BOOK (Buku) - BUSINESS (Bisnis) - FINANCIAL PLANNING (Perencanaan Keuangan) - INVESTMENT (Investasi) - LOVE AND FRIENDSHIP (Cinta dan Persahabatan) - MINDSET (Pola Pikir) - SAVE OUR WORLD (Selamatkan Dunia Kita) - WHITE SWAN BIMBINGAN BELAJAR - WHITE SWAN ONLINE STORE
White Swan Online Store
Jumat, 30 November 2007
Bagaimana Memanfaatkan Waktu dengan Bijak?
Rahasia Motivasi Diri
Serangan Jantung dan Kebiasaan Minum Air Panas/Hangat
Jalan terbaik...adalah untuk minum sup panas atau air PANAS/hangat selepas makan.
Nota Penting tentang Serangan Jantung !!!
Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri. Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda. Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada serangan pertama serangan jantung. Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya. Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur. Marilah kita berwaspada dan berhati-hati. Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup... PAKAR SAKIT JANTUNG berkata, jika semua orang yang membaca artikel ini menghantar kepada 10 orang yang lain, beliau yakin akan dapat menyelamatkan satu nyawa. Baca ini.... ia juga mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda!!!!.
Jadilah teman yang setia dan teruskan menghantar artikel ini kepada teman-teman yang anda sayangi.....!!!!
Bali Bangun Pengolahan Sampah Berkapasitas 500 Ton per Hari
Proyek pengolahan sampah terpadu menggunakan teknologi golfad merupakan yang pertama kali di Indonesia itu, dibangun di pembuangan akhir (TPA) Suwung, 5 Km selatan Denpasar sempat ditinjau Gubernur Bali Dewa Beratha, Jumat.
Dibangun pengolahan sampah di Denpasar akan mampu mengatasi masalah sampah yang muncul di kawasan wisata Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita), kata dia saat melakukan kenjungan kerja sehari di Denpasar.
Proyek pengolahan sampah yang dibangun pihak swasta itu nantinya akan menghasilkan listrik sedikitnya 9,6 mega watt yang akan dijual kepada PLN, sedangkan bahan bakunya dipenuhi oleh kota-kota pariwisata Sarbagita.
Direktur PT Navigat Organics Energy Indo, Suyoto yang menangani proyek itu menjelaskan, pembangunan proyek pengolahan sampah terpadu ini menggunakan teknologi golfad merupakan teknologi pertama kali dilaksanakan di Indonesia.
Pembangunan dan peralatannya menghabiskan dana 20 Juta dolar AS, pengolahan sampah dengan teknologi golfad tersebut disamping dapat menghasilkan listrik cukup besar juga memproduksi pupuk kompos penyubur tanah pertanian.
Gubernur Beratha dalam rangkaian kunjungan kerja seharian di Denpasar, sempat juga meninjau proyek pembangunan jaringan air limbah berkapasitas 51.000 M3 dengan dana Rp197 miliar dan proyek perkuatan tebing sungai Badung.
Disamping itu, Dewa Beratha didampingi Walikota Puspayoga juga meresmikan 'e-Sewaka' Pemkot Denpasar yakni pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka menyongsong era globalisasi.
Rabu, 28 November 2007
Jawara #7 : Sang Pelaksana (The Operator)
“Mengapa Anda ingin jadi pilot?” tanya si pewawancara.
“Pilot merupakan pekerjaan yang menyenangkan, memperhatikan panel kemudi yang serba elektronis, dan mengarahkan pesawat ke tempat tujuan dengan selamat. Kala menghadapi turbulensi, saya akan mencoba tetap tenang dan melakukan manuver dan tindakan agar pesawat tetap aman,” papar si calon, makin bersemangat.
“Anda tahu apa yang kami cari?” kali ini si pewawancara menginterupsi pembicaraan.
“Perusahaan ini sedang mencari kader pilot,” jawabnya dengan pasti.
“Maaf, Anda kurang cermat. Kami membutuhkan seorang kapten, bukan hanya seorang pilot,” tukas si pewawancara.
Dialog imajiner itu mengandung makna yang sangat dalam. Dalam berbagai hal, pelanggan tidak mampu membedakan antara seorang kapten dan pilot. Bahkan, ironisnya, kalau dilakukan survei, banyak pelanggan akan mengatakan bahwa seorang yang berada di belakang kemudi pesawat sebagai pilot. Artinya, tak ubahnya seperti seorang sopir taksi atau pengemudi becak, bajaj, dan bemo. Padahal, jelas sekali dalam pengumuman “Ladies and gentlemen, this is your captain’s speaking ....” Lantas, apa bedanya?
Seorang pilot hanya memikirkan teknis pengendalian kemudi pesawat. Ia harus tahu ke mana harus terbang, jam berapa harus take off, dan memacu pesawat sesuai ketinggian dan kecepatan yang tertera dalam panduan. Pokoknya, seorang pengendali teknis. Sedangkan seorang kapten adalah pemimpin dalam proses penerbangan tersebut. Ia bukan hanya bertanggung jawab atas kemudi teknis saja, tetapi seluruh pelayanan, logistik, dan kondisi awak pesawat dalam melayani pelanggan. Ia tak ubahnya CEO sebuah perusahaan dalam melayani pelanggan di sebuah penerbangan. Misalnya, Singapore Airlines selalu mencari "kapten" dan bukan pilot. Seorang kapten adalah pemimpin. Ia harus tahu seluruh aspek penerbangan agar pelanggan puas, bukan hanya aspek teknis pesawatnya saja.
Nah, ini yang membedakan dua tipe Sang Pelaksana sebagai jawara ke-7 dari seri kepemimpinan ini. Ada pelaksana yang bertipe seorang pilot saja dan ada yang berfungsi sebagai kapten.
Fokus pada tujuan yang telah dicanangkan pemegang saham dicermatinya dengan saksama. Hasil kuartal ke kuartal menjadi pijakannya. Harga saham di bursa efek tak pernah luput dari perhatiannya. Setiap masuk kantor di pagi hari, langkah utama dan pertama yang dilakukannya adalah memonitor hasil Balanced Score Card yang sudah computerized dan real time untuk seluruh sendi bisnisnya. Siang hari digunakan untuk memantau indikator ekonomi, seperti suku bunga, pergerakan kurs, dan berbagai metrik ekonomi makro lainnya. Sore hari menu utamanya adalah mencermati penjualan harian, arus kas harian, dan penutupan harga saham.
Kalau ada masalah ketenagakerjaan yang berhubungan dengan kepuasan karyawan, motivasi dan program pengembangan kompetensi selalu diukur dengan sebuah jurus sakti: cost and benefit analysis secara tangible. Pokoknya, perhatian pelaksana jenis ini hanya tiga hal penting, yakni money, money, and money.
