersebut. Dewi berprinsip, jika ia bisa membuktikan bahwa ia bisa melakukan tanggung jawab yang lebih tinggi, maka ada kemungkinan ia akan dipercaya untuk mendapat posisi dengan tanggung jawab baru tersebut. Dengan sendirinya pasti kompensasi finansial pun akan meningkat.

Jika Anda Tidak Mengejar Uang
Jika Anda tidak mengejar uang, tetapi kualitas dan kepuasan kerja, maka Anda akan mendapatkan keduanya (kualitas dan kepuasan kerja). Selain kedua hal ini, uang pun akan dengan sendirinya mengejar Anda.

Berikan Bantuan.
Jika Anda membantu cukup banyak orang untuk sukses, maka sukses akan mengikuti Anda. Orang-orang yang Anda bantu akan menceritakan kehandalan Anda dalam membantu mereka. "Kesaksian" orang-orang ini tentang reputasi Anda yang positif akan menjadi senjata promosi yang ampuh untuk Anda, sehingga orang lain juga tidak akan ragu untuk berbisnis dengan Anda. Misalnya, setelah pekerjaan utama yang menjadi tanggung jawabnya selesai, Arief yang bekerja sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan, tidak segan-segan untuk membantu siapa pun yang membutuhkan bantuannya. Bantuan ini ia berikan tidak hanya ketika diminta, tetapi juga ketika ia melihat orang lain membutuhkannya (tanpa diminta). Sehingga Arif menjadi orang yang diandalkan banyak orang di perusahaannya. Tidak heran ketika perusahaan membuka lowongan untuk suatu jabatan yang lebih tinggi, Arief menjadi orang yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut.

Melakukan yang Terbaik.
Jika Anda selalu melakukan yang terbaik, lebih dari dari orang-orang lain di sekitar Anda, pada setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda, maka sukses tak akan ke mana-mana. Ini yang menjadi prinsip hidup Carly Fiorina, wanita pengusaha, yang menjadi CEO di Hewlett-Packard. Prinsip ini juga selalu dipraktikkan oleh orang-orang sukses lainnya. Misalnya, Sherry selalu berusaha mempersembahkan kualitas prima pada setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kinerjanya yang selalu positif mencerminkan potensinya yang juga positif. Inilah yang akhirnya melancarkan laju perjalanan kariernya, sampai akhirnya ia dipercaya menduduki jabatan pimpinan di bidang yang selama ini ditekuninya.

Mereka yang Tidak Mengejar Uang
Ingin melihat teladan konkret mereka yang tidak mengejar uang, tetapi sukses dan mendapatkan uang berlimpah? Simak yang berikut. Kazuo Inamori pendiri Kyocera Corporations tahun 1959. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi. Pada saat didirikan, Kyocera hanya memiliki 28 karyawan dan modal $10,000. Namun setelah itu, perusahaan ini mampu berkembang menjadi perusahaan yang menghasilkan suku cadang berteknologi tinggi, seperti semikonduktor yang canggih.
Pendirinya, Inamori, tidak mengejar keuntungan finansial dalam membangun bisnis, melainkan mengejar tujuan yang lebih mulia dari uang: semua bisnis yang dibangunnya selalu berorientasi pada masyarakat, yaitu bisnis yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat banyak. Tujuan mulia ini senantiasa didengungkannya kepada seluruh karyawannya, agar mereka paham bahwa mereka bekerja bukan saja untuk diri sendiri atau perusahaan, tetapi terutama adalah untuk kepentingan masyarakat luar. Bermodalkan keyakinan, dan tujuan mulia ini yang juga ditularkan kepada seluruh jajarannya, Kazuo Inamori bisa tetap optimis di masa sulit. Ia dan karyawannya tetap memiliki harapan dan semangat juang tinggi untuk melewati masa sulit yang dihadapi. Jika satu cara menemui kegagalan, Inamori tidak putus asa, ia akan mencari ataupun menciptakan cara lain untuk mencapai sasaran yang dituju, sampai akhirnya sukses finansial dengan sendirinya mengikuti Inamori.
"Build people and they will build the business for you," demikian prinsip bisnis Brownie Wise, salesman ulung dari perusahaan Tappeware. Dengan prinsip ini, Wise bekerja tidak semata untuk uang, tetapi terlebih untuk membantu sumber daya manusia agar menjadi lebih baik dan lebih unggul. Menurut Wise, sumber daya manusia adalah tulang punggung sebuah bisnis. Untuk itu mereka perlu dibangun dan diperlengkapi dengan keterampilan teknis (tentang produk yang akan dijual), terutama non-teknis (motivasi, tujuan, kepercayaan diri, dan visi misi pribadi). Caranya? Melalui keteladanan (dengan mencontohkan sikap sukses dari tingkah laku sang pemimpin), dan pelatihan praktis (baik on-the job maupun pelatihan singkat) di bidang yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Guna memacu agar sumber daya yang direkrut perusahaan bisa berprestasi, Brownie Wise beranggapan bahwa SDM perlu diajak untuk memiliki mimpi yang ingin mereka raih, dan diperlihatkan cara untuk meraih mimpi tersebut melalui pekerjaan mereka di perusahaan. Misalnya, jika seorang karyawan atau distributor ingin membeli rumah, tunjukkan seberapa banyak volume penjualan yang perlu diraih dan bagaimana cara mencapai target tersebut setahap demi setahap untuk dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan demikian, perusahaan bisa membuat karyawan tetap fokus pada tujuan pribadi yang sejalan dengan tujuan perusahaan. Prinsip ini telah membantu Wise untuk menolong banyak orang untuk sukses. Kesuksesan orang-orang yang dibantu oleh Wise merupakan kesaksian hidup bagi kualitas Wise yang juga prima. Sehingga orang sekitar percaya akan keandalan Wise dan berani mempercayakan bisnis mereka juga pada Wise.

Uang memang perlu, tapi bukan untuk dijadikan tujuan akhir untuk dikejar. Yang perlu dilakukan adalah membuat uang mencari Anda dengan mendasarkan tujuan hidup dan setiap keputusan yang Anda ambil pada sesuatu yang lebih mulia dari uang: Membantu orang lain untuk sukses agar dengan sendirinya orang lain juga akan membantu Anda untuk sukses. Semakin banyak orang yang Anda bantu untuk sukses, semakin banyak orang yang akan mendukung Anda untuk sukses. Selamat mencoba..

Tidak ada komentar:

White Swan Online Store