Tipe 2 : Pelaksana sebagai Kapten
Pelaksana yang bertipe kapten berpolah tingkah sebaliknya. Ia sadar bahwa tugasnya adalah membawa semua resources yang ia miliki untuk memberikan hasil yang paling optimal. Ia sangat memperhatikan kesiapan resources, apalagi SDM. Tak hanya angka metrik, tetapi semangat seluruh tim dalam melakukan perjalanan menjadi fokus perhatiannya.
Seorang kapten tentu tak memimpikan bisa mengubah arah tujuan penerbangan, atau berkreasi seperti pemimpi melakukan perubahan business model. Fokus dia adalah doing the right things right. Ini berarti juga membuat para awak dan pelanggan bersemangat dalam menikmati penerbangan itu. Tak sekadar sampai ke tujuan.
Tiga hal yang menjadi key elements bagi seorang pelaksana yang bertipe kapten.
- Expectation Management. Ia mampu merumuskan target yang dibebankan kepadanya dengan gamblang ke seluruh jajaran karyawan. Ia seorang komunikator ulung. Membuat yang rumit jadi mudah. Karyawan sampai level terendah bisa merasakan denyut nadi perusahaan ini dengan jelas. “Everybody should know where we are going”, ini mottonya. Ini secara konsep manajemen dikenal dengan Expectation Management. Sebuah kemampuan memanajemeni harapan karena seluruh perangkat organisasi tahu hendak dibawa ke mana arah perjalanan mereka.
- Energy Management. Ia mampu merumuskan kebutuhan seluruh sumber daya (resources) agar target dan sasarannya dapat dicapai. Ia mampu memilih dan memilah plus dan minus poin pada seluruh tatanan sumber daya yang ada. Ia memperhatikan sistem, struktur, staffing sesuai dengan strategi dan sasaran yang telah dicanangkan. Ini yang dikenal dengan Energy Management. Artinya, ia mampu mengelola energy level dari seluruh perangkat organisasi yang tinggi dan meluap-luap dalam mencapai sasaran. Di sini yang penting bukanlah kuantitas sumber dayanya, melainkan kualitas dan motivasi dalam memberi yang terbaik.
- Excitement Management. Ia mampu mengelola perjalanan seluruh resources (poin kedua) dalam mencapai target dan sasaran yang ingin dicapai (poin pertama) dengan menimbulkan excitement sepanjang perjalanan. Ia gemar melakukan celebration kala tolok ukur kecil tercapai. Ia membuat segala sesuatunya menjadi nyaman dan menyenangkan. Excitement Management terus diupayakan sampai ke level pekerja terendah, bisa dalam bentuk insentif kejutan karena target produksi tercapai minggu tersebut, atau undangan dinner for two bagi karyawan penjualan yang bulan itu menghasilkan ide terbaik.
Tiga siklus expectation, energy, dan excitement ini diputar terus-menerus. Seorang pelaksana yang bertipe kapten tahu mana simpul yang harus ditekan dan mana yang harus diurai.
Oleh karena dua tipe ini, yaitu pilot dan kapten selalu ada bagai yin dan yang, maka saya gambarkan Sang Pelaksana ini dengan warna sutra ungu (ULTRAVIOLET SILK). Ini menggambarkan keagungan sekaligus warna kematian dan duka. Kalau ia mampu menjadi kapten, itu berarti sutra ungu lambang kemaharajaan. Sebaliknya, apabila ia berperilaku seorang pilot, walau tuntutannya seorang kapten, ia akan mengibarkan simbol kedukaan dan kematian. Anda pilot atau kapten?
Jawara #6 : Sang Pembaharu (The Reinverter)
Setelah menimbang beberapa alternatif, pilihannya jatuh pada bisnis kontraktor pertambangan--tidak melenceng jauh dari kompetensinya selama ini. Namun, keberaniannya membelokkan kemudi menjadi sangat pelik. Kompetensi harus ditata ulang. Ia harus merajut dari awal. Pak Pras tak gentar sedikit pun. Guru dari luar negeri ia datangkan. Ia bangun kompetensi dasar kontraktor pertambangan mulai dari engineering and design capability.
Langkah ini jelas mengejutkan pesaing, pemasok, dan koleganya. Tidak mudah pula meyakinkan karyawan bahwa pilihannya adalah sebuah lompatan besar bagi PT Pama Persada Nusantara (PAMA) untuk berkiprah di bidang baru ini. Ia melangkah pasti.
Setelah 11 tahun berkiprah, kini PAMA menjadi market leader dalam bisnis kontraktor pertambangan di Indonesia dan bahkan berhasil mengalahkan pesaing dari mancanegara. Gerakan pembaharuan terus dilakukan. Ia menamainya creative mining. Mulai dari sekadar mining contracting, sampai ke pit to port offering dan creative mining infrastructure consolidation. Ia bersama seluruh eksekutifnya masih menyimpan beberapa jurus kejutan untuk tahun-tahun mendatang.
Lain Pak Pras, lain pula Cemex. Sebagai produser semen nomor tiga terbesar di dunia, Cemex melakukan transformasi orientasi dari yang bersifat fungsional menjadi emosional. Di Meksiko, 85% semen dijual dalam kantong kecil untuk keperluan do it yourself. Walau harganya murah, semen tidak mempunyai daya tarik untuk meningkatkan kualitas perumahan masyarakat. Statistik menunjukkan bahwa diperlukan 4-7 tahun bagi sebuah keluarga untuk menambah satu kamar baru buat anggota keluarga, walaupun kebudayaan rumah tumbuh sangat kental di kalangan pedesaan.
Penyebabnya bukan karena kecilnya tingkat pendapatan, tetapi dana mereka terkuras untuk kegiatan lain, seperti pesta kampung, quinceaneras (ulang tahun ke-15 bagi seorang gadis), baptisan, dan pernikahan. Hadiah bergulir dari pesta ke pesta. Tingginya frekuensi pesta menyebabkan mereka tak punya dana lagi untuk perbaikan rumah. Rumah jadi kumuh dan jumlah kamar tidak tumbuh sesuai dengan pertumbuhan jumlah keluarga. Cemex melihat ini sebagai peluang. Mereka menghitung, kalau bisa mengkonversi sedikit putaran uang di pesta ini menjadi dana perbaikan rumah, nilainya diperkirakan mencapai US$500-600 juta per tahun.
Cemex melakukan pembaharuan daya pikir masyarakat sekaligus cara pemasaran semen dengan meluncurkan "Patrimonio Hoy", sejenis arisan semen. Ada 70 keluarga yang bergabung dengan kontribusi 120 pesos per minggu. Dalam setiap tarikan, pemenang diberi barang berupa semen yang cukup untuk membangun sebuah ruangan baru. Cemex mengirimkan semen itu ke rumah pemenang, disertai cara membuat ruangan yang baik, dan seorang technical adviser yang mendampingi mereka selama pembangunan berjalan.
Dengan cara itu Cemex berhasil meningkatkan penjualan bulanan sebesar 15% dan meningkatkan harga sekitar 3,5 pesos sambil mengurangi biaya distribusi, stok, dan produksi karena penjualan yang sudah pasti dalam 70 minggu mendatang. Tingkat konsumsi semen meningkat tiga kali lipat dari rata-rata sekitar 2.300 pounds dalam empat tahun menjadi sekitar 15 bulan saja.
Dari dua contoh tadi bisa ditarik tiga pelajaran penting yang saya sebut sebagai BALADA TIGA NON bagi seorang The Reinventer.
Ini berarti pula kemampuan melihat ke depan, membayangkan sesuatu yang belum dibayangkan orang lain. Ia tak selalu berpijak dari fakta hari ini. Paradigmanya hanya satu, masa depan sering berlaku hukum discrete alias terputus dari fakta hari ini. Apabila bayangan masa depan sudah didapat, ia akan melakukan sesuatu di hari ini agar bisa mencapai apa yang dibayangkannya.
Pak Pras membayangkan sebuah creative mining yang belum terbayang 12 tahun lalu dan ia mulai membangun kompetensi engineering yang kuat pada 1993. Kemampuan engineering ini suatu saat bisa dijual sebagai produk unggulan yang melekatkan pelanggan pada produk utamanya yaitu mining contracting.
Kedua, sang pembaharu selalu berusaha mengkonversi noncustomer menjadi customer (NONCUSTOMER CONVERSION). Fokusnya pada noncustomer menyebabkan gerakan pembaharuannya tak dapat diikuti pesaing tradisionalnya, sebab sumber idenya memang bukan dari sana. Pembaharu tidak berfokus pada pelanggan tradisional. Ia justru berusaha meraih pelanggan baru yang tak akan pernah bisa jadi pelanggan dengan current industry offering. Cemex tidak meluncurkan gaya 4 P baru dalam marketing mix-nya, tetapi justru melakukan value offering baru bagi sebuah komunitas yang tak terbayangkan sebagai calon konsumen yang loyal. Dengan mengambil ide arisan, ia menciptakan pembaharuan bukan hanya bagi industri semen, sistem pemasaran semen, tetapi sebuah pemberdayaan masyarakat yang luar biasa.
Ketiga, sang pembaharu tak berfokus pada persaingan saat ini, tetapi justru berpikir pada NONCOMPETITION ARENA. Kalau para ahli strategi mengajarkan mengubah daya saing dengan satu langkah di atas pesaing dalam memuaskan pelanggan, pembaharu berusaha menciptakan pasar tanpa persaingan. PAMA menciptakan pasar baru dengan pit to port offering serta mining infrastructure consolidation. Cemex menciptakan pasar baru, yakni keluarga yang getol arisan tanpa direpotkan dengan rabat para pedagang ritel.
Oleh karena itu, sang pembaharu saya simbolkan dengan warna biru dari BLUE OCEAN. Sebuah pasar baru yang bebas dari bloody competition dalam red ocean, seperti pemikiran Prof. Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam Blue Ocean Strategy. Indahnya, tatkala sang pembaharu dan perusahaannya mengarungi pasar baru ini, penjualan dan keuntungan ditentukan oleh mereka, bukan oleh pasar, pelanggan, dan pesaing. "You define your own rational profit". What a wonderful world.
Jawara #5 : Sang Penuai (The Harvester)
Strike when the steel is still hot. Begitulah motto penuai yang melihat kesempatan emas jarang datang dua kali. Sewaktu Digital diakuisisi Compaq, banyak yang mencibir sang CEO dan menganggapnya gagal. Begitu juga sewaktu Michael Capellas merelakan Compaq diakuisisi Hewlett-Packard (HP), banyak yang menganggap Carly Fiorina amat cemerlang. Pendiri HP yang menentang dianggap punya vested and conflict of interest dalam mengevaluasi transaksi itu. Semua berpihak kepada Carly. Namun, tak sampai satu dekade, yang terjadi sebaliknya. Sang penjual menang dan pihak pembeli harus menuai hujan kritik. Sinergi yang diharapkan mendatangkan hujan emas ternyata tak menunjukkan hasil yang sesuai dengan rencana akuisisi. Akibatnya, sang pembeli yang pernah dianggap ikon, harus hengkang dari kursinya. Carly boleh meratapi nasibnya dan Michael Capellas tersenyum lega karena bisa menunaikan tugas penuaian yang berhasil bagi pemegang saham Compaq saat itu—walau secara faktual tak ada yang mau mengakui.
Sang Penuai selalu berbenturan dengan Sang Pembangun dan Sang Pembaru. Dalam jual beli perusahaan, selalu ada pihak yang berminat menjual karena melihat kondisinya sudah peak dan sangat bagus untuk dijual. Di pihak lain, ada yang melihat kondisi yang sama sebagai good bargain to buy. Sejarahlah yang akan membuktikan mana yang lebih jago: penjual atau pembeli. Sudah tentu dengan ceteris paribus faktor abnormalitas lingkungan politik dan nonekonomi lainnya.
Penjualan saham start up dot com pada awal 2000-an menunjukkan bahwa penjual yang menang. Ia penuai yang canggih, sedangkan pembeli umumnya hanya melihat bangkai yang sudah kurus kering. Kisah sukses era ini hanya menyisakan beberapa perusahaan yang masih kuat sampai kini, seperti eBay, Yahoo!, Amazon, dan Google. Ribuan lainnya tinggal kenangan yang mahal harganya.
Setidaknya ada tiga karakteristik dasar seorang penuai yang mumpuni.
Kala kesempatan muncul dan yang lain masih menimbang alternatif lain, seorang penuai sudah beraksi: membanjiri pasar dengan produknya atau menjual dengan harga sedikit miring asal cepat karena tren mengarah ke declining. Sewaktu mode customer satisfaction sedang in, Frontier menggebrak pasar dengan konsultasi, buku, dan pencanangan “Hari Pelanggan Nasional” secara besar-besaran. Bagi saya, aksi Handi Irawan adalah sang penuai yang jitu. Jika tidak, ia akan kehilangan momentum karena program seperti itu tak akan bertahan lama. Tiruan akan muncul dalam waktu yang sangat singkat.Sinetron Winter Sonata buatan Korea Selatan, yang lebih populer di Jepang dan di Indonesia dibandingkan di negaranya sendiri, adalah fenomena penuaian yang sistematis. Seluruh tempat syuting yang dieksploitasi habis-habisan dengan biaya promosi hingga tujuh digit dalam dolar AS ternyata menuai hasil yang menghebohkan. Pariwisata film menjadi primadona Korea waktu musim panas atau dingin. Begitu juga kelompok musik F4 yang mendompleng kepopuleran raga dan wajah dalam sinetron, dituai habis-habisan oleh sang produser. Mereka tahu, waktu untuk kelompok musik pas-pasan ini amat singkat. Ternyata sang penuai benar. Tak lebih dari lima tahun, tuaian selesai. Tidak banyak sisa yang bisa diharapkan dan berarti ia harus menuai ladang lain yang sudah menguning.
Kedua, seorang penuai umumnya bersikap generous dan tidak penny wise and pound foolish. Artinya, penuai umumnya berorientasi pada hasil besar, bukan pada biaya yang paling efisien. Kala harga batu bara sedang membubung, penuai akan memaksimalkan hasil dengan target produksi yang maksimal dibandingkan berkonsentrasi pada efisiensi biaya produksi yang termurah. Bahkan ada seorang pengusaha yang langsung menandatangani kontrak lima tahun dengan harga 20% di bawah spot. Mengapa? Sambil tersenyum ia menjawab, masa keemasan tidak lama. Lebih baik secure long term contract dengan fixed rate dibandingkan spot rate hunter. Setahun kemudian harga spot meluncur dari kisaran tertinggi US$55 menjadi sekitar US$46. Ia penuai yang jitu.
Ketiga, penuai tahu mana yang tuaian dan mana yang masukan. Ia tahu betul mana yang harus dikorbankan untuk mendapat keuntungan tuaian yang mengalir terus. Artinya, secara arif ia pandai memilah mana yang input revenue driver dan mana yang following business driver. Bagi perusahaan yang produknya adalah mesin produksi, seperti alat berat di sektor pertambangan, alat transportasi di perusahaan jasa angkutan, dan alat-alat produksi pada umumnya, input revenue driver-nya adalah penjualan unit. Apabila dalam usia produktifnya unit tersebut memerlukan operating cost, seperti biaya part & service lebih dari satu kali dibanding owning cost, maka penuai akan konsentrasi pada operating related revenue. Ia biasanya mengorbankan margin penjualan unit agar bisa menguasai pasar dan hasil tuaiannya adalah part & service sepanjang usia ekonomis alat dengan margin yang pantas. Contoh klasik lainnya adalah penjualan majalah yang free atau harga sangat murah karena objeknya adalah pemasukan dari iklan dan merchandise lain yang lebih atraktif. Majalah kawasan Kelapa Gading ataupun majalah bisnis seperti CIO dan Corporate Finance yang gratis tetap menyisakan hasil yang lumayan bagi penerbit dari pemasukan iklan.
Penuai memang sering disalah-mengerti oleh kolega atau pemegang saham. Di satu sisi, ia sering disebut opportunist, di lain sisi, ia juga diharapkan menjadi destroyer yang mampu menguasai lapangan dalam waktu singkat. Itu sebabnya dia saya simbolkan sebagai jawara si nila atau INDIGO, karena memiliki dua sisi mata pedang yang hasilnya baru diketahui beberapa saat kemudian. Kalau sukses berarti ia menuai madu, kalau gagal ya menuai racun.
Setiap perusahaan selayaknya memiliki pemimpin yang mempunyai sifat penuai. Ia mampu melihat kesempatan dan kecepatannya menuai sangat berarti bagi optimalisasi keuntungan perusahaan. Namun, apabila penuai terlalu dominan, perusahaan mengarah ke opportunist yang dalam banyak hal bisa berakibat fatal. Ini bahaya yang harus diwaspadai.
Jawara #4 : Sang Penajam (The Sharper)
Kedua, pengusaha yang berpikir sebaliknya. Justru saat harga tinggi, ia melakukan eksplorasi yang sulit dengan stripping ratio yang tinggi, yang pada harga wajar tidak layak tambang. Fokusnya adalah memanfaatkan masa keemasan dengan penambangan yang tak mungkin dilakukan pada masa normal, dengan biaya sekitar US$40 per ton. Harapannya, pada harga normal dan paceklik, ia masih mampu melanjutkan usaha karena batu bara dengan biaya US$20 per ton masih disimpannya sebagai cadangan. Pengusaha macam ini menanam masa depan kala hujan berkah sedang turun deras. Penekanan pada Maximization of Cost bisa dibebankan karena harga tinggi, dengan tetap mempertahankan keuntungan yang wajar (Marginalization of Benefit).
Ketiga, kompromi dari dua tipe tadi. Harga tinggi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan mengeksplorasi cadangan yang murah dibarengi dengan cadangan yang tak layak tambang pada harga normal. Campuran keduanya akan menghasilkan biaya yang optimal dengan penghasilan yang optimal pula (Optimalization of Resources and Return).
Tipe pertama adalah gambaran seorang Jawara #5 : Sang Penuai (The Harvester), yang mewakili 30% dari populasi. Tipe ketiga adalah gambaran Jawara #7 : Sang Pelaksana (The Operator ), yang memiliki pengikut sekitar 60% dari populasi. Tipe kedua inilah Jawara #4 : Sang Penajam (The Sharper), yang mewakili hanya 10% dari populasi.
Seorang Penajam konsisten dan fokus pada pengembangan bisnis yang berkesinambungan. Tak ikut "aji mumpung" kala bisnis sedang bullish, tidak kalut dan melakukan short cut kala bisnis bearish. Fokusnya adalah memperkuat landasan dan struktur perusahaan agar menghasilkan tatanan bisnis yang kian kuat, tajam, sehat, kompetitif, serta mengakar ke pelanggan dan pemasok.
Kalau ia mendapat windfall profit, fokus utamanya bukan pada penambahan bisnis baru (diversifikasi), melainkan terus memperkuat bisnis inti dengan intensifikasi yang berkesinambungan. Ia mempertajam daya saing dengan investasi pada teknologi, yang membuat perusahaan berada satu langkah ke depan, terus dilakukan.
The Sharper sangat kritis dengan proses, bukan pada hasil kinerja keuangan. Ia yakin, apabila proses dilakukan dengan benar, hasil adalah akibat, bukan tujuan yang harus dikejar. Proses bisnis yang mantap dan kompetitif menjadi fokus perhatiannya.
Setidaknya ada lima strategic initiatives yang selalu berada dalam radar pengawasan pemimpin tipe ini.
- Penajaman terhadap pengelolaan hubungan dengan pelanggan (Customer Relationship Management). Konsentrasi kepada pelanggan yang memberikan kontribusi 80% terhadap pendapatan (revenue driver customer) dan 80% keuntungan (profit driver customer) adalah matriks cockpit yang terus diawasinya.
- Terus melakukan efisiensi dan efektivitas mata rantai penyediaan barang dan jasa (Supply Chain Management, SCM), sehingga memiliki daya saing global.
- Mencari upaya pengelolaan kemampuan manufaktur (Manufacturing Capability Management) yang mencapai Six Sigma pada keluaran dan biaya.
- Mengawasi secara saksama Product Lifecycle Management sehingga terus mampu meluncurkan produk baru dan merevitalisasi produk lama, sehingga tetap berada pada paro kedua dari sigmoid curve-nya.
- Terus mengupayakan keunggulan kompetitif pada pengelolaan kemampuan teknologi (Technology Capability Management) yang mandiri dan tak bergantung banyak pada pihak lain.
Lima inisiatif itu berpijak pada konsep pengembangan SDM yang dipimpinnya sendiri. Penajam tak pernah mendelegasikan tugas ini ke direksi lain. Ia adalah pemimpin bisnis sekaligus pemimpin pengembangan human capital perusahaan.
Itu sebabnya saya memberi simbol sebagai si Hijau, GREEN FIELD . Artinya, The Sharper akan selalu kritis pada proses dan model bisnis agar menghasilkan suatu tatanan yang siap tumbuh dan berkembang, dan mampu melakukan lompatan setiap saat. Green field terus diupayakan agar dapat memberi makan domba kala musim pancaroba. Green field strategy menjamin keunggulan daya saing dengan pesaing tradisional, pesaing komplementer, dan pesaing "kagetan" yang hanya mempunyai satu peluru, yakni banting harga.
Salah satu tokoh bisnis tipe Penajam (The Sharper) sekaligus Pembaharu (Reinventer) adalah T.P. Rachmat, yang akrab dipanggil Teddy. Mantan pemimpin Grup Astra ini tak kenal kompromi dalam soal proses, tetapi masih memberikan toleransi pada hasil keuangan. Dalam memimpin Astra, penajaman pada lima aspek tadi dilakukannya secara konsisten. Mereka yang tak dapat mengikuti pola pikirnya menjulukinya sebagai pemimpin dengan gaya management by best seller books. Adapun yang mampu menangkap visi bisnisnya mengaku sebagai "murid", dan ia disebut sebagai "guru", "empu", dan "mentor" yang mumpuni. Ia memimpin dengan hati.
Karyanya sebagai "The Sharper of Astra" tak akan lekang oleh umur. Sebut saja inisiatif Total Quality Management yang dicanangkannya tahun 1983, sampai sekarang masih terus menjadi alat kerja yang ampuh. Kelompok Mutu Terpadu (QCC) dan Program Pengembangan Ide (Sugestion Idea), yang pada banyak perusahaan sudah tinggal sebagai sejarah, masih terus bergulir hingga kini. Penajaman pada SCM dengan penataan Value Chain bisnis otomotif dari manufaktur, penjualan dan distribusi, sampai ke lembaga pembiayaan dan asuransi, adalah hasil karyanya bersama seluruh tim, yang terus dipertajam oleh para penerusnya.
Secara jumlah, bidang bisnis Astra makin kecil. Namun, secara kualitas, makin tajam dan kuat. Tak heran jika Astra banyak mendapat penghargaan dalam lima bidang tadi. Seorang rekan sempat bergurau dengan mengatakan, kalau Astra tidak mendapat penghargaan sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia pada salah satu aspek sistem manajemen, yang salah adalah kriteria dan jurinya. Jelas ini sebuah canda yang patut diresapi para pemimpin lainnya.
Jawara #3 : Sang Pembangun (The Builder)
PCS umumnya bersikap meniru. Kalau tren bisnis properti sedang cerah, ia segera merumuskan proyek properti dengan mimpi dan desain seadanya. Sewaktu bisnis internet sedang "in", seperti 1999-2000, mendadak ia dirikan lima perusahaan berbasis internet. Kala harga batu bara meningkat tiga kali dalam tiga tahun terakhir, ia sibuk mencari konsesi kuasa pertambangan.
PCS hanya punya satu tujuan: cepat realisasikan agar segera menikmati kondisi "bubble". Ia tak berpikir apakah memiliki kompetensi atau tidak. Fokusnya hanya menggunakan kesempatan jangka pendek, bukan untuk jangka panjang. Segera setelah mendapat keuntungan, bisnisnya akan dijual ke pengusaha lain. Keuntungan dan arus kas jangka pendek menjadi economic driver-nya.
Dalam pengamatan saya, tipe ini mendominasi banyak pengusaha karbitan. Seseorang yang baru loncat dari profesional menjadi pengusaha banyak yang di-"drive" oleh sikap ini. Kalau ada turbulensi ekonomi dan tsunami bisnis, bangunannya cepat roboh dan nyaris tanpa bekas. Bisnisnya hanya seumur jagung. Atau, kalau bertahan pun kinerjanya begitu-begitu saja.
Tipe 2 : The Intent Builder,
Kredo PB2L adalah: "Why on earth would I settle for creating something mediocre that does little more than make money, when I can create something outstanding that makes a lasting contribution as well?". Ada tiga ciri PB2L.
Pertama, membangun dari mimpi dan ide BESAR, merancang dengan TELITI, dan mulai dari fondasi yang TERSULIT. PB2L menggali tanah sampai menemukan the real bed rock untuk fondasi bisnisnya. Bed rock bagi industri manufaktur adalah inovasi dan pengembangan produk. Bagi industri jasa, selain inovasi dan pengembangan jasa, juga service attitude dari segenap karyawan merupakan sikap yang tak boleh kompromi. Bagi industri pertanian dan perkebunan, penguasaan teknologi benih, teknologi tanam, dan pascapanen adalah mutlak. Bagi industri distribusi, ia harus memiliki perjanjian yang kuat dengan manufaktur, jaringan fisik, dan pelanggan.
Menggali, menemukan, memoles, dan mempertahankan bed rock merupakan tugas utama PB2L, tak bisa didelegasikan. Ini harus diupayakan secara konsisten sehingga didapat "the strongest position to lay the business at". Ini eksplorasi dan pembangunan fondasi "business game and drivers" yang di atasnya akan dibangun kompetensi operasional lanjutan.
Kedua, setelah menemukan fondasi, pembangunan struktur di atasnya, yang merupakan Core Competence, harus diawasi sampai ke proses yang sekecil-kecilnya, tanpa mengabaikan hal kecil yang dapat membahayakan di kemudian hari, dan harus tuntas sebelum melangkah ke proses selanjutnya (The Dot Core). Pembangunan Core (inti kompetensi dan pengembangan SDM) ini harus dengan ketelitian maksimum, tuntas tanpa ada kesalahan yang diketahui sampai saat itu--meski tak mungkin manusia membangun secara sempurna. Pembangunan Core harus diawasi sesempurna mungkin dengan kondisi teknologi, pengetahuan, dan keuangan yang ada saat itu.
The Dot Core bagi industri distribusi adalah supply chain logistics dari pabrikan ke pelanggan. Bagi industri pertambangan, proses operasi dari Pit (tempat penambangan) ke Port (pelabuhan) harus dalam kondisi prima. Bagi industri kertas dan kayu lapis, ketersediaan bahan baku dan pencemaran lingkungan penting untuk diawasi. Bagi industri TI, delivery dan implementasi harus terus ditingkatkan.
Ketiga, sambil membangun internal perusahaan, ia juga membangun hubungan bisnis yang kuat dengan pihak luar, yang bisa dijadikan jangkar pertumbuhan di masa mendatang (The Anchor Points). Anchor tenants, consumers, dan customers harus diikat kuat lewat pemilahan produk dan pelayanan yang berbeda dengan pelanggan biasa. Pembangunan segmentasi pelanggan, segmentasi pelayanan, dan pola operasi yang customized terhadap target market menjadi amat penting. Demikian pula pemasok jangkar, distributor jangkar, dan peritel harus dibenahi satu per satu agar mereka menjadi kuat, sehingga bisa berbisnis dengan perusahaan.
Dua tipe pembangun ini selalu ada dalam setiap manusia. PCS merupakan pengejawantahan dari sikap kedagingan yang lemah apabila melihat ada kesempatan yang diduga hanya sekali terjadi (flesh driven attitude). Sementara itu, PB2L adalah manifestasi sikap kejiwaan yang lebih tenang dengan wawasan jangka panjang dan lebih mantap (spirit driven attitude). Itu sebabnya jawara ini saya simbolkan dengan YELLOW LAMP (Lampu Kuning) atau YELLOW bIRD (Burung Kuning). Artinya, kerja keras, pintar, dan pantang menyerah, tetapi masih mempertahankan aspek kehati-hatian yang terkalkulasi dengan baik.
Lampu kuning berarti jangan terlalu lambat (bisa ketinggalan kereta dan kesempatan karena paralyzed by analysis dan ketidak-beranian menghadapi risiko). Namun, lampu kuning juga bisa berarti harus segera melambatkan diri atau hancur akibat terlalu cepat dan instan. Ini adalah keseimbangan sikap kedagingan dan kejiwaan. Sayangnya, banyak yang terperangkap dengan sikap kedagingan, sehingga tak menghasilkan karya nyata yang "built to last". Roh memang penurut, tetapi tubuh sering lemah.
Jawara #2 : Sang Perancang (The Architect)
Bukan hanya itu. Merancang mimpi King dan Kelleher soal "highest quality of customer service delivered with a sense of warmth, friendliness, individual pride, and company spirit", Muse memasang musik disko, bel berbunyi lucu, serta seragam kru yang tidak konvensional. Kala itu, rancangan tersebut menjadi semacam pelecehan bagi pelanggan yang biasa menggunakan jasa maskapai penerbangan lain yang konvensional.
Tahun 1977, SA sudah menerbangkan 5 juta penumpang dan Muse menorehkan tonggak sejarah baru dengan membawa SA menjadi perusahaan terbuka di New York Stock Exchange (Kode: LUV). Setelah itu, pada 1978, Muse turun sebagai president. Dia merasa tugasnya sebagai The Architect sudah selesai.
Ciri-Ciri The Architect
Perancang mempunyai ciri yang sangat berbeda dengan enam tipe jawara lainnya.
- Ia piawai membuat konklusi atau insight dari permasalahan yang rumit.
- Mampu menggambarkan persoalan yang kompleks dengan diagram alir atau framework of thought yang mudah dicerna.
- Mampu menggabungkan ide dari berbagai sumber untuk mendukung pola pikir yang hendak dikembangkannya dalam bentuk sintesis yang sistematis.
- Mampu mempresentasikan karyanya dengan teknik, metode visualisasi, dan kata yang sangat menarik.
- Mampu mendengar, melihat, dan merasakan serta mengambil konsep konvergensi dengan cepat.
Mempunyai kemampuan networking yang baik sebagai resource person untuk menggali idenya. Ketujuh, menyenangi alam dan sering memberikan contoh tentang alam dalam setiap arahan, pidato, atau presentasi.
Di sisi lain, seorang Perancang umumnya individualis dan egosentris, karena banyak mendengar kata hati dan pikirannya sendiri. Ini paradoksal yang sering dihadapinya. Ia senang menggabungkan ide orang lain, tetapi tatkala sudah meramu dan menyajikannya, sangat sulit untuk diberi masukan.
4S sebagai Titik Tolak Rancangan
Meminjam pendekatan McKinsey, Perancang dapat merumuskan cetak biru dengan menjabarkannya dalam kerangka 4S (dari 7S yang populer itu).
#1 Shared value. Perancang harus mulai dengan memformulasi akar dari mimpi The Dreamer, yakni berupa shared value yang harus menjadi pegangan dan fondasi pembangunan bisnis selanjutnya. Ini fondasi utama yang merupakan pangkal kokohnya sebuah bangunan bisnis. Bagi Grup Astra, shared value itu berupa Catur Dharma. Bagi Bill Polard, pendiri The Service Master Company, sebuah perusahaan jasa pembersihan beromzet US$3,6 miliar dengan kapitalisasi pasar US$3,9 miliar, shared value-nya adalah "To honor God in all we do". Mantan pembalap yang flamboyan tapi rendah hati, Norm Miller, yang juga pemilik Interstate Battery Inc., menulis dengan tegas nilai dasar perusahaannya: "To glorify God as we supply our customers world wide with top quality, value priced batteries". Bagi Grup Garudafood, fondasinya berasal dari keyakinan pendirinya, yakni "Sukses itu lahir dari kejujuran, keuletan, dan ketekunan yang diiringi doa".
#2 Strategy. Perancang yang lihai mampu menuangkan rancangan yang berbeda dengan yang ada di pasar. Dalam bahasa W. Chan Kim dan Renee Mauborgne pada bukunya Blue Ocean Strategy, Perancang harus mampu membuat strategy canvas dengan empat kerangka aksi, yakni reduce, create, raise, dan eliminate di atas standar industri yang ada. Inilah inti rancangan aksi yang harus dipahami oleh The Builder dalam pembangunan selanjutnya.
#3 Structure. Perancang harus memikirkan struktur bisnis dan organisasi yang cocok dengan strategy dan shared value. Bagi SA, struktur organisasi yang ramping terus diupayakan agar bisa mendorong kreativitas dan inovasi karyawannya, bukan semata-mata untuk menekan biaya. Struktur sentralisasi pengelolaan SDM di Astra untuk mendukung keyakinan bahwa Astra adalah suatu kesatuan unit yang diharapkan dapat menggalang kerja sama antar-tim eksekutif di lingkungan bisnisnya, sesuai dengan Catur Dharma.
#4 Staffing. Perancang harus mampu merumuskan karyawan seperti apa yang cocok mengawaki shared value, strategy, dan structure yang dirancangnya. Ini harus sesuai dengan jiwa ketiga S tersebut, kalau tidak maka akan terjadi penyimpangan implementasi. Misalnya, Singapore Airlines selalu mencari "kapten" dan bukan pilot. Seorang kapten adalah pemimpin. Ia harus tahu seluruh aspek penerbangan agar pelanggan puas, bukan hanya aspek teknis pesawatnya saja.
Oleh karena kemampuannya dalam membuat sesuatu yang kompleks jadi mudah, yang sulit dipahami jadi gamblang, yang khayal menjadi kasat mata, saya memberi simbol sebagai si Jingga (Orange Juice Leader) yang melambangkan gairah yang meluap untuk mencipta sebuah karya yang membahana. Jingga adalah warna yang menjadi simbol "endurance and solidity". Endurance seperti jeruk yang memperkuat daya tahan tubuh. Karya Perancang memberikan endurance untuk ide Pemimpi agar langgeng di perjalanan. Adapun solidityatau ketahanan dan kemantapan menggambarkan rancangan yang sangat lengkap, karena telah mempertimbangkan banyak aspek.
Sang Perancang akan sangat kompak berduet dengan tipe Pemimpi. Ini adalah dwitunggal yang kokoh. Sebaliknya, apabila Perancang menjadi leader, biasanya ia akan harmonis berduet dengan The Builder atau Operator, tetapi konflik dengan The Dreamer, The Shaper, The Harvester, maupun The Reinventer yang menjadi bawahannya. Perancang memang unik. Ia sangat dibutuhkan, tetapi biasanya hanya dalam waktu singkat. Ia harus berani memberikan posisi dan tanggung jawab kepada The Builder maupun The Shaper. Kalau tidak, ia akan berubah menjadi the killer builder yang membuat kalut pengelolaan selanjutnya. Perancang harus tahu kapan mesti turun. Muse sadar, kala rancangannya sudah selesai, ia harus menyerahkan tongkat estafet ke pemimpin dengan tipe berikutnya. Ini yang sulit dilakukan, bukan?
Jawara #1: Sang Pemimpi (The Dreamer)
Makin tambah usia, pertanyaan itu kian sulit dijawab dan biasanya nilai mimpinya sudah makin melorot. Makin dewasa, jawaban kian membumi, dan malah realistis, bukan mimpi. Itu terbukti dari hasil wawancara saya dengan para lulusan perguruan tinggi atas pertanyaan "Apa posisi paling tinggi yang Anda perkirakan bisa Anda capai di perusahaan ini?" Lebih dari 80% lulusan, baik dalam maupun luar negeri, menjawab manajer atau general manager. Kurang dari 1% yang berani menjawab menjadi presiden direktur. Angka ini membuktikan, makin dewasa, banyak orang kehilangan keberanian untuk mengungkapkan mimpinya, bukan karena mereka tak punya mimpi.
Disadari atau tidak, dunia ini sebenarnya digerakkan dengan cepat oleh The Dreamer (Pemimpi). Ia membayangkan sesuatu yang jauh ke depan, yang bagi banyak orang itu hanya dongeng bocah. Pemimpi berbeda dengan Pengkhayal. Pemimpi punya gairah untuk membuat mimpinya jadi nyata. Apa yang dibayangkannya dibarengi dengan merencanakan tindakan, termasuk mengubah secara evolusi atau revolusi, guna membuat mimpinya menjadi nyata. Sedangkan Pengkhayal, ia hanya bermimpi, tak melakukan tindakan apa pun.
Empat Pendekatan Cara Bermimpi
Pemimpi yang menjadi jawara adalah seorang yang secara terprogram dan konsisten berusaha mewujudkan mimpinya dalam tindakan sehari-hari. Langkah pertama adalah merumuskan mimpi dan menguji validitasnya dengan intuisi dan keberanian karena hanya disertai sedikit data pendukung--itu pun kalau ada. Dalam merumuskan mimpinya, biasanya ada empat pendekatan.
Pertama, pendekatan pemberontakan (Rebellious Approach). Mimpi diciptakan karena melihat kondisi sekarang tidak kondusif bagi dirinya. Ia akan melawan kemapanan yang dianggapnya biang keladi kelambanan perubahan. Ia akan melawan status quo. Gerakan open source adalah contoh mimpi untuk melawan dominasi Microsoft.
Kedua, pendekatan ingin membuat terobosan baru agar mencapai standar kinerja yang lebih baik, lewat inovasi, invention, atau quantum leap yang konsisten (Breakthrough Approach). Asosiasi atletik internasional geram melihat ketidakmampuan para atlet memecahkan rekor di bawah 4 menit untuk jarak 1 mil. Sejak dicanangkan mimpi itu, para kontributor seakan tertantang. Garis penghalang harus dihancurkan. Ketika pada 1947 rekor tersebut pecah, tahun itu pula ada empat orang yang mampu memecahkan rekor secara terus-menerus.
Guy Laliberte, mantan street performer dengan akordeon, harmonika, dan harpa, yang pada usia 18 tahun mangkal di Hyde Park, London, setiap malam bermimpi melakukan terobosan di dunia sirkus tradisional yang hanya mengandalkan binatang, pelawak, dan akrobat, tanpa tema dan kesinambungan cerita. Cirque du Soleil digagasnya dengan menggabungkan tema, tari, balet, media teatrikal di tempat permanen dengan bayaran US$90 per tiket. Setelah 20 tahun ia mampu menghasilkan US$650 juta dengan 7 juta penonton setahun. Dari delapan tema produksinya, tiga dipentaskan di Las Vegas, yakni Mystere, O, dan Zumanity, yang ditonton 9.000 orang setiap malam, atau sekitar 5% dari turis yang mampir di sana. Satu lagi akan dimainkan di MGM Hotel Las Vegas akhir tahun ini, dan satu lagi akan ditayangkan di Tokyo Disney Land.
Ketiga, pendekatan visioner dengan memimpikan sesuatu yang seharusnya terjadi di masa depan untuk membuat hidup manusia lebih baik (Foresight Approach). Mimpi ini berusaha mempercepat manusia mewujudkan his fullest potential. Bill Gates dan Paul Allen, misalnya, pada 1975 mendirikan Microsoft dengan mimpi dan keyakinan bahwa "the computer would be a valuable tool on every office desktop and in every home". Rollin King dan Herb Kelleher yang memimpikan "The speed of a plane at the price of a car, whenever you need it, and make darn sure they have a good time doing it, people will fly your airline". Jadilah Southwest Airline yang menerbangkan 65 juta pelanggan per tahun dengan 2.800 kali penerbangan per hari di 59 kota, 60 bandara, di AS.
Keempat, pendekatan pewahyuan atau wangsit (Revelation Approach). Kisah Josef di Kanaan adalah soal pemimpi yang mendapat wahyu memimpin Mesir guna menyelamatkan bangsa Israel dari kelaparan. Semua nabi dan rasul akan bermimpi berdasarkan konsep pewahyuan. Dan banyak pula "nabi" di kalangan pebisnis yang mendapat wahyu untuk melakukan sesuatu yang dia yakini secara rasional tidak mungkin, tetapi dia tetap melakukannya.
Keberanian Menjadi Jawara Pemimpi
Faktor yang sangat penting, selain perumusan mimpi yang sudah diuji, adalah COURAGE atau keberanian untuk berjalan di atas mimpi, dengan segala risikonya. Itu sebabnya saya gambarkan The Dreamer sebagai seorang yang harus memiliki RED BLOOD. Artinya, berani mempertaruhkan segalanya, kalau perlu sampai titik darah terakhir, untuk mewujudkan mimpinya. Tiga langkah yang sering harus dilakukan Pemimpi untuk mewujudkan mimpinya:
Pertama, berani menyatakan mimpinya, sehingga menjadi semacam mantra atau sugesti yang "self fulfilling prophecy". Risiko ditertawakan orang, dibenci kawan dan lawan, dan dilabel sebagai manusia aneh, harus siap ditanggungnya. Dengan sering dikatakan, dipikirkan, dan divalidasi, mimpinya akan makin jelas, lengkap, dan sahih.
Kedua, berani merumuskan target yang jelas dan spesifik, sehingga menjadi pressure untuk harus melakukannya dengan segera. Kadang kala ini tak didukung dengan feasibility study, past data analysis, apalagi dengan benchmark. Semua serba baru. Targetnya adalah kedalaman mimpinya, bukan pada analisis lulusan MBA dan Corporate Business Development Team. Target ini menjadi semacam belief dan dogma.
Ketiga, berani berjuang sampai titik darah terakhir dan tak ada point of return. Break the Jar, sebagaimana dilakukan Guy Laliberte, yang tak pernah puas hanya duduk di sidelines.
Melihat tuntunan dan tuntutan tersebut, memang tak banyak orang yang siap jadi jawara Pemimpi. Bukan karena tak punya mimpi, tetapi ketakutan yang menyebabkan mimpi yang indah hanyalah lukisan abstrak untuk dikenang sendiri. Seperti Dennis Waitley yang mengatakan, "If you think you can, you can. If you think you can't, you can't." Mau jadi jawara Pemimpi atau Pengkhayal?
Selasa, 27 November 2007
Be-Do-Have
#1 Be (Menjadi) : Kita harus mengubah pola pikir diri kita agar selalu ke arah kesuksesan. Kita perlu bermimpi dan belajar dari banyak hal. Di dunia ini ada milyaran oarang, namun mengapa hanya sedikit yang sukses? Hal yang paling mendasar adalah karena banyak orang tidak mau mengubah paradigma dalam hidupnya bahwa dia berhak sukses. Sukses adalah pilihan. Kita bisa memilih sukses atau tidak. Andre Wongso, salah seorang motivator terkenal di Indonesia, pernah mempertegas lagi hal ini bahwa sukses adalah kepastian karena kita semua pasti jika ditanya, maka semuanya menjawab ingin sukses. Tahukah anda bahwa banyak orang memenangkan lotere jutaan dolar, namun pada akhirnya dia tetap miskin. Mengapa ? Karena dia tidak mengubah pola pikir (mindsetnya).
#2 Do (Melakukan) : Kita harus melakukan tindakan nyata agar bisa terealisasi. Hanya menjadi pemimpi dan belajar saja tidaklah cukup karena diperlukan tindakan. Seorang pemimpi (dreamer) tetaplah pemimpi jika dia tidak bisa mengambil tindakan. Belajar saja tidak cukup, mulai lakukanlah dulu dengan langkah-langkah kecil. Yang terpenting bukannya seberapa jangkauan tiap langkah kita, namun seberapa banyak jumlah langkah yang kita tempuh. Lakukanlah dulu dengan langkah-langkah kecil namun banyak daripada satu langkah besar saja. Tetangga saya yang dulunya tukang becak yang biasa mengantar saya sekolah, kemudian akhirnya menjadi pengusaha bakso yang sukses dan mempunyai rumah tingkat, serta menjadi orang kaya di desa saya. Itu karena dia mempunyai tekad dan bekerja keras untuk menjadi orang sukses.
#3 Have (Mempunyai) : Kita baru bisa mempunyai sukses kalau kita telah menjadi dan melakukan hal-hal untuk menuju kesuksesan. Setelah punya mimpi dan belajar, kemudian kita melakukan hal-hal nyata untuk menuju sukses, lalu pada akhirnya kita akan menjadi orang sukses.
Ingatlah selalu akan sinergi 3 langkah penting yang harus kita terapkan agar kita sukses, yaitu Be-Do-Have (Menjadi-Melakukan-Mempunyai).
Jumat, 23 November 2007
7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif
Kamis, 22 November 2007
Keladi Tikus : Obat kanker !
----- Original Message -----
From: Irwan Julianto
To: Manager.Indonesia@mailjkt2.centrin.net.id
Sent: Wednesday, December 20, 2006 9:55 AM
Subject: [Manager-Indonesia] Keladi Tikus : Obat kanker !
Tolong diforward untuk yang membutuhkan, sepertinya ini jalan keluar bagi penderita kanker.
Kanker tidak lagi mematikan.
Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "keladi tikus"(Typhonium flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 sentimeter ini hanya tumbuh disemak yang tidak terkena sinar matahari langsung.
"Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs. Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia. Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H. Teo,Dip Agric M,BSc Agric(Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia,Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, & berbagai negara di dunia.
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah.Ketika itu,istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel,Red)untuk
menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut. "Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang keMalaysia untuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada disebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul "Cancer, Yet They Live" karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak Jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang keIndonesia," kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr.Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi.
Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk di minum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanama tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya mendapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu. Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal,"lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya."Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta," kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi.
Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali."Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr.Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. Kemudian Dr.Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.
Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos,ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan dibuku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. "Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar di luar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang kesini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.
Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambilmenunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif. Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr.Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr.Teo diPenang, Malaysia. Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya dimasukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker.
Dari pembicaraan mereka, Dr.Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No.5,Jakarta, telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.
Jenis-jenis Investasi di Reksadana
Mengembangkan Strategi Investasi Portofolio yang Jitu
SELECT TOPIC (Just Click) :
- BOOK (36)
- BUSINESS - HOW TO ATTACK COMPETITOR (18)
- BUSINESS - HOW TO DEVELOP HUMAN RESOURCES (12)
- BUSINESS - HOW TO SELL TO CUSTOMER (11)
- BUSINESS - HOW TO START AND BUILD (21)
- FINANCIAL PLANNING (23)
- INVESTMENT - PORTFOLIO (5)
- INVESTMENT - PROPERTY (6)
- LOVE AND FRIENDSHIP (36)
- MINDSET (76)
- SAVE OUR WORLD (16)
- WHITE SWAN BIMBINGAN BELAJAR (11)
- WHITE SWAN ONLINE STORE (32